Utang India dan Indonesia termasuk paling berisiko di kelompok negara Asia, seiring kejatuhan nilai tukar mata uang kedua negara dalam bulan-bulan terakhir dan porsi cadangan devisa yang digunakan untuk pembayaran utang luar negeri.

Hal tersebut diungkapkan Moody’s Investors Service dalam rilis Indeks Kerentanan Eksternal, seperti diberitakan Bloomberg, Selasa (29/5).

Dijelaskan lembaga pemeringkat utang global itu, bahwa Indeks Kerentanan Eksternal adalah rasio utang jangka pendek, jatuh tempo utang jangka panjang, dan dana simpanan non-warga negara selama satu tahun yang dihitung sebagai proporsi dari cadangan devisa.

Dengan hitungan itu, Indonesia berada di posisi ketiga negara paling berisiko di Asia, dengan Indeks Kerentanan Eksternal sebesar 51 persen, sedangkan India di posisi kedua dengan risiko 74 persen. Adapun negara Asia paling berisiko adalah Malaysia dengan indeks kerentanan eksternal sebesar 145,5 persen.

“Dampak meningkatnya depresiasi, dan lebih luas lagi pengetatan kondisi keuangan, akan sama besarnya jika dibandingkan dengan taper tantrum 2013,” demikian kata Moody’s dalam rilisnya.