Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

huwallaAvatar border
TS
huwalla
Rizieq Shihab Klaim Ditawari Uang Rp1 Triliun Usai Aksi 212
Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh Front Pembela Indonesia (FPI) Rizieq Shihab mengklaim pernah didatangi utusan pemerintah setelah Aksi Bela Islam 212. Klaim tersebut diungkapkan Rizieq Shihab saat dia berdakwah di depan puluhan jamaah. 

Video dakwah Rizieq Shihab itu kemudian beredar di media sosial dan pesan berantai WhatsApp yang juga diterima CNNIndonesia.com, Senin (28/5). Dalam video berdurasi 13.04 menit itu, Rizieq juga mengaku ditawari Rp1 triliun pasca aksi 212. Namun, Rizieq menolak tawaran tersebut. 

"Supaya bapak ibu tahu pasca 212 saya ditawarkan Rp1 triliun buat bangun pesantren bangun pertanian di gunung sana di sana saya punya tanah 50 hektar saya punya pesantren, perkebunan. Mereka janjikan Rp1 triliun syaratnya satu aksi bela Islam enggak dilanjutkan," kata Rizieq dalam video tersebut. 

Belum diketahui waktu dan lokasi dakwah Rizieq. Diduga pernyataan tersebut dilontarkan Rizieq saat berada di Arab Saudi. Rizieq berada di Arab Saudi sejak pertengahan 2017, sebelum ditetapkan sebagai tersangka dugaan konten pornografi. 

Di Arab Saudi, Rizieq kerap bertemu dengan jamaah umrah dan tokoh politik seperti calon Gubernur Jawa Barat Sudrajat, Politikus Gerindra Andre Rosiade, dan Politikus PDIP Erwin Moeslimin. 

"Saya tolak dan kita tahu saya sampaikan kepada istri, ini mereka biasanya punya ilmu rangkul. Kalau enggak merangkul, pukul. Peluk, kalau nggak mau peluk, gebuk. Hari ini kita mau dirangkul kalau kita tolak sebentar lagi akan datang saatnya kita dipukul dan digebuk," lanjut dia.

Lihat juga:
 Jejak Ngabalin, Hina Jokowi Kerempeng dan Dekat Rizieq Shihab


Rizieq mengaku mempunyai firasat akan dikriminalisasi setelah menolak tawaran tersebut. Firasatnya, kata dia, jadi nyata setelah dua kali menolak tawaran itu muncul berbagai tuduhan yang dilayangkan kepadanya.



"Mulai dari tuduhan Pancasila, soal sampurasun, soal Tuhan beranak bidannya siapa, soal jenderal berotak hansip, soal nyerobot tanah, soal adanya lambang palu arit di dalam uang, dan seterusnya, sampai fitnah chat mesum," terang dia. 

Rizieq berulang kali memimpin Aksi Bela Islam berjilid pada tahun 2016 hingga 2017. Aksi Bela Islam merupakan aksi untuk merespons dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Klaim Rizieq itu dibenarkan oleh Dewan Penasihat Presidiun Alumni (PA) Eggi Sudjana. 

"Infonya ada yang mau sogok Rp1 triliun supaya berhenti berdakwah, hanya saya tidak tahu siapa oknumnya. Dari habib langsung saya tahunya, dia enggak kasih tahu siapa oknumnya," kata Eggi saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Menurut Eggi, video tersebut merupakan video yang sudah lama beredar. Paling tidak, kata Eggi, video tersebut dibuat sekitar Juli tahun lalu, di Mekkah, Arab Saudi. 

Eggi membenarkan orang yang tengah berdakwah dalam video tersebut adalah Rizieq Shihab. 

Ia bilang video itu dibuat saat sejumlah jamaah umrah menyambangi Rizieq dan meminta informasi kepadanya. 

"Penjelasan saja kan banyak yang datang ke dia itu yang umrah-umrah itu yang umrah-umrah pada mau ketemu dia. Info saja sifatnya," terang dia. 

Sementara itu, pengacara Rizieq Shihab, Sugito Atmo Prawiro belum dapat memberikan konfirmasi terkait video tersebut. 

"Saya tanya dulu Habib Rizieq," katanya kepada CNNIndonesia.com

sumber https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180528160622-32-301894/rizieq-shihab-klaim-ditawari-uang-rp1-triliun-usai-aksi-212
emoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewek

0
10K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.