Sudah menjadi kebiasaan sebagai pengingat shalat 5 kali dalam sehari suara adzan dikumandangkan baik dengan atau tanpa pengeras suara, dengan menandakan bahwa waktu beribadah umat islam (shalat) sudah masuk. Orang yang pertama mengumandangkan adzan untuk shalat adalah Bilal bin Rabah.

Bayi yang lahir untuk pertama kalinya dibisiki adzan dan iqomat di masing - masing kupingnya. Demi menjaga keturunan yang salih dan salihah kebudayaan Islam yang satu ini selalu dilaksanakan turun temurun. Siapa yang melakukannya? Boleh siapapun, tapi hendaknya adalah ayahnya. Beda halnya dengan cukuran bayi, setelah 40 hari bayi lahir, mereka diberi nama dan dicukur rambutnya dengan diiringi suara marhaba, setelah upacara cukuran bayi selesai, bayi pun kembali di adzani, biasanya adzan yabg ini dilakukan oleh pemuka agama, serta bayi akan mendapatkan doa yang baik - baik.

Nikmat rasanya jika mengingat masa kecil saat asyik dengan yang lain hujan - hujanan. Beda halnya saat sudah dewasa, begitu hujan langsung cari tempat berteduh karena tak mau kehujanan. Hujan kecil jadi teman, mengindahkan suasana apalagi saat sore pasti hujan jadi pengantar malam yang bikin mager, tapi gimana ceritanya saat ada hujan bercampur angin kencang (badai), sebagian masyarakat islam mengumandangkan adzan untuk memohon bantuan kepada sang khalik supaya hujan dan badai dihentikan atau dipindahkan. Konon, hujan dan badai melanda pada wilayah pemukiman yang sudah tidak lagi penduduknya mengingat nama sang khalik makanya saat hujan badai kencang, hendaknya umat islam mengumandangkan adzan lalu berdoa.

Adzan yang dikumandangkan waktu maghrib saat bulan Ramadhan seakan membuat kebahagiaan yang hakiki, bagaimana tidak? Setelah seharian puasa, menahan lapar dan dahaga semuanya akan hilang diiringi dengan saat berbuka puasa.