Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

soekirmandiaAvatar border
TS
soekirmandia
Terharu Lihat Alat yg Ubah Tinja jadi Air Minum, Wagub Sandi Janji DKI Akan Punya 200
Terharu Lihat Alat yang Ubah Tinja Jadi Air Minum, Sandi Janji DKI Akan Punya 200

2 days ago


Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meresmikan peluncuran PAL Andri Tech System di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja Duri Kosambi, Jakarta Barat, Rabu, 23 Mei 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku terharu ketika meresmikan teknologi Andrich yang dapat mengolah limbah tinja jadi air siap minum dalam waktu setengah jam. 


Apalagi, mesin Andrich ini dikembangkan oleh dua warga Indonesia dengan komponen yang 85 persennya dari dalam negeri. “Hari ini saya terharu. Kalau kita dengar Andrich. 

Wah Andrich ini kayaknya Jerman atau Austria gitu ya. Tahu-tahunya Andri dan Chairunnas, dua putra dari Sumatera Barat kebanggaan kita semua ternyata bisa menciptakan suatu teknologi yang sangat inovatif dan tepat guna,” kata Sandiaga saat meresmikan di IPLT Duri Kosambi, Jakarta Barat, Rabu (23/5/2018) 

Biasanya, PD PAL Jaya butuh waktu tujuh hari untuk mengubah limbah tinja jadi air yang memenuhi baku mutu untuk dialirkan ke sungai. Baca juga: DKI Kini Bisa Ubah Limbah Tinja Jadi Air Minum dalam Setengah Jam Sementara itu, dengan Andrich, limbah yang sama bisa diubah jadi air siap minum dalam waktu setengah jam. 

Sandiaga mengatakan, pihaknya akan mengadakan alat ini untuk memenuhi kebutuhan warga, khususnya di lingkungan padat penduduk. 

“Target PD PAL Jaya dan PT MJH Lestari Internasional (Andrich) akan memasang 200 unit untuk 3 tahun ke depan. Betul, kita langsung konkret saja. 200 unit ini karya anak bangsa, perlu dibela. Saya terinspirasi bahwa kalau kita tidak bela, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi,” ujar Sandiaga.

Adapun penemunya, Andri, mengatakan bahwa saat ini alat pengolahan limbah ada yang dijual seharga Rp 3 miliar dengan kapasitas 40 meter kubik dalam e-catalog. 


Andrich bisa bekerja lebih efisien dengan harga lebih murah. “Punya kami kapasitasnya 80 meter kubik per hari, dua kali lipatnya, dengan harga setengahnya, sekitar Rp 1,5 miliar,” ujar Andri.
http://tarulh.com/2018/05/24/terharu...kan-punya-200/



Senjata Baru Mengolah 2 Juta Kubik Limbah Tinja Warga Jakarta
Sabtu, 26 Mei 2018 11:03 WIB


Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meresmikan peluncuran PAL Andri Tech System di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja Duri Kosambi, Jakarta Barat, Rabu, 23 Mei 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Daerah Pal Jaya mengadopsi teknologi baru untuk mengelola limbah tinja warga Jakarta. Perangkat bernama Andrich Tech itu diklaim bisa mengubah limbah tinja menjadi air bersih dalam waktu 30 menit.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meresmikan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) PAL-Andrich Tech System buatan dua ilmuwan PT MJH Lestari Internasional, Andri Oba dan Chairunnas itu pada 23 Mei 2018. Sandiaga menargetkan, mulai tahun depan, 200 unit alat tersebut akan terpasang secara bertahap di permukiman padat di Ibu Kota. 

Mesin pengolah limbah hasil kerja sama dengan PT MJH Lestari Internasional itu kini tengah menjalani uji coba di Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) Duri Kosambi, Jakarta Barat.


Direktur Utama PD Pal Jaya Subekti menuturkan, Sandiaga mematok target pemasangan 200 unit Andrich Tech setelah melihat bagaimana teknologi itu bekerja. "Itu target beliau (Sandiaga) untuk tiga tahun ke depan," ujar Subekti kepada Tempo, Jumat 25 Mei 2018.

Baca: Ternyata Air Jakarta Rawan Tercemar Kotoran Manusia


PD Pal Jaya dan Perusahaan Daerah Air Minum (PAM) Jaya juga tengah membahas kemungkinan  pemakaian alat ini di kawasan yang kekurangan air bersih. Namun Subekti menampik teknologi pengolahan air limbah tinja ini akan digunakan untuk air minum.


"Untuk air minum, bahan bakunya tentu bukan air tinja ya," katanya. Sementara ini, air hasil pengolahan Andrich Tech di Duri Kosambi hanya digunakan untuk mengaliri sawah di sekitarnya.


Pada saat ini, DKI sebetulnya telah memiliki dua sistem pengolahan limbah tinja: sistem konvensional dan sistem teknologi mekanis.


Pada sistem konvensional, waktu untuk pengolahan limbah tinja adalah 27 hari. Sedangkan pada sistem mekanis, pengolahan limbah tinja membutuhkan waktu 7 hari. "Biayanya juga lebih besar," ujar Subekti.


Pengolahan air limbah terutama tinja menjadi masalah pelik Jakarta.


Setiap hari, ibu kota Jakarta menghasilkan limbah sebanyak 2 juta meter kubik per hari. Namun, yang bisa diolah hanya sekitar 35 ribu meter kubik saja. Penyebabnya, Jakarta tak punya cukup tempat pengolahan limbah.


Pada saat ini, pengolahan air limbah melalui perpipaan di Jakarta baru melayani 3,8 persen warga Jakarta. Air limbah dari septic tank warga di Jakarta, diangkut menggunakan truk tangki dan diolah di IPLT Pal Jaya di Pulogebang dan Bukit Duri.


DKI juga mempunyai satu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yaitu IPAL Waduk Setiabudi yang melayani limbah dari perkantoran, hotel atau bangunan sekitarnya. IPAL ini adalah pengolahan limbah paling besar yang dimiliki Jakarta. 


Di lahan seluas 4,2 hektare di Jalan Galunggung Setiabudi itu, limbah dari permukiman di sekitar Senayan, Sudirman, dan Kuningan diolah menggunakan tujuh mesin aerator. Hasil pengolahan pun bisa aman di buang ke sungai.


Untuk mengatasi permasalahan limbah di Jakarta, bahkan Kementerian PUPR juga turun tangan. Bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), PUPR akan membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpadu atau Jakarta Sewerage System (JSS) yang tersebar di 15 zona.


Dari 15 zona itu, pengelolaan limbah terpadu tersebut akan diawali pengembangannya di zona 1 yang berlokasi di Pluit dan zona 6 di Duri Kosambi. Selain pembangunan IPAL terpadu pada 15 zona tersebut, Kementerian PUPR juga akan bekerjasama dengan Pemerintah DKI Jakarta untuk pembangunan IPAL komunal melalui program Sanimas.


Kementerian PUPR menargetkan IPAL terpadu pada 15 zona tersebut akan selesai pada 2035, dan akan mampu melayani pengolahan air limbah Jakarta hingga 90 persen.
https://fokus.tempo.co/read/1092755/senjata-baru-mengolah-2-juta-kubik-limbah-tinja-warga-jakarta


Sandi Resmikan Mesin IPAL Olah Air Tinja Jadi Air Minum
Rabu, 23 Mei 2018 — 18:38 WIB



Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno meresmikan mesin Industri Pengolahan Air Limbah (IPAL)

JAKARTA –  Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno meresmikan mesin Industri Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang diberi nama PAL-Adrich Tech System di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/5/2018).


PAL-Adrich Tech System merupakan mesin yang mengolah air limbah tinja menjadi air bersih dan bisa diminum. Mesin tersebut diciptakan oleh Andrian dan Chairunnas (Andrich).


“Hari ini saya terharu. Kalau kita dengar Adrich. Wah Adrich ini kayaknya (nama) Jerman atau Austria gitu ya. Tahu-tahunya Andri dan Chairunnas, dua putra dari Sumatera Barat kebanggaan kita semua, ternyata bisa menciptakan suatu teknologi yang sangat inovatif dan tepat guna,” kata Sandiada dalam sambutannya.


Menurut Sandiaga, dengan mesin yang dibawah naungan PD PAL Jaya ini air limbah tinja hanya perlu diproses 30 menit dan siap untuk dikonsumsi. Sandi klaim temuan ini belum pernah ada dan ini merupakan yang pertama.


“Biasanya memakan waktu 7 hari dan menjadi air buangan, (sekarang) dalam waktu setengah jam bisa menjadi air yang bisa diutilitas. Malah saya dikasih tahu malah layak minum,” kata dia.


Kendati bisa dikonsumsi namun untuk saat ini lebih tepat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan menyiram tanaman kota. Kelebihan lainnya yakni tidak diperlukan lokasi yang luas untuk menempatkan mesin PAL-Adrich Tech System ini.


“Simpel, mudah dioperasikan. Energinya (yang dihabiskan) tidak banyak. Pakai gelombang fisika. Investasinya juga tidak banyak. Dan operasionalnya sistemnya sangat simpel dan efisien,” beber Sandiaga.


IPLT Duri Kosambi ini dalam sehari mengolah 80 meter kubik limbah dari 150 meter kubik limbah yang masuk ke IPLT Duri Kosambi setiap hari dengan sebanyak 100 truk pengangkut limbah.


“Kalau airnya dulu dibuang dan bisa sekarang menjadi utilities. Berarti nilai tambahnya sangat tinggi. Saya berharap akan menghasilkan 50 meter kubik per hari untuk menyirami 9 hektar lahan hijau yang ada di sekitar wilayah sini. Mangga, Timun Suri, Pepaya, tadi Singkong juga bisa di airi di sini,” ungkap Sandiaga.


Dalam mengolah air limbah tinja menjadi air bersih dibutuhkan 50 pekerja. Dengan wacana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengadakan 200 mesin maka akan banyak membukan lapangan pekerjaan baru.


“Target PD PAL Jaya dan PT MJH akan memasang 200 unit untuk 3 tahun ke depan. Kita langsung kongkrit saja. 200 unit ini karya anak bangsa, perlu dibela. Kita bela anak-anak bangsa yang berprestasi. Jadi sistem ini akan membuka kalau total 10.000 lapangan kerja baru di DKI. Amin,” kata Sandiaga

http://poskotanews.com/2018/05/23/sandi-resmikan-mesin-ipal-olah-air-tinja-jadi-air-minum/

------------------------------------------



Waduh ... menjijikkan ... jelas aja minum bekas air tai manusia itu jauh lebih menjijikkan ketimbang minum air bekas cucian kakinya Megawati  itu ... untung gua nggak tinggal di Jakarta. entar kalo ke jakarta pun, gua janji hanya mau minum air mineral atau air soda saja!

emoticon-Malu

Diubah oleh soekirmandia 27-05-2018 11:34
nona212
nona212 memberi reputasi
1
5.1K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.