Ayah dan ibu adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Quote:
Pendidikan keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam menumbuhkembangkan anak-anak. Pendidikan dari keluarga, orang tua, inilah yang dapat memberikan pondasi yang kuat untuk membentengi anak-anaknya agar tidak salah dalam pergaulan di masa yang akan datang. Baik buruknya tingkah pola dan perilaku seorang anak, ada peran dari orang tua, lingkungan, pendidikan, ataupun segala hal yang ditangkap dari indra seorang anak. Untuk itu, sangat beruntung bagi mereka, para orang tua yang bisa terus mendampingi anak-anaknya dalam masa tumbuh kembangnya.
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi tumbuhkembang anak. Tujuannya adalah untuk memelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang paling utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan pertama dan utama. Pendidikan dalam keluarga dikatakan penting karena di sinilah untuk pertama kalinya anak mendapatkan pendidikan informal dari kedua orang tua dan lingkungannya. Pentingnya pendidikan dalam keluarga sangat jelas karena merupakan wahana pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, berbagai strategi dalam pendidikan di lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuhkembangnya sang anak.
Quote:
Di pelukan dan pangkuan ayah bundalah semestinya anak pertama kali belajar merasa, berpikir, dan berbicara. Jika kedua orang tua kita berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia dalam lisan dan perbuatan, demikian pula anak-anaknya. Bukankah leluhur mengajarkan, Buah tak jatuh jauh dari pohonnya, Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Dan sebagai orang tua mesti selalu mengingat, Anak polah bapak kepradah, apa yang dilakukan anak, orang tua pun terkena imbasnya. Baik berimbas baik, buruk berimbas buruk.
Contohnya pada penggunaan gadget, sadarkah Anda, anak pun merasa ketika anda tidak mengacuhkan mereka karena gadget. Ini tidak hanya menimbulkan kekecewaan dalam diri anak, namun bisa berimbas lebih jauh yakni menimbulkan gangguan perilaku anak. Kebanyakan orang tua berusaha menjauhkan anak dari gadget, mencegah agar mereka tidak kecanduan. Namun mereka sering lupa, mereka sendiri pengguna gadget yang sangat aktif, bahkan sampai di tahap mencandu. Rata-rata ayah dan ibu mempunyai dua jenis gawai, yang mengganggu interaksi dengan anak setidaknya tiga kali sehari.
Entah karena sibuk membalas pesan atau membuka media sosial di ponsel, menonton televisi, atau sibuk dengan laptop, orang tua pernah mengabaikan perkataan atau keinginan anak. 32 persen anak merasa diri mereka tidak penting, ketika ayah dan ibu terlalu fokus ke ponsel. Anak-anak mengeluhkan harus bersaing dengan teknologi demi menarik perhatian orang tua. Lebih lanjut lagi, 54 persen anak berpikir orang tua mereka menghabiskan terlalu banyak waktu dengan ponsel.
Quote:
Terkenang saya pada nama seorang ibu panutan Raden Ajeng Kartini, yang dalam salah satu penutup suratnya memperkenalkan diri, Panggil saja aku Kartini. Meski di eranya di saat feudalisme masih mencengkam kukuh, ini permintaan yang tergolong tak lazim. Kartini mendobrak tradisi dan ingin menunjukkan bahwa semua orang pada dasarnya sama, setara, tak dibedakan oleh pangkat, jabatan, atau gelar kebangsawanan. Panggil aku Kartini saja, sepenggal nama penuh makna.
Di dalam nama Kartini, perempuan yang wafat empat hari setelah melahirkan anak pertamanya, ada kata ‘Arti’. Meski hidup tak panjang, manusia bisa menjadi sosok panutan, bukan cuma panutan untuk anaknya tapi untuk bangsanya jika ia memiliki arti bagi sesamanya, berguna dan bermanfaat bagi lingkungannya. Dan panutan itu adalah sosok yang mencerahkan; sosok yang bisa menjadi cahaya bagi sekitarnya meski ia cuma kerlip lilin di malam gelap, lalu mati demi menerangi sekelilingnya. Kalau kamu suka semua hal yang berhubungan dengan menolong orang lain. Bahkan, kamu akan membatalkan semua acaramu yang lain demi ikut terlibat di dalam itu, kamu memang sudah bisa dijadikan panutan.
Jadi panutan adalah sosok yang punya arti; sosok yang berguna yang bisa membawa kita dari gelap menuju cahaya, enlightment, menjadi suluh, api, pijar, dan cahaya yang menerangi. ‘Minazzulmati ilannur’, Habis Gelap Terbitlah Terang.