venomdog88Avatar border
TS
venomdog88
Fakta Teroris Probolinggo, Guru PNS Sekaligus Pemimpin Gerakan Radikal hingga Ajarkan
TRIBUNWOW.COM - Densus 88 Antiteror kembali menangkap terduga teroris di Jawa Timur.
Penangkapan tersebut terjadi di Perumahan Sumber Taman Indah, Kecamatan Wonosasih, Kota Probolinggo, Kamis (16/5/2018) dini hari.

Dalam penangkapan tersebut Densus 88 Antiteror berhasil menangkap tiga orang terduga teroris.

Mereka adalah HSA, MF dan IS. Mereka diamankan paska diduga kuat terlibat dalam kasus teror bom di tiga gereja di Surabaya.
Berikut ini fakta-fakta penangkapan tersebut.

• Terkait Serangan Teroris, Sekjen Partai Gerindra: Mau Oposisi atau Koalisi Harus Jaga Wibawa Bangsa

1. Terduga teroris seorang PNS
Satu dari tiga terduga teroris yang diamankan di Perum Sumber Taman Indah, Kelurahan Sumbertamanan, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Terduga teroris berinisial HSA tersebut merupakan guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Kotaanyar Kota Probolinggo.
Di sekolah, dia dikenal sebagai sosok pendiam dan disiplin dalam memberikan pelajaran ke siswa-siswinya.

HSA juga dikenal sebagai sosok yang pendiam di lingkungan rumahnya.
Namun, meski pendiam, HSA dikenal sebagai sosok yang murah dan baik hati. Ia tidak sungkan untuk berbagi.
• Polda Jatim dan Densus 88 telah Menangkap 23 Teroris di Jawa Timur, Berikut Ini Rinciannya

2. Belajar memanah dan menembak
Di lingkungan sekitar rumahnya, HSA memberikan pendidikan secara gratis ke anak-anak yang belum beruntung mendapatkan pendidikan.

Namun, kata Sukirno, salah satu tetangga HSA menyebutkan, lama-kelamaan apa yang diberikan HSA ke anak-anak ini sedikit berbeda dari kebanyakan.

"Tidak selayaknya apa yang diberikan seorang guru ke muridnya. Pelajaran yang diberikan itu bukan membaca, menghitung, atau bahasa inggris sesuai dengan kemampuannya. Tapi pelajaran yang diberikan ini berbeda dengan pelajaran biasanya," ujar dia.

Dikatakan Sukirno, di tangan HSA, anak-anak yang mayoritas usianya masih di bawah 10 tahun diajari untuk memanah, dan menembak menggunakan senapan angin.

"Saya tidak tahu maksud dan tujuannya apa, kok anak sekecil itu diajari memanah dan menembak sejak dini. Begitu tahu, ajarannya seperti itu, saya minta anak saya untuk tidak belajar kesana lagi," tambahnya.

Dengan kondisi ini, Sukirno merasa prihatin. Ia tidak menyangka, sosok pendidik yang juga ternyata bisa terlibat dalam pemahaman agama yang salah.

"Semoga kalau memang dia benar terlibat mendapatkan hukuman yang berat. Tapi, jika memang tidak terlibat, dia segera mendapatkan haknya untuk bebas. Selama ini, dia memang tidak pernah bergaul dengan tetangga," jelas Sukirno.

• Menyambut Bulan Ramadan, Jokowi: Saya Ajak Semua untuk Jaga Toleransi dan Kerukunan

3. Rencana aksi

Saat ditangkap oleh Densus 88, para terduga teroris ternyata sudah menyiapkan sejumlah rencana aksi.

Hal itu diperkuat dengan menguatnya dugaan keterlibatan tiga orang ini dalam jaringan terorisme yang meledakkan tiga bom di tiga gereja di Surabaya.

Kapolres Kota Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, dari informasi awal, mereka sudah menyusun rencana untuk melakukan teror.

Namun, belum selesai menyusun aksi teror, mereka ditangkap lebih dulu.
Dia menjelaskan, semua penyelidikan dan pemeriksaan ketiganya akan dilakukan Densus 88 Antiteror di Mabes Polri. Semua kewenangan ada di sana. Namun, ia sedikit membeberkan siapa ketiga orang terduga teroris yang menghebohkan Kota Probolinggo.

"Mereka saling kenal, bukan saudara. Mereka berkenalan sudah beberapa tahun lalu, dan mereka sudah seperti saudara dengan misi dan tujuan yang sama," katanya.

• Kisah Bripka Iwan Sarjana, Korban yang Dibebaskan Napi Teroris Mako Brimob: 99% Mati dan 1% Hidup

4. Peran ketiga terduga teroris
Kapolres Kota Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal menjelaskan, tiga terduga teroris yang diamankan merupakan pengantin atau ikhwan amaliah.

Ikhwan amaliah ini merupakan posisi atau jabatan yang disiapkan untuk melakukan aksi teror.
Sedangkan HSA, tambah Kapolres, menjabat sebagai amir jemaah atau istilah lain untuk sebutan pimpinan gerakan kelompok radikal tersebut.

"Sebelum ditangkap, HSA sudah menyiapkan MF dan IS untuk menjadi pengantin bom bunuh diri. HSA sudah menyiapkan segala strategi aksi untuk mengatur teknisnya peledakannya," jelasnya.

Kendati demikian, Kapolresta enggan menyebutkan kelompok radikal mana yang menjadi naungan tiga terduga teroris ini.
Apakah Jamaah Anshorut Daulah (JAD) ataukah Jamaah Anshorut Tauhid (JAT).

"Nah, kewenangan yang memberikan informasi itu biarkan mabes polri nanti. Apakah mereka itu JAT atau JAD. Tapi, yang jelas, mereka terkoneksi dan terhubung dengan pelaku teror di Surabaya sebelum aksi ledakan itu," imbuhnya. (*)

http://wow.tribunnews.com/2018/05/17/fakta-teroris-probolinggo-guru-pns-sekaligus-pemimpin-gerakan-radikal-hingga-ajarkan-anak-memanah?page=all


otak tertinggal di abad ke 7, jaman udh nuklir masi maen panah2an emoticon-Busa:
0
1.9K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.