Sungai…
Kasihan sekali nasibmu
Di tubuhmu banyak sampah
Siapa gerangan yang merusakmu?
Tangan jahil manusialah yang membuatmu kotor
Padahal mereka itulah yang membutuhkanmu
Air milikmu menjadi tumpuan hidup mereka
Pekerjaan rumah semua mereka lakukan di tepimu
Anak cucu mereka juga tak pernah bosan bermain denganmu
Kau dapat menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik
Listrik itulah kemudian yang dipakai manusia untuk hidup
Mereka sepatutnya menjaga dan merawatmu
Mengasihi anugerah Tuhan
Sungai…
Bersabarlah menerima perlakuan mereka
Memang mereka tak tahu diri
(Puisi yang pernah ditulis oleh seorang anak SD, karya M. Daffa Triaputrah. Dikutip dari kumpulankaryapuisi2013.blogspot.co.id, Sebuah gambaran konkret yang menyedihkan dari kondisi sungai saat ini.)
Quote:
Sungai dan Masa Kecilku
Tahun 1997 - 2000
Di masa kanak-kanak, TS tinggal di kawasan 7 ulu, kota Palembang. Kawasan tersebut dan sekitarnya dikelilingi oleh sungai Musi dan anak-cucu sungai Musi.
Rumah TS sendiri berdampingan persis dengan anak sungai dari sungai Musi.
Spoiler for Ilustrasi:
Gambar : harian.analisadaily.com
Sungai-sungai menjadi semacam tempat 'meet up'bagi para warga dimana mereka saling menyapa dan mengobrol ringan sembari mencuci pakaian bagi para lbu, bapak-bapak mandi sebelum mencari nafkah, dan anak-anak kecil, seperti TS dan teman-teman masa kecil TS bermain air dan berenang.
Saat air sungai Musi sedang surut, banyak warga terutama anak kecil yang mencari remis di pepasiran pinggir sungai, diantara kapal-kapal kecil yang sedang bersandar.
Sekitar tahun 2000-an, warga secara sembarangan mulai membuang sampah di sungai. Sampah-sampah tersebut cukup mengganggu, terutama bagi anak-anak yang hendak berenang.
TS dan teman-teman TS pun bekerja sama untuk menyingkirkan sampah-sampah yang mengapung di permukaan air agar area berenang kami kembali bersih.
Namun, di sisi lain, kami juga bersyukur. Sebab, kami dapat mengumpulkan sampah bekas bungkus mie merek Ind*mie yang dibuang di sungai.
Setiap 10 bungkusnya dapat diturkarkan dengan 1 bungkus mie Ind*mie di agen sembako yang berada di pasar, dekat rumah kami. Lumayan kan, Gaes, hehe
Spoiler for Ilustrasi:
Gambar : menjadihijau.wordpress.com
Sementara itu, di kawasan lainnya, banyak warga yang tinggal di rumah-rumah panggung.
Mereka mendirikan bangunan, termasuk jembatan tepat di atas aliran air anak sungai dan sungai Musi serta membentuk pemukiman mereka sendiri di sana.
Sekarang
Banyak anak-cucu dari sungai Musi yang telah hilang. Termasuk anak sungai di samping rumah TS dulu.
Kini sungai-sungai tersebut tak dialiri oleh air sungai lagi dan malah lebih mirip dengan parit raksasa yang dihiasidengan berbagai jenis sampah dan limbah rumah tangga lainnya.
Beberapa bangunan juga didirikan di atas lahan bekas sungai-sungai tersebut.
Tak heran, setiap intensitas hujan tinggi, pemukiman warga selalu tergenang air keruh yang berasal dari uapan sungai-sungai yang telah mati berikut sampah-sampahnya.
Spoiler for Ilustrasi:
Gambar : www.mongabay.co.id
Sementara itu, warga yang tinggal di rumah-rumah panggung, di atas sungai juga mengeluhkan kondisi sungai Musi yang airnya makin keruh dari waktu ke waktu berikut volume sampah yang semakin besar.
Padahal, mereka sangat bergantung dengan air sungai. Selain itu, sedimentasi juga tak terelakkan lagi.
Jika dulu jarak rumah panggung dengan air sungai di bawahnya sekitar 2 meter, sekarang hanya bersisa 1 meter.
Bahkan, beberapa sudah tak dialiri air sungai lagi, memadat dan menjadi tempat sampah pribadi dimana warga membuang sampah di bawah rumah panggungnya sendiri.
Kini generasi penerus yang tinggal di kawasan-kawasan tersebut hanya bisa mendengarkan kisahbahwa dulu pernah ada sungai yang bersih dan indah di tempat tinggal mereka, yang kini telah menjelma menjadi parit raksasa.
Quote:
Kondisi Sungai di Indonesia Memprihatinkan
Gaes! Kita tak perlu penglihatan supranatural hanya untuk melihat betapa memprihatinkannya kondisi sungai-sungai di sekitar kita maupun yang ada di penjuru negeri ini. Di bawah ini adalah beberapa contohnya.
1. Sungai Di Palembang
Spoiler for Sungai Musi Tercemar:
Gambar : beritapagi.co.id
Kita mulai dari kondisi sungai yang sangat iconicdi kota TS, yaitu Musi.
Siapapun yang pernah berkunjung ke Palembang pasti akan terkenang dengan keindahan sungai Musi di malam hari yang membentang di pusat kota Palembang.
Namun, siapa sangka, berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan sepanjang 2016, Sungai Musi pernah masuk dalam kategori tercemar berat. Jika dipresentasekan, Sungai Musi tercemar berat hingga 50 persen (Sumber : haluansumatera.com).
Hasil laboratorium terhadap kualitas air sungai menunjukkan beberapa parameter melebihi baku mutu, seperti e-coli, zat besi dan deterjen.
Akan tetapi, berdasarkan informasi terbaru di bulan februari 2018, TS menemukan sebuah artikel yang menyatakan bahwa air sungai Musi masih bisa dijadikan sebagai air baku, yaitu air yang dapat digunakan untuk pengolahan air minum (Sumber : palembang.tribunnews.com).
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang pun rutin melakukan pengujian air baku setiap empat bulan sekali agar air Sungai Musi tetap bisa dijadikan sebagai air baku pada tahun-tahun berikutnya.
2. Sungai di Pekalongan
Spoiler for Sungai di Pekalongan Tercemar:
Gambar : jateng.tribunnews.com
Beberapa sungai di kota batik ini dinyatakan sudah di atas baku mutu di karenakan pencemaran limbah pewarna textil, Gaes.
Bagaimana tidak, pipa-pipa pembuangan limbah mengarah langsung ke sungai sehingga air sungai berwana hitam, berbusa tebal, dan baunya sangat menyengat.
3. Sungai di Bandung
Spoiler for Sungai Citarum Tercemar:
Gambar : greenpeace.org
Siapa yang tak kenal Citarum, sungai yang dianugerahi dengan 'predikat'sebagai sungai terkotor di dunia. Miris, Gaes.
Predikat ini bukan tanpa alasan, hamparan sampah, karpet bekas, bangkai hewan, hingga limbah beracun berkumpul dan hampir memenuhi permukaan sungai Citarum.
Setiap harinya, puluhan ton tinja manusia dan kotoran hewan dibuang ke sungai citarum sehingga menjadikannya layaknya kaskus raksasa.
Selain itu, Gaes, warga yang tinggal di sekitar sungai juga mengeluhkan aroma busuk menyengat serta penyakit kulit.
Selain 3 sungai di atas, ada banyak lagi sungai-sungai di Indonesia yang rusak dan tercemar.
Jika ditilik dari ketiganya maka dapat kita simpulkan bahwa penyebab utama tercemarnya sungai adalah limbah pabrik, limbah rumah tangga, sampah, tinja manusia, dan kotoran hewan.
Selain itu, limbah pertanian, seperti penggunaan pupuk kimia dan pestisida juga menambah buruknya pencemaran sungai.
Quote:
Upaya Penanggulangan Pencemaran Sungai
GanSis, setiap pihak harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan berbagai upaya penanggulangan pencemaran sungai, dimulai dari diri GanSis sendiri, masyarakat secara berkelompok dan juga pemerintah.
1. Upaya Diri Sendiri
. Memilih Detergen yang Baik
Detergen mengandung banyak zat kimia yang sulit terurai sehingga beresiko menyebabkan pencemaran air. Oleh karena itu, pilih detergen yang sisa zat kimianya bisa terurai dengan baik alias ramah lingkungan. Oke, Gaes.
• Perlakukan Sampah dengan Tepat
Gaes, jangan buang sampah ke sungai! Sekalipun rumah GanSis di dekat sungai. Pisahkan sampah organik dan anorganik.
• Menggunakan Cara Alami untuk Pertanian
Penggunaan bahan kimia, seperti pestisida dalam pertanian dapat merusak lingkungan.
Spoiler for Ilustrasi:
Gambar : saranabertanya.com
Gunakan cara alternatif yang lebih alami dan aman untuk lingkungan dan kesehatan, yaitu dengan menggunakan musuh alami dan parasitoid untuk membasmi hama serta pupuk organik dan kompos sebagai pupuk alami.
• Menangkap Ikan dengan Cara Alami
Penggunaan bahan peledak untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak adalah cara instan yang sering dilakukan orang.
Padahal, bahan peledak mengandung berbagai zat kimia berbahaya yang akan tertinggal di air dan memicu pencemaran.
GanSis dapat berkontribusi untuk mencegah pencemaran sungai dengan menggunakan jala atau pancing sebagai sarana yang alami untuk menangkap ikan. Dengan begitu, regenerasi ikan dapat terus terjaga.
• Jangan Buang Air di Sungai
Jangan BAK dan BAB di sungai, ya, GanSis. Tinja manusia termasuk pencemar terbesar dalam penyebaran E.coli dan bibit penyakit dari yang ringan sampai yang berat.
2. Upaya Masyarakat
• Gotong Royong
Masyarakat secara rutin melakukan gotong royong untuk membersihkan sungai.
• Melestarikan Hutan di Hulu Sungai
Untuk mencegah erosi tanah di sekitar hulu sungai, pepohonan tidak boleh ditebang atau digunduli. Jangan pula merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk.
Erosi menyebabkan pendangkalan sungai.
Spoiler for Ilustrasi:
Gambar : kakakpintar.com
• Menanam Pohon Bambu atau Buah-Buahan
Masyarakat secara bersama-sama menanam pohon jenis buah-buahan maupun pohon bambu di sepanjang area pinggir sungai sebagai bentuk penghijauan.
Selain itu, berfungsi juga sebagai penahan longsor dan gerusan air saat banjir dan mencegah pendangkalan sungai.
Akar pohon bambu berfungsi sebagai pengikat tanah sehingga lahan pinggiran sungai tidak terkikis dan dapat menambah debit air sungai.
• Bank Sampah
Masyarakat bisa mendirikan Bank Sampah. Warga yang menjadi anggota wajib menyetorkan sampah ke bank tersebut.
Sampah yang sudah dikumpulkan akan didaur ulang menjadi sesuatu yang lebih berguna, seperti menjadikannya tas, dompet dll. sehingga sampah di sungai berkurang.
• Upaya Pembuangan Sampah Kolektif
Ketiadaan tempat pembuangan sampah kolektif dan petugas kebersihan untuk mengangkut sampah-sampah warga di pinggiran sungai adalah pemicu warga membuang sampah di sungai.
Oleh karena itu, RT bersama warga membayar iuran, baik bulanan/harian untuk membayar petugas kebersihan.
Sampah di setiap rumah akan dijemput oleh gerobak sampah seminggu sekali untuk dikumpulkan di tempat sampah kolektif untuk diangkut truk sampah ke tempat pembuangan akhir sampah.
• Memasang Spanduk Peringatan
Masyarakat dapat membuat spanduk peringatan yang berisi larangan membuat sampah ke sungai. Beberapa bahkan membuat peringatan dengan tulisan yang cukup ekstrim, seperti pada gambar di bawah ini contohnya, wkwk.
Spoiler for Spanduk Peringatan Ekstrem:
Gambar : brilio.net
3. Upaya Pemerintah
• Menggandeng Komunitas
Pemerintah dapat bekerja sama dengan berbagai komunitas, seperti komunitas peduli sungai dan komunitas peduli banjir untuk mengedukasi masyarakat agar menjaga lingkungan dan sungai.
• Menyediakan Tempat Sampah
Tidak tersedianya tempat sampah bagi warga pinggiran sungai merupakan pemicu warga membuang sampah sembarangan.
• Membangun Sistem Pengolahan Air
Pemerintah dapat membuat sarana untuk pengolahan air bersih, seperti Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) hingga membangun waduk baru untuk menjamin ketersediaan air bersih di masa mendatang.
Kita tidak tahu, Gaes. Berapa lama lagi sungai dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih yang begitu besar, tetapi tidak mau menjaga lingkungan.
Spoiler for Ilustrasi:
Gambar : mainzer-manager.de
• Menindak Pabrik Nakal
Apabila langkah persuasif tidak dihiraukan dan pabrik tetap membuang limbahnya ke sungai secara langsung tanpa diolah maka pemerintah harus menindak tegas, mulai dari mencabut izin hingga pidana hukum.
• IPAL Komunal
Pemerintah dapat menerapkan sistem instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal agar air pembuangan dari rumah tangga, seperti hasil mencuci, mandi, WC, dll, saat mengalir ke parit, anak sungai dan sungai kualitasnya menjadi lebih baik atau tidak lagi mengandung limbah.
• Memasang Kamera CCTV
Pemasangan kamera CCTV di tepi sungai mungkin diperlukan untuk mengawasi pelanggar yang membuang limbah pada dini hari.
Hambatan dalam Upaya Penanggulangan Pencemaran Sungai
Spoiler for Ilustrasi:
Gambar : cartoonmovement.com
Untuk kita ketahui bahwa dalam setiap upaya, ada saja hal-hal yang menjadi penghambat, misalnya soal biaya.
Tentunya, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit malah terkadang sangat mahal untuk membangun atau pun membuat suatu sarana.
Selain itu, ketersediaan lahan, material, tenaga pekerja, dan kerjasama masyarakat juga sangat diperlukan.
Oke, Gaes. Sekian pembahasan dari TS mengenai pencemaran dan upaya penanggulangannya. Semoga tulisan ini dapat meningkatkan kesadaran kita terutama generasi penerus bangsa untuk menjaga sungai dan lingkungan. Jangan sampai, sungai bersih dan jernih hanya menjadi sebuah cerita, layaknya hikayatmasa lalu di masa mendatang, seperti judul thread ini.
TS tunggu komennya di kolom reply. Terimakasih sudah mampir. Baca juga thread-thread Aldys yang lainnya ya .
EITTSS...JANGAN LUPA GAES!!! RATE 5
SHARE
KOMEN
CENDOL
ADD FRIEND
Quote:
Pengalaman dan Pengamatan TS
swiitdebby memberi reputasi
1
10.3K
Kutip
97
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!