Lagi dan lagi permainan cantik persija harus dikalahkan kawan sendiri, ya itulah yang terjadi di piala AFC Persija gagal lolos ke babak selanjutnya.

Walau sebenarnya permainan Persija baik-baik saja olahan dari kaki ke kaki sudah lumayan tetapi lagi-lagi dua blunder yang di lakukan kiper kedua yang jam terbangnya kurang dan salah seorang pemain yang melanggar lawan di kotak pinalti.

Belum lepas dari itu blunder para pemain, permainan keras tersaji hingga kartu kuning kedua membuat bek persija harus angkat kaki lebih cepat kemudian emosi yang kelewat ganas membuat kiper ketigapun terkena kartu merah karena marah-marah. Ingat bung ini pertandingan internasional bukan pertandingan liga 1, ketika melawan dengan emosi dan gugup bisa membuat permainan tidak bekerja dan inilah yang terjadi di timnas, emosi merupakan ciri permainan club di Indonesia.



Kesalahan sendiri membuahkan hasil kalah 1-3 di kandang sendiri pantas untuk diraih, tapi tetaplah suporter tertib itu lebih utama. Wajar kalah karena permainan lawan memang lebih rapi dan pintar memanfaatkan peluang.

Sedangkan di kandang lawan kalah dengan skor 3-2, dengan hal tersebut agregatpun menjadi 6-3 untuk kemenenangan Home United, setidaknya dari hal tersebut club Indonesia bisa belajar dari tim singapura Home United yang pintar menjaga emosi dan mempermainkan lawan agar menjadi tak berkutik. Singapura club yang sedikit sekali suporternya bisa mencukur Persija dengan massa yang besar, karena mereka lebih pintar membaca situasi. Setidaknya ini terbukti kualitas liga Indonesia belum bisa dibandingkan dengan negara tetangga yang pemainnya lebih bisa mengontrol emosi.

Walau hasil apapun yang diraih, tetaplah dukung club Indonesia menuju kasta tertinggi. Setidaknya sebagai seorang pecinta bola ditengah carut marutnya olahraga ini memang perlu di dukung banyak pihak, selamat Persija yang sudah lolos dari babak kualifikasi walau belum bisa mengalahkan persipura di laga piala AFC yang sudah bisa lolos lebih jauh setidaknya Persija sudah bekerja keras meraih mimpi di Gelora Bung Karno.



Semoga saja di liga yang sudah berjalan ini level club Indonesia bisa menjadi yang terbaik di asia tenggara, dengan banyaknya pertandingan berkualitas yang tersajikan walau beberapa permainan ada yang rusuh hingga terjadi perang botol, sepatu dan kayu. Tapi itulah seni dari permainan yang berkualitas mengikuti hooligans Inggris di masa lalu. Entah sampai kapan suporter garis keras masih terjebak dalam dendam berbeda club, bahkan sesama teman beda club saja bisa marahan hingga terjadilah perpecahan persaudaraan hanya gara-gara bola. Semoga saja memasuki bulan Ramadhan hal seperti ini tidak ada lagi, bersikap dewasalah menang kalah itu biasa namanya juga sebuah permainan.

Daripada merana karena bola mending seruupuutt dolo yuk gan.



by c4punk@2018