Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shahrah018Avatar border
TS
shahrah018
Kapolri: 5 Ledakan Bom di Surabaya Dilakukan oleh 3 Keluarga
Kapolri: 5 Ledakan Bom di Surabaya Dilakukan oleh 3 Keluarga
14 Mei 2018


Sejumlah anggota Polisi melakukan identifikasi terhadap rumah terduga teroris pengeboman gereja di kawasan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Tito menyebut serangan bom ini tak ada kaitannya dengan agama apa pun, tapi menyalahgunakan ajaran.
tirto.id - Kota Surabaya dan sekitarnya diguncang bom sebanyak lima kali dalam waktu 24 jam. Insiden terakhir terjadi Senin pagi, 14 Mei 2018, dan menewaskan empat dari lima pelaku.

Ledakan bom Senin pagi di Mapolrestabes Surabaya ini berselang 10 jam dari ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, dan hampir 24 jam dari tiga ledakan bom di tiga gereja, Minggu pagi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan pelaku bom di Mapolrestabes Surabaya diduga satu keluarga. Aksi ini dilakukan dua motor dengan lima pelaku.

“Mereka satu keluarga. Sudah teridentifikasi sama kami,” kata Tito di Mapolda Jawa Timur, Senin siang.

Tito tak menjelaskan lebih rinci identitas pelaku. Ia mengatakan, empat dari lima pelaku percobaan pemboman di Mapolrestabes Surabaya, meninggal. Hanya seorang pelaku yang merupakan anak-anak yang selamat dari insiden tersebut.

“Anak tadi terlempar dan masih selamat. Korban dari polisi yang jaga belum ada,” ucap Tito.

Saat menjelaskan soal insiden ledakan kelima, Tito tampak didampingi sejumlah petinggi polri. Ia bersama petinggi Polri lainnya mengenakan peci hitam. Menurut Tito, insiden ini tak ada hubungan dengan agama, hanya terkait jaringan teroris.

“Sekali lagi, kelompok ini tak terkait masalah keagamaan, namun pemikiran yang salah gunakan ajaran. Ini tak terkait agama apa pun,” kata Tito.

Soal keterlibatan keluarga dalam insiden ini, Tito lebih lanjut menjelaskan jika lima insiden yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya dilakukan tiga keluarga berbeda. Ia merujuk aksi pertama yang dilakukan keluarga Dita Oeprianto di tiga gereja pada Minggu pagi dan kecelakaan di rusunawa yang melibatkan keluarga Anton Febriantono.

Ledakan di rumah Anton, dikatakan Tito, merupakan kecelakaan lantaran terduga pelaku yang bernama Anton Febriantono sedang menyiapkan bom pipa dengan bahan TATP atau triacetone triperoxide (TATP) yang merupakan jenis high explosive.

Tito pun menyebut Anton Febriantono merupakan teman dekat Dita Oeprianto. Keduanya aktif berkomunikasi dan pernah berkunjung ke Lapas Terorisme di Tulung Agung tahun 2016.

“Di rusunawa tersebut, bom meledak mengakibatkan 3 orang meninggal dunia. Satu keluarga. Saudara Anton, istrinya, dan seorang anaknya. Anaknya lagi ada 3, selamat dan terluka dan dirawat di rumah sakit Bhayangkara, Polda,” ucap Tito.



Masih Ditelusuri Polisi

Soal keterlibatan tiga keluarga ini, Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin mengatakan pihaknya masih melakukan penelusuran. Meski begitu, Machfud mengaku, Polri sudah memiliki data terkait ketiga keluarga yang menjadi pelaku bom,

“Semuanya satu keluarga. Satu KK [kartu keluarga]. Di Rusunawa Sidoarjo, pelakunya bapak, ibu, dan anak. Tiga TKP [gereja], satu KK. Kejadian di Polrestabes Surabaya, korbannya ada empat, dalam satu KK,” kata Machfud.

Meski begitu, Tito yang duduk di samping Machfud mengatakan, Polri akan mengkroscek seluruh data yang ada dengan melakukan tes DNA kepada keluarga pelaku.

“Nanti kami kroscek dulu dengan keluarganya dan saksi yang ada di kediamannya. Nanti disampaikan ke publik,” kata Tito.

Sejauh ini, informasi di atas terkait serangan bom baru disampaikan Polri. Belum ada sumber informasi lain di luar kepolisian yang mau memberikan keterangan soal kejadian di Surabaya ini.
https://tirto.id/kapolri-5-ledakan-b...-keluarga-cKo6


Kapolri: 5 Jaringan JAD Ditangkap Hari Ini Beserta Bukti Bom Pipa
14 Mei 2018


Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberi keterangan pada wartawan usai meninjau rutan cabang Salemba Mako Brimob Kelapa Dua pasca kerusuhan di Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan saat menangkap lima orang tersebut ditemukan bom yang sama berjenis bom pipa.
tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan jaringan pelaku teror bom di Surabaya dan Sidoarjo adalah Jemaah Anshorut Daulah (JAD). Polisi telah menangkap 5 orang yang diduga pelaku teror bom tersebut, termasuk Budi Satrio, pimpinan nomor dua serangan ini selain Dita Oeprianto, yang melakukan aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya.

"Ada bom pipa yang meledak, kemudian tim melakukan sisa pengejaran, sampai subuh tadi, ada 5 orang ditangkap, termasuk Budi Satrio, tokoh nomor dua setelah Dita, ditembak mati," ujar Kapolri Tito melalui rilis pers, Senin (14/5/2018).

Tito mengatakan saat menangkap lima orang tersebut ditemukan bom yang sama berjenis bom pipa. Bom jenis ini juga ditemukan di TKP tiga gereja di Surabaya yang menjadi lokasi peledakan bom pada Minggu pagi.

"Bom pipa ini kecil dan termasuk bahan peledak yang menghasilkan triacetone triperoxide (TATP) yang sudah dikenal kelompok-kelompok ISIS di Suriah, saking berbahayanya hingga dikenal dengan The Mother of Satan, karena daya ledaknya tinggi tapi sangat sensitif," jelasnya.

Menurut Tito, aksi teror yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo ini merupakan reaksi balasan dari kelompok JAD karena beberapa pimpinannya ditangkap pihak kepolisian. Salah satunya Aman Abdurahman dan Zainal Ansori.

"[Penahanan] ini membuat kelompok-kelompok jaringan JAD di Jatim memanas dan ingin melakukan pembalasan," kata Kapolri.

Polisi melakukan penyelidikan atas kasus bom bunuh diri dengan terduga pelaku Dita Oeprianto yang menggunakan mobil Avanza di Jalan Arjuno. Setelah itu ada peristiwa bom yang meledak di Rusunawa di daerah Taman, Sidoarjo, setelah polisi mendatangi TKP, pelaku Anton adalah teman dekat Dita. Bom yang meledak di Rusunawa tersebut terjadi karena kecelakaan pelaku, Anton. Dari penyelidikan lanjutan, polisi melakukan penggerebekan untuk menangkap lima anggota jaringan JAD.

"Untuk dinamika di Jatim sendiri, yang paling bereaksi adalah JAD cabang Surabaya, kelompok ini melakukan langkah-langkah secara tertutup dan mempersiapkan bom. Bom yang digunakan memang bermacam-macam meski bentuknya hampir sama, seperti pada kasus di gereja jalan Arjuno," jelas Kapolri.

Kapolri menjelaskan, bom jenis pipa ini sangat sensitif, kalau bom lain harus pakai detonator, sedangkan bom pipa ini dengan goncangan atau panas bisa meledak sendiri.

"Contohnya yang di Rusunawa juga demikian, akhirnya meledak sendiri, ini senjata makan tuan," pungkasnya.

Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di dua lokasi berbeda, yaitu di Perumahan Puri Maharani, Sukodono dan Desa Urangagung, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/5/2018), seperti diberitakan Antara.

Penggerebekan ini dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri terkait dengan dugaan ledakan bom yang terjadi di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Sempat terjadi aksi baku tembak antara tim Densus 88 dan juga dari pelaku terkait dengan peristiwa penggerebekan ini.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, untuk wilayah Urangagung petugas berhasil menangkap beberapa orang pelaku, termasuk juga menyita beberapa barang bukti bom yang belum sempat meledak.

Bahkan, untuk menjaga keamanan, petugas memasang garis polisi sejauh 300 meter dari lokasi kejadian demi keamanan masyarakat sekitar.
https://tirto.id/kapolri-5-jaringan-...-bom-pipa-cKo8

-------------------------------------

Sabar sajalah!
Kebenaran pasti menang atas semua kebathilan di atas Bumi ini



emoticon-Sorry
Diubah oleh shahrah018 14-05-2018 09:01
0
2.9K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.