Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kala para pengungsi imigran minta pembebasan gerak

Jeritan protes pengungsi Afganistan di Rumah Detensi Imigrasi Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (7/5/2018).
Perilaku ratusan orang pengungsi di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), mulai mengkhawatirkan dan anarkistis. Selama sembilan bulan terakhir, para pengungsi dari sejumlah negara penuh konflik ini terus menolak pembatasan ruang gerak oleh aparat keamanan Balikpapan.

“Gejalanya mulai terlihat sejak September 2017,” kata Kepala Rudenim Balikpapan, Irham Anwar, Senin (7/5/2018).

Irham menjelaskan, Pemkot Balikpapan sejak awal memang menolak keberadaan pengungsi yang terus datang--terutama dari Afganistan dan sekitarnya. Para pengungsi ini berdatangan menyusul informasi pengaktifan Rudenim Balikpapan pada 2014.

“Mereka adalah pengungsi yang terjebak di Indonesia dan tidak punya tujuan lagi,” imbuhnya. Indonesia sebenarnya bukan negara tujuan mereka, melainkan Australia dan Selandia Baru untuk memperoleh suaka politik.

Namun, dalam perjalanan ke sana, para pengungsi ini terdampar di Indonesia karena sejumlah negara di Asean menolak menerima mereka. Indonesia pun menerima mereka dengan dasar rasa kemanusiaan. "Beberapa negara dengan jelas-jelas mengusir mereka saat memasuki wilayah negaranya,” ungkap Irham.

Direktorat Imigrasi pun mengambil kebijakan penempatan keberadaan pengungsi ke sejumlah rudenim dan community house tersebar seluruh Indonesia. Adapun penanganan pengungsi di Balikpapan, menurut Irham, hanya ditempatkan di rumah penampungan dan tidak diizinkan berinteraksi dengan pihak luar.

“Kami takut terjadi masalah sosial di luar menyusul penolakan pemda setempat. Aktivitasnya dibatasi,” tuturnya.

Kebijakan ini akhirnya menjadi sumber masalah di Rudenim Balikpapan. Para pengungsi sepertinya jenuh sehingga merusak 27 CCTV, taman, meja, kursi, dan mencoret-coret dinding Rudenim Balikpapan.

Ada 149 orang pengungsi yang menempati Rudenim Balikpapan. Mereka dari Afganistan, Iran, dan Somalia. Sudah sembilan bulan terakhir ini mereka memboikot seluruh program lingkungan rutin yang dijalankan Rudenim Balikpapan, misalnya berenang dan olah raga di luar ruangan.

Mereka juga menolak konsumsi jatah ransum yang disediakan International Organizaton of Migration (IOM). Puncaknya, mereka merusak sejumlah peralatan Rudenim Balikpapan. Mereka meminta agar tak tidak diisolasi dan dibebaskan berkeliaran.

“Permintaan mereka tidak mungkin kami kabulkan,” tegas Irham.

Untuk meredam aksi protes dan perusakan susulan, Irham memindahkan 77 orang pengungsi ke sejumlah rudenim--ke Tanjung Pinang di Kepulauan Riau, Kalideres di Jakarta, dan Makassar di Sulawesi Selatan. Tiga rudenim ini memiliki fasilitas bangunan community house tempat tinggal sementara pengungsi ini.

“Mereka bisa hidup sedikit bebas tapi terbatas di tempat baru ini,” tuturnya.

Relokasi itu hanya diberikan kepada para pengungsi yang sudah berperilaku baik selama tinggal di Rudenim Balikpapan. Di sisi lain, Imigrasi pun sudah mengantongi tujuh nama orang provokator yang menjadi biang kerusuhan di Rudenim Balikpapan; masing-masing Mahdai Alidada, M. Gulzani, M. Eksanulohzahil, Reza Aseprohimi, Syahid Arif, Ali Nadiki, dan Ali Reza Fachori.

“Mereka yang berperilaku baik berangkat duluan, yang bermasalah berangkat belakangan. Seluruhnya ditanggung pihak IOM,” sebutnya.

Pada saat bersamaan, Rudenim Balikpapan resmi melaporkan aksi anarkistis para pengungsi ke Polresta Balikpapan. Irhan menyerahkan sepenuhnya penindakan hukum tujuh orang provokator di Rudenim Balikpapan.

“Merusak fasilitas negara merupakan pelanggaran hukum di Indonesia, silakan polisi yang menanganinya. Pengungsi yang bermasalah kami tahan dulu bila sewaktu waktu diperiksa polisi,” tegasnya.

Pengungsi asal Afganistan yang hidup di balik teralis besi, Zamon Mirdidda, mengaku sudah tidak tahan bertahun-tahun terkurung di balik sel Rudenim Balikpapan. Dirinya mengklaim bukan pelaku kriminal sehingga berhak bebas merdeka meski tinggal di negara orang lain.

“Kami bukan pelaku kriminal, kami tidak akan ganggu orang lain,” ungkapnya seraya membentangkan kertas tuntutannya di hadapan wartawan.

Zamon adalah pengungsi Afganistan menyusul krisis politik di negara Asia tengah ini. Mayoritas warga Afganistan mengharapkan kelonggaran aktivitas pengungsi selama menetap di Balikpapan.

“Negara kami berbahaya, tidak mungkin kembali. Kami hanya ingin bebas saja di sini,” tuturnya.

Soal perusakan sejumlah peralatan di Rudenim Balikpapan, Zamon mengaku tidak mengetahui siapa pelakunya. Perusakan terjadi pada tengah malam saat semua pengungsi sudah tidur.

Apapun alasannya, polisi sudah memproses laporan Rudenim Balikpapan soal perusakan fasilitas umumnya. Penyidik memeriksa 10 saksi dari petugas di lapangan maupun pengungsi Rudenim Balikpapan.

Polresta Balikpapan terus mengumpulkan bukti dan keterangan para saksi untuk mengungkap kasus ini. Kepala Polres Balikpapan, Ajun Komisaris Besar Wiwin Fitra berharap para saksi mau membantu proses penyelidikan.

“Saksi-saksi memang semestinya tetap ada di Balikpapan untuk membantu proses pemeriksaan,” paparnya.

Gelombang pengungsi berbagai negara di Balikpapan terjadi sejak 2014 silam. Rudenim Balikpapan memperoleh bantuan IOM mengurusi kebutuhan pengungsi seperti kebutuhan makanan setiap harinya.

Rudenim Balikpapan pun langsung sesak diisi oleh 281 pengungsi asal Afganistan, Rohingya, Pakistan, dan Filipina. Adapun bangunan penampungan terdiri dari 24 sel berdaya tampung 144 jiwa pengungsi.

Rudenim Balikpapan hanya memisahkan antarpengungsi sesuai agama dan kebangsaanya. Pemilahan antar pengungsi untuk menghindarkan gesekan di antara mereka.

Namun sejak 2015, Pemkot Balikpapan meminta agar kedatangan pengungsi dihentikan. Pemkot khawatir keberadaan pengungsi berdampak langsung terhadap peningkatan angka kriminalitas setempat.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...mbebasan-gerak

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Minyak sawit dan jeruk mandarin dalam kunjungan PM Tiongkok

- Delapan tabu agar PNS selamat selama pilkada

- Sontoloyo dan comberan dalam politik

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
13.8K
124
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread737Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.