Kejadian luar biasa di Mako Brimob Depok baru saja berlalu. Kejadian pemberontakan narapidana kasus terorisme ini memakan korban jiwa yang membuahkan duka bagi kita semua. Pemicunya sangat membuat semua menjadi geram. Kesal, marah dan jengkel sekali. Mungkin sulit untuk di gambarkan rasanya. Hanya karena persoalan makan, menjadi alasan untuk memicu kerusuhan. Sungguh benar benar melampaui batas kelakuan nya, bila masih pantas di sebut manusia.


Hanya karena makanan

Hanya karena makanan yang harus diperiksa terlebih dahulu, dan harus dipastikan keamanannya mereka tak terima. Membuat kericuhan dan provokasi hingga menuai keributan besar. Mereka menjadi sangar seakan bukan lagi manusia. Bertindak seperti hewan buas dan liar. Seperti ini rupanya wajah asli manusia lapar yang sering bertopengkan dengan sucinya ajaran agama. Agama hanya dimanfaatkan untuk kepentingan perut dan kenikmatan sendiri. Sungguh sulit untuk berkata, bahwa mereka masih pantas di perlakukan secara manusiawi.

Masih di beri makan

Walaupun rasanya tak pantas mereka mendapatkan perlakuan layaknya manusia, namun pihak POLISI di negeri kita ini masih berbaik hati. Mereka tetap diperlakukan secara manusiawi. Walaupun mungkin tak tergambarkan perasaan petugas polisi yang melaksanakan tugas mengamankan mereka. Antara kesal dan benci mungkin ada, namun tugas negara dan amanat undang undang tetap dijalankan. Teroris masih diberi makan. Masih diberi kesempatan menghirup udara di dunia ini. Mereka para teroris yang sudah menimbulkan korban masih tetap di suapi dan di beri makan.

Duka POLRI Duka Indonesia

Lima ksatria Indonesia, yang sedang bertugas menjalankan pengabdiannya kepada negara, mesti hilang. Mereka pergi menyebrang kealam sana dengan tindakan keji yang tidak manusiawi. Mereka gugur dalam bertugas. Semoga amal ibadahnya di terima disisi Allah dan semoga di ampuni dosanya, juga semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dan ketabahan. Perilaku keji terorisme dan kebiadabannya menambah jumlah anak yatim di negeri kita Indonesia.

Selamat jalan saudaraku

Selamat jalan saudaraku, jasa dan pengorbananmu dalam bertugas tak akan terlupakan sepanjang sejarah. 5 nyawa yang hilang dengan kekejian luar biasa semoga bisa membuka mata hati kita semua. Agar ekstra berhati-hati, lebih waspada dan tak sedikitpun memberikan ruang bagi bibit terorisme muncul. Bencana ini mungkin juga teguran dari ILLAHI, agar kita bangsa Indonesia tidaklah lengah. Semakin bergerak maju mengejar kemajuan jaman, semakin kencang pula terorisme menyerang. Karena terorisme sejatinya tak ingin kita maju. Mereka ingin kita bodoh, buta tuli dan bisu, juga enggan membaca, sehingga faham teroris yang mereka bawa bisa didoktrin dengan mudah kepada kita. Dengan bencana yang menimbulkan duka ini, berjuta pelajaran yang tersirat, yang mengharuskan kita membuka mata dan hati, serta belajar kembali agar dapat membaca.

Kejamnya Terorisme

Kekejaman dan kebuasan perilaku terorisme sudah sepatutnya membuka mata hati kita dan mengharuskan kita membaca. Dari setiap apa yang kita saksikan, kelakuan mereka yang menimbulkan duka dan kepedihan, masih pantaskah mereka disebut manusia,...?

Secara agama, kelakuan mereka sudah jauh diluar perintah agama. Secara kemanusiaan tindakan mereka keji dan tak manusiawi. Lalu apa alasannya lagi, masih ada saja yang mau mengikuti mereka.. Marilah kita sadar saudaraku, kita semua ini manusia, yang membaca tulisan kali ini juga manusia. Jika begitu, marilah kita bertingkah laku seperti halnya manusia. Dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Kita semua punya perasaan..

Janganlah hanya karena nafsu mengejar hak surga untuk diri sendiri, lalu hak orang lain untuk mendapatkan surga dunia dan akhirat dirampas dan diinjak begitu kejam dengan kekejian....