soekirmandiaAvatar border
TS
soekirmandia
Ini Kata Luhut Soal Malaysia Tinjau Ulang Kerja Sama Cina
Ini Kata Luhut Soal Malaysia Tinjau Ulang Kerja Sama Cina

Pemerintahan baru Malaysia akan mengevaluasi sejumlah proyek kerja sama dengan Cina
Jumat 11 Mei 2018 19:05 WIB


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tak bergeming dengan keputusan pemerintah Malaysia yang akan mengevaluasi kerja sama dengan Cina. Luhut mengatakan, pemerintah malaysia mengambil keputusan untuk mengevaluasi karena selama ini kurang transparan.

Luhut mengatakan, sejauh ini program one belt one road (OBOR) yang dicanangkan bersama dengan Cina masih terus berlanjut. Namun, memang kata Luhut hingga saat ini belum ada satu proyekpun yang sudah mencapai tahap kesepakatan.

Baca juga, Kemenangan Mahathir dan Evaluasi Proyek Infrastruktur Cina

"Mereka evaluasi saja. Tapi kita nggak ada barang satupun yang jadi dengan Cina. Kita semua terbuka, kita negosiasi dengan siapa saja," ujar Luhut di Kantornya, Jumat (11/5).

Luhut menjelaskan meski membuka peluang investasi terhadap Cina, namun dalam beberapa aspek, Indonesia memiliki peraturan yang juga harus dipenuhi oleh Cina. Luhut mengatakan perjanjian dengan Cina tidak bisa langsung begitu saja disepakati tanpa memenuhi kriteria.

Luhut menjelaskan, perjanjian dengan Cina akan terjadi jika Cina memenuhi sekitar lima kriteria. Pertama, teknologi yang dibawa oleh Cina harus ramah lingkungan.

Kedua, proyek yang berjalan harus bisa menyerap tenaga kerja lokal. Ketiga, dalam investasi nya Cina harus bisa melakukan investasi tak hanya di hulu saja, tetapi juga sampai hilir sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi Indonesia.

"Misalnya mereka mau bikin industri lithium batrai, bisa mereka pakai Cobalt kita, . Itu bikin aja, bikin mobil listrik. Menperin bilang, sepakat. Nah, ini nilai tambah," ujar Luhut.

Terakhir, menurut Luhut Cina juga wajib melakukan transfer knowledge kepada Indonesia. "Keempat saya juga bilang ke mereka, harus ada teknologi transfer. Ini mereka setuju kok soal ini. Jadi, misalnya riset bersama," tambah Luhut.
http://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/05/11/p8kc8u383-ini-kata-luhut-soal-malaysia-tinjau-ulang-kerja-sama-cina


Mahathir Akan Tinjau Ulang Kerja Sama dengan China dan Pinjaman yang Merugikan Malaysia
Kamis, 10 Mei 2018 18:56 WIB


Dr M

 KUALA LUMPUR - Perdana Menteri terpilih Malaysia Mahathir Mohamad menegaskan akan meninjau ulang perjanjian perniagaan dengan China dan pinjaman dari Negara Tirai Bambu tersebut yang dianggap merugikan Malaysia.

''Apa yang meresikokan kami adalah pinjaman yang dibuat kerajaan. RM55 triliun hanya untuk Rel Pantai Timur dan juga pinjama-pinjaman lain yang mana akan menjadi beban besar kepada negara,'' ucapnya seperti dikutip dari tribunnews.com yang dilansir astro AWANI, Kamis (10/5/2018).

''Sebuah negara yang bertanggung jawab harus mencoba untuk mengurangi pinjaman atau ia akan menjadi kambing hitam,'' lanjut dia.

Selain itu, Pakatan Harapan (PH) menolak berita palsu dan peraturan tentang Anti berita palsu juga akan dikaji ulang untuk keperluan perundang-undangan.

''Kami tidak ingin berita palsu. Tapi sudah pasti kami akan mengkaji peraturan tersebut apakah ada indikasi melawan berita palsu atau hanya untuk kepentingan politik,'' ujar Mahathir.

''Untuk sekarang, apa yang kami lihat terhadap peraturan itu bertujuan untuk menutup mulut lawan politik,'' tambahnya.
https://www.goaceh.co/artikel/serbaserbi/2018/05/10/mahathir-akan-tinjau-ulang-kerja-sama-dengan-china-dan-pinjaman-yang-merugikan-malaysia


Ancaman Mahathir jika Menang Pemilu Malaysia, China Bakal Terganggu
Senin, 09 April 2018 - 14:46 WIB

KUALA LUMPUR, iNews.id - Menjelang pemilihan umum Malaysia, kandidat perdana menteri dari kubu oposisi, Mahathir Mohamad, menyampaikan janji-janjinya jika menang. 

Dalam wawancara dengan Bloomberg, sebagaimana dilaporkan kembali oleh The Straits Times, Mahathir mengatakan pihaknya siap menerima investor dari China jika perusahaan mau beroperasi di Malaysia. Tujuannya, investasi dari China bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal serta terjadi transfer teknologi.


"Di sini kami tidak mendapatkan apa-apa dari investasi itu. Kami tidak akan menerimanya," kata Mahathir, sebagaimana dikutip kembali oleh AFP.

Investasi China di Malaysia meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya ketimpangan serta kedaulatan ekonomi negara. 

Mahathir mencontohkan, investasi Country Garden Holdings sebesar USD110 miliar di Negara Bagian Johor untuk membangun apartemen yang harganya 1 juta ringgit. Sementara pendapatan rata-rata tahunan di Malaysia pada 2016 tercatat 62.736 ringgit. 

"Kita tak punya banyak orang kaya untuk membeli apartemen semahal itu, jadi Anda seperti membawa orang asing masuk. Tidak ada negara yang ingin banyak orang asing masuk ke negaranya," kata Mahathir.

Lebih lanjut Mahathir mencontohkan Sri Lanka sebagai negara yang harus kehilangan banyak tanah karena tak mampu membayar utang ke China. Pada tahun lalu, Pemerintah Sri Lanka memberikan pelabuhan Hambantota kepada perusahaan patungan China yang dipimpin perusahaan pelat merah.

"Banyak orang yang tak suka dengan investasi China. Kami ini orang Malaysia. Kami ingin membela hak-hak orang Malaysia. Kami tak ingin menjual potongan demi potongan dari negeri ini kepada perusahaan asing yang akan membangun banyak kota," ujarnya.

Sebelumnya, Mahathir juga mengatakan, jika kubu oposisi Pakatan Harapan menang, beberapa proyek akan dinegosiasi ulang. Salah satunya adalah East Coast Rail Link yang diperkirakan memakan anggaran 55 miliar ringgit. Pihaknya akan mengurangi proyek rel kereta dengan panjang 688 kilometer itu. Proyek ini diperkirakan akan selesai pada 2024.

Hal lain yang akan diperjuangkannya adalah memulai kembali negosiasi atas akses Malaysia terhadap Laut China Selatan dengan negara tetangga. Malaysia mengklaim kepemilikan wilayah di Laut China Selatan, termasuk dengan China, Filipina dan Vietnam.

"Kami harus memastikan suara kami didengar karena Malaysia memiliki pulau-pulau di kawasan itu dan kami harus mempertahankannya," ujar pria 92 tahun itu.
https://www.inews.id/news/read/89086/ancaman-mahathir-jika-menang-pemilu-malaysia-china-bakal-terganggu?sub_slug=internasional

------------------

Ruhut ini hanya seorang punggawa saja dari sebuah rezim yang kebetulan saat ini sedang berkuasa di negara ini. Nanti giliran rezim ini berganti, maka semua kemungkinan yang terkait kebijakan rezim yang baru itu bisa saja terjadi seperti di Malaysia sekarang ini. 

Nggak usahlah para elit penguasa saat ini bersikap seakan-akan kekuasaannya itu abadi dan pasti akan bisa bertambah satu periode lagi. Pandai-pandailah membaca pertanda zaman kalau tak mau dilindas perubahan zaman itu sendiri.


emoticon-Wow

0
2.8K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.