• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Mental-mental Mayoritas Orang Indonesia Seperti Inilah Yang Harusnya Direvolusi!

hummelsofficialAvatar border
TS
hummelsofficial
Mental-mental Mayoritas Orang Indonesia Seperti Inilah Yang Harusnya Direvolusi!


Kata Revolusi Mental beberapa tahun ini familiar di telinga orang-orang Indonesia. Namun, apakah sudah ada implementasinya? Entahlah. Saya disini tidak akan membahas tentang program revolusi mental yang digagas oleh pemerintah terlepas apakah itu sudah terealisasi atau belum bagi masyarakat. Kalau bagi saya pribadi, mental-mental kebanyakan orang Indonesia masih jauh dari kata REVOLUSI. Masih banyak dalam kehidupan sehari-hari baik itu di dunia nyata ataupun dunia maya seringkali kita menemukan kebanyakan orang-orang Indonesia yang bermental negatif. Oke langsung saja, inilah mental-mental mayoritas orang Indonesia yang harusnya direvolusi!


1. Suka Mencibir/Menghujat/Menghina/Mencela/Mencacimaki/Mengumpat/Mengutuk/Merendahkan 



Bukan hal yang lumrah lagi kalau media sosial zaman now isinya kebanyakan sumpah serapah, caci-maki, kutuk-mengutuk, dan hal-hal seperti yang disebutkan diatas. Lihat komentar di ig, twitter, facebook, atau mungkin layanan penyedia aplikasi smartphone seperti playstore, banyak sekali mayoritas orang indo yang mengeluarkan sumpah serapah dan caci makinya. Di dunia nyata pun sama. Contohnya banyak sekali ya dan tidak mungkin saya tulis satu persatu disini. Mungkin kaskuser bisa menyampaikan pendapatnya tentang hal ini dibawah. Dan saya yakin masyarakat yang well-educated pasti tidak memiliki mental seperti ini.


2. Memaksakan Kehendak/Merasa Paling Benar/Ingin Menang Sendiri/Tidak Mau Dikritik



Seringkali kita melihat orang atau kelompok yang merasa pendapatnya yang paling benar. Yang merasa tindakannya yang paling benar. Yang tidak mau dikritik. Yang berbeda dari dia/mereka pasti salah. Misalnya, "Pilihan presidenku pasti lebih baik dari pilihanmu!" Sudah sangat lazim kita menemui hal-hal seperti ini baik itu di dunia nyata ataupun dunia maya. Well, kita hanya manusia biasa. Kita tidak selalu paling benar dan tidak bisa selalu memaksakan kehendak kita kepada orang lain.


3. Tidak Menghormati Perbedaan 



Perbedaan dukungan terhadap tim sepak bola saja sudah kelihatan permusuhannya. Misal, fans madrid dan barca tidak bisa saling respect, padahal pemainnya saja sahabatan. Kemudian perbedaan pilihan presiden aja ribut sampai ada yang dipersekusi, apalagi perbedaan yang lebih mendasar sepeti perbedaan SARA. Rasa respect kebanyakan orang kita saat ini sudah memudar. Sulit sekali menemui orang atau kelompok yang bisa respect terhadap perbedaan dan tidak menjatuhkan golongan lain yang berbeda dengannya.



4. Susah Lihat Orang Senang, Senang Lihat Orang Susah



Ini nih mental negatif yang sering kita temuin juga. Ada tetangga punya mobil baru iri, ada tetangga dapat musibah disukurin. Ada teman dapat nilai besar kesal, ada teman dapat nilai kecil diketawain. Dan masih banyak contoh-contoh lainnya. Silahkan ditambahkan.


5. Main Hakim Sendiri



Zaman sekarang ini sangat banyak sekali manusia-manusia bermental layaknya hakim. Dikit-dikit menjudge inilah, itulah. Itu salah, itu mestinya begini, ini mestinya begitu. "Dia pelakunya! Yok hajar rame-rame!" Padahal sudah ada hakim yang bertugas untuk menyelesaikan masalah. Saya dan teman-teman dari Mahkamah Agung serta Peradilan dibawahnya merasa tersinggung kalau tugas kami diambil orang-orang yang tidak pernah menjalani pendidikan calon hakim! Jangan sok jadi hakim kalau tidak punya kompetensi dan kapabilitas!


6. Beraninya Ramai-ramai/Keroyokan



Didalam keramaian, orang pengecut pun bisa berlagak seperti orang pemberani asal ada kawannya. Yang ini pasti sering juga kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bullying rame-rame, berbuat onar rame-rame, begal rame-rame, anarkis rame-rame, dll. Coba kalo sendirian, berani?


7. Norak/Alay/Kampungan/Liar



Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak juga mayoritas masyarakat Indo suka bersikap tindak atau bertingkah laku norak/alay/kampungan. Rasanya tidak perlu dijelaskan lagi ya. Di kehidupan sehari-hari kita sering menemui orang bermental seperti ini mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun.


8. Miskin Moral/Penyakit Hati/Sulit Mengendalikan Diri/Pikiran Negatif



Ini mungkin mewakili semua poin-poin diatas. Silahkan simpulkan sendiri orang-orang yang punya mental seperti ini dalam bersikap tindak dan berperilaku.



Dari judul diatas sudah ditulis bahwa ini adalah mental-mental yang dimiliki "MAYORITAS/KEBANYAKAN". Artinya, tidak semua orang Indonesia bermental demikian. Jadi, kalau ada masih yang bilang "tidak semua masyarakat Indonesia seperti yang disebutkan itu kok", jawabannya sudah ada ya. Gak usah lari dari kenyataan. Faktanya kebanyakan masyarakat kita memang masih belum dewasa berperilaku, masih bermental negatif. Disini saya tidak merasa paling benar karena mungkin saja saya masih memiliki mental-mental negatif tersebut. Tapi setidaknya ada keinginan untuk berubah. Karena orang/bangsa yang maju adalah orang/bangsa yang berkaca diri, menyadari kekurangannya, dan memperbaiki apa saja yang jadi kekurangannya.


Jangan bangga kalau negeri ini punya SDA MELIMPAH dan ALAM YANG INDAH. Indonesia tidaklah sehebat itu bung. Masih banyak kebodohan dan kemiskinan di negeri ini. Kita mungkin masih dipandang DUNIA KETIGA oleh negara-negara maju kalau kita tidak mau merubah mental kita. Negara lain sudah memikirkan buat mobil terbang, kita masih ngurusin perbedaan pilihan presiden, politik, partai, agama, tim bola, dll. Apa gak diketawain tuh sama bangsa lain? "Hahaha Third World People Mentality", they said.


Sekian. Silahkan tambahkan mental-mental negatif yang harusnya direvolusi untuk bangsa ini! 


0
2.9K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.