Kok kita mau pakai baju bekas yang berisi koloni bakteri? ℃ↂ_ↂ
TS
babygani86
Kok kita mau pakai baju bekas yang berisi koloni bakteri? ℃ↂ_ↂ
Negeri ini punya banyak peraturan baik; aturan-aturan yang baik, tapi penegakannya yang sangat buruk. Contoh yang paling jelas SK Menteri Perdagangan dan Koperasi nomor 28 tahun 82, jelas-jelas berisi larangan import pakaian bekas. Tapi 36 tahun kemudian, di 2018 kita masih lihat banyak tempat penjualan barang-barang impor dan kita tidak pernah meributkannya.
Quote:
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Nusa Tenggara Timur menemukan pakaian bekas impor banyak yang lolos masuk ke NTT padahal pemerintah sudah melarangnya lewat Peraturan Menteri Perdagangan No.51 Tahun 2015 dan ketentuan umum lainnya di bidang impor. Pakaian bekas impor atau dikenal rombengan yang selama ini dijual di pasar-pasar di NTT merupakan pakaian yang dilarang. Selain berpotensi menyebarkan penyakit menular, masuknya pakaian bekas impor tersebut ikut mengurangi daya saing industri pakaian dalam negeri. Banyak barang-barang bekas impor yang lolos masuk ke provinsi setempat karena dugaan kuat adanya pemalsuan dokumen. Barang dibuat seolah-olah produk lokal dan bukan impor oleh administrator pelabuhan. Sementara itu, pihak yang mengeluarkan dokumen kapal itu dari Syahbandar dan otoritas di pelabuhan asal. Pihak Bea Cukai tidak bisa menindak karena dokumen kapalnya berupa barang lokal, meskipun faktanya merupakan barang-barang impor. Pihak Bea Cukai tidak berwenang menyita dan menangkap karena mereka hanya berwenang jika pakaian impor. Untuk itu, instansi berwenang harus menindak tegas setiap pemasok, jangan ada main mata.
Quote:
Kita pernah ribut ketika Menteri Perdagangan mengingatkan kembali aturan ini dan melansir satu uji coba laboratorium yang membuktikan dalam 1 gram pakaian bekas impor ditemukan 216.000 koloni bakteri. Dan itu didapatkan pada celana impor yang diduga terkena bekas menstruasi. Pakaian bekas impor menjadi pilihan karena memiliki model yang beragam dan banyak pilihan, tidak seperti pakaian baru yang diproduksi secara massal, cenderung memiliki kesamaan model dan warna.
Jadi, sedemikian jelekkah industri garmen kita sehingga kita harus memakai produk impor? Perlu kita ingat, Jangan jadikan negeri ini tempat pembuangan sampah dari luar negeri. Itu poin pertama. Seperti yang dilakukan Cina terhadap Inggris. Sebanyak 500.000 ton plastik untuk daur ulang dikirim ke China setiap tahunnya. Tapi, perdagangan itu kini sudah dihentikan. Pada saat yang sama, Inggris tak mampu mengatasi masalah sampah. Inggris telah mengandalkan China untuk menampung limbah Inggris, 55 persen kertas dan 25 persen ditambah plastik.
Quote:
China telah menetapkan larangan impor sampah dari luar negeri sebagai bagian dari langkah untuk meningkatkan industri dalam negeri. Negara Asia lainnya akan mengambil impor sebagian dari kuota sampah plastik, tapi masih banyak yang tersisa. Larangan impor akan menyebabkan stok sampah plastik menumpuk dan sampah berakhir di pembakaran serta pembuangan akhir, padahal tidak semua wilayah di Inggris memiliki insinerator untuk membakar sampah-sampah itu. Sementara pembakaran sampah merupakan solusi yang salah karena menghasilkan karbon dan menciptakan bahan kimia beracun dan logam berat.
Selama beberapa tahun belakangan, China menjadi tujuan utama bagi sampah dunia. Namun, banyak dari sampah impor itu tergolong kotor secara lingkungan dan berbahaya. Pada 2012, sekitar 56 persen dari sampah plastik yang diekspor di seluruh dunia, mendarat di China. Pada 2016, China mengimpor 7,3 juta sampah plastik dari negara-negara maju, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang.
Quote:
Poin yang kedua, Paris Hilton saja pakai tas rancangan orang Indonesia yang bermerek Bacteria. Kok kita mau pakai baju bekas yang berisi koloni bakteri?Tex Saverio membuat baju yang dipakai dengan bangga oleh Kim Kardashian, Jennifer Lorez, dan Lady Gaga, kok kita bangga menggunakan busana bekas dari luar negeri? Miss International 2017 Kevin Lilliana sangat bangga ketika memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk asli Indonesia, khususnya produk industri tradisional berbasis budaya seperti busana, aksesoris, tas, kain juga produk produk kosmetik asli Indonesia.
Mengikuti kontes kecantikan international tentu saja Kevin harus tampil cantik setiap saat. Untungnya Kevin sudah terlatih make up dan menggunakan produk-produk kosmetik dalam negeri, dengan warna-warna yang disesuaikan dengan baju dan penampilan. Hal ini membuat nilai tambah dan membedakan penampilan Kevin dari kontestan lainnya. Kevin berharap masyarakat Indonesia dapat lebih mengapresiasi perjuangan para Puteri Indonesia dalam membawa nama Indonesia diajang International. Para beauty pageant tidak hanya berkompetisi namun juga turut serta menjalankan misi kebudayaan, pariwisata dan memperkenalkan produk-produk berbasis budaya unggulan dalam negeri agar lebih dikenal di mata dunia.
Barang bekas yang paling menyebalkan itu adalah mantan yang meminta kembali barang-barang yang sudah diberikannya dan barang-barang itu adalah barang-barang bekas import.