Joko Widodo, atau lebih sering kita panggil dengan Jokowi merupakan Presiden negara Indonesiakita tercinta yang ke tujuh. Jujur sampai saat ini baru saya temui sosok Presiden seperti beliau. Bukan bermaksud melebihkan, alay, atau fanatik, saya melihat Jokowi merupakan sosok Presiden yang merakyat, rendah hati dan tidak otoriter. Bahkan Jokowi Presiden pertama di Indonesia yang mengenalkan konsep "blusukan"  kepada masyarakat, ini bentuk "merakyat" yang baru saya temukan pada seorang Presiden.

Kalau bicara mengenai kesederhanaan, jelas tidak ada yang bisa mengalahkan kesederhanaan seorang Jokowi. Tidak ada kesan seorang koruptor pada diri Jokowi, bahkan beliau mendidik anak-anaknya dengan kesederhanaan dan mandiri untuk mencari uang. Sedikit bercerita masa lalu beliau, Jokowi kecil bukanlah orang yang berkecukupan, bukanlah orang kaya. Ia anak tukang kayu, nama bapaknya Noto Mihardjo, hidupnya amat prihatin, dia besar di sekitar Bantaran Sungai. Ia tau bagaimana menjadi orang miskin dalam artian yang sebenarnya. Mengerti bagaimana rasanya menjadi orang kecil, inilah yang membentuk beliau menjadi sosok yang tidak neko-neko meskipun sudah menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Belakangan ini saya heran dengan adanya stigma tentang beliau, caci-maki, dan yang terbaru adalah munculnya #2019GantiPresiden. Oke saya tidak melarang adanya individu, atau kelompok yang tidak suka dengan sosok Jokowi, karena itu memang hak mereka untuk ber-opini terhadap sesuatu, dengan catatan tidak melalui cacian dan makian, hoax, SARA, maupun kekerasan. Masalahnya sekarang justru cara tersebut yang digunakan oleh para haters dengan sasaran orang awam, ibu-ibu yang tidak pernah mengikuti dinamika politik dan sebagainya, mereka tiba-tiba saja mendapat pesan broadcast di Whatsapp, Twitter, ataupun Facebook yang isinya berupa cacian terhadap Jokowi, Kinerja Jokowi Buruk, atau Masyarakat tidak sejahtera karena Jokowi, dan hal buruk lainnya. Mayoritas pasti akan menerima secara mentah tanpa melakukan verifikasi terhadap keaslian berita tersebut. Tentu saja para kelompok haters akan senang karena mereka mendapat kawan baru, disinilah saya merasa prihatin melihat masyarakat awam tiba-tiba saja menjadi membenci Jokowi karena berita atau isu yang tidak nyata.

Padahal dari hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 26 September-8 Oktober 2017, mayoritas masyarakat merasa puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla selama 3 tahun terakhir. Kepuasan secara umum responden terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK sebesar 70,8 persen. Hanya 29,2 persen responden yang menyatakan tidak puas. Penghitungan ini mengambil sampel populasi survei seluruh warga negara Indonesia berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah. Metode pemilihan sampel acak bertahap atau multistage random sampling. Jumlah sampel yang diambil 1200 responden di 32 provinsi seluruh Indonesia. Margin of error sebesar plus minus 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Banyak juga kan sebenarnya yang merasa puas? Toh sebenarnya saya tidak heran mengingat saat Pilpres dulu Jokowi mendapat simpati dan antusiasme yang besar dari masyarakat.



Selain itu Menko Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan pencapaian terbesar yang bisa dirasakan seluruh masyarakat Indonesia adalah pembangunan infrastruktur yang masif di berbagai daerah. Pembangunan jalan tol, jalan nasional, bendungan, hingga pelabuhan bisa dirasakan manfaatnya. Pemerintah juga berhasil menjaga stabilitas harga panganyang tercermin dari tingkat inflasi yang masih terjaga di bawah 4%. Produksi beras di dalam negeri juga mampu mencukupi kebutuhan nasional, sehingga  pemerintah tidak perlu melakukan impor beras. Penyaluran bantuan sosial (Bansos) juga kini lebih terarah.



Pembangunan infrastruktur di Papua juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo. Tercatat Presiden Jokowi telah lima kali berkunjung mengawasi pembangunan infrastruktur di Papua. Pembangunan di Papua merupakan wujud kepedulian Jokowi dalam rangka kesetaraan hak asasis manusia bagi seluruh rakyat Indonesia. Beliau satu-satunya presiden yang menetapkan kesamaan harga BBM di Papua, padahal selama ini harga BBM di Papua 3x harga BBM di Jawa. Bahkan beliau masih memikirkan bahwa pembangunan di bagian timur Indonesia tak boleh mengabaikan nilai-nilai kebudayaan Papua. Tidak hanya itu saja, Jokowi juga merupakan satu-satunya Presiden yang berani mengambil sikap untuk menghentikan monopoli Freeport.



Kalau ditanya siapa Presiden yang pernah menginjakkan kaki di Asmat, jawabanya adalah Jokowi.
Kalau ditanya siapa Presiden yang berani membangun infrastruktur secara besar-besaran, jawabanya adalah Jokowi.
Kalau ditanya siapa Presiden yang begitu memikirkan pembangunan di Papua, jawabanya adalah Jokowi.
Kalau ditanya siapa Presiden yang Agresif dan konsisten memberantas ilegal fishing, jawabanya adalah Jokowi.
Kalau ditanya siapa Presiden yang berupaya nyata meningkatkan produktifitas petani dan menekan impor pangan, jawabanya adalah Jokowi.
Kalau ditanya siapa Presiden yang Ada upaya nyata dan itikad baik memberantas mafia BBM, jawabanya adalah Jokowi.

Sebegitu banyaknya kinerja dan usaha yang sudah diperjuangkan oleh Jokowi, pantaskah kita membencinya??

Saya sendiri berpendapat, paling haters Jokowi kalau ndak oposisi politik yang sudah takut kalah suara, Oknum yang ndak bisa korupsi dengan leluasa, atau mafia-mafia yang kehilangan lahan basah di Indonesia.

Salam Damai, Jokowi Hebat