Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wiraprasta333Avatar border
TS
wiraprasta333
Peringatan IMF: Negara Arab Kebanyakan Utang!
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) pada hari Rabu (2/5/2018) memperingatkan negara-negara Arab akan risiko menggelembungnya utang, dan mendesak pemerintah setempat melanjutkan reformasi ekonomi meskipun harga minyak telah mulai naik.

AFP melaporkan harga minyak mentah telah mengalami rebound di wilayah tersebut akibat kesepakatan pembatasan produksi di antara negara-negara produsen minyak namun IMF mengatakan perubahan tersebut tidak seharusnya mengganggu perombakan belanja negara yang saat ini sedang dilakukan.


"Reformasi yang diperlukan mencakup upaya lebih jauh untuk menghapuskan subsidi energi dan perubahan sistem pensiun dan jaring pengaman sosial, termasuk revisi usia dan manfaat pensiun," kata IMF dalam Regional Economic Outlook bulan Mei.

Jihad Azour, Direktur IMF untuk departemen Timur Tengah dan Asia Tengah, mengatakan pada AFP kenaikan harga minyak seharusnya mendorong perubahan.

"Kita seharusnya tidak berpuas diri... harga minyak naik. Hal itu tidak berarti kita tidak melakukan reformasi. Sebaliknya, lingkungan saat ini menawarkan kesempatan untuk mempercepat beberapa reformasi ini," kata Azour.

Harga minyak telah menyentuh level sekitar US$75 per barel dari sekitar US$30 di awal 2016.

Pertumbuhan ekonomi di regional Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) secara umum diperkirakan IMF akan mencapai 3,2% tahun ini dibandingkan 2,2% tahun lalu.

Hantu Utang

Pemulihan sebagian dari harga minyak akan menjadi dorongan bagi perekonomian negara-negara Teluk (Gulf Cooperation Council/ GCC), seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA), yang menyuplai hampir seperlima dari minyak mentah dunia.

Setelah pertumbuhan ekonomi negara-negara GCC menurun 0,2% tahun lalu akibat penurunan 0,7% di perekonomian Arab, IMF memproyeksikan ekonomi wilayah ini akan kembali tumbuh 2,2% tahun ini dan 2,6% tahun depan.

Meskipun perekonomian diprediksi menguat, IMF memperkirakan defisit fiskal wilayah tersebut akan mencapai US$294 miliar (Rp 4.105 triliun) antara periode 2018-2022. Sekitar US$71 miliar utang pemerintah akan jatuh tempo di jangka waktu yang sama.

"Pesatnya pertumbuhan utang di negara-negara MENA menjadi penyebab kekhawatiran. Utang telah tumbuh rata-rata 10 poin persentase terhadap PDB tiap tahun sejak 2013 dengan berbagai negara membiayai defisit fiskal yang besar," menurut laporan IMF.


Kenaikan suku bunga di masa mendatang, akan membuat bunga pinjaman menjadi lebih mahal dan memperumit permasalahan, tambahnya.
Menurut IMF, perekonomian negara-negara produsen minyak harus tumbuh 6,2% per tahun agar dapat menahan laju pengangguran di angka 10%.

Negara-negara MENA perlu membuka 25 juta lapangan pekerjaan baru dalam lima tahun ke depan, kata Azour, sambil memperingatkan konsekuensi negatif pengangguran yang dipadukan dnegan kenaikan utang. (wed)

https://www.cnbcindonesia.com/market...banyakan-utang
0
6.1K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.