Mau sedikit cerita gan. Mungkin aja ada agan-agan yang belum tau kampung hijau ini. Dulu, kampung ini sama seperti kampung lainnya di Jakarta. Kotor, panas, kurang terawat dan warganya acuh dengan lingkungan. Tapi, itu cerita 17 tahun yang lalu.

Jadi, kampung hijau Rawajati di Pancoran, Jakarta Selatan ini. sudah melewati proses panjang sehingga bisa menjadi salah satu kampung percontohan tentang lingkungan dalam skala nasional. Proses penghijauan sudah dilakukan sejak tahun 2001, Bahkan kini sudah berganti generasi. Bayangin aja hampir selama 10 tahun menghijaukan salah satu kampung di Jakarta itu enggak mudah gan. Tau sendiri kan kebiasaan warga Jakarta saat itu.

Meskipun melewati proses yang panjang, akhirnya perjuangan mereka pun membuahkan hasil. Salah satu pelopornya adalah ibu Ninik Nuryanto. Supaya ada regenerasi, sampai saat ini tongkat estafeta penghijauan dipegang oleh ibu Silvi.

Yuk gan, kita lihat ada apa aja di Kampung Hijau Rawajati ini.



Nah, tahun 2017 lalu, kampung hijau Rawajati ini baru saja mendapatkan penghargaan sebagai salah satu kampung yang memiliki bank sampah terbaik di DKI Jakarta dan jadi percontohan untuk skala nasional.




Semua warga sudah diedukasi bagaimana caranya memilah sampah organik dan non organik. Semua sampah-sampah itu ada manfaatnya lo gan.




Buat sampah organik dijadikan kompos, sementara sampah non organik seperti bekas botol minum, bekas gelas minum kemasan dan beberapa plastik lainnya diurai dan dijual ke bank sampah kota di Matraman. Sisanya dijadikan produk kerajinan.



Agan mungkin pernah denger bank sampah kan? Nah, di bank sampah ini warga bisa menabung sampah gan. Nanti, hasil tabungannya bisa dicairkan dalam bentuk rupiah. Dengan cara seperti ini, warga jadi rajin menabung sampah di bank sampah kampung hijau Rawajati.



Oh ya gan, sampah-sampah yang ditabung tidak asal diterima saja. Ada kriterianya yang sudah ditetapkan dan menjadi standar.



Selain itu, bank sampah juga menjadi ladang kompos buat warga yang membutuhkan untuk keperluan media tanam. Buat warga luar, kompos ini dijual Rp 10.000 per 4 kg.



Yang juga menarik di kampung ini ada gerakan one village one product. Jadi, masing-masing RT itu ada produk unggulannya sebagai salah satu cara mendorong semangat wirausaha di tengah warga.



Makana ringan yang dijual rasanya makanan rumahan banget gan, enak dan bikin kangen. Ane kemaren beli peyek, gak sampe sehari udah abis hahaha.. Jadi nyesel cuma bawa satu.



Selain makanan, warga juga aktif mendapatkan pelatihan dari pengurus kampung hijau Rawajati untuk membuat berbagai kerajinan tangan dari sampah. Nah, salah satunya tempat tisu ini gan. Kece kan?



Sekarang, warga Rawajati sudah menuai hasilnya gan. Lingkungan jadi adem dan berseri. Kualitas udara dan air tanah pun semakin baik. Bahkan setelah diteliti, kualitas air tanah di Kampung Hijau Rawajati lebih bagus dari air kemasan.

Kabar baiknya, kampung ini sudah banyak dikunjungi warga negara asing karena usaha mereka menghijaukan lingkungan. Dan sudah disiarkan dalam jaringan BBC channel di 33 negara di dunia. Keren kan gan? Gak nyangka ya ada kampung kayak gini di Jakarta.

Nah, sejak 2015 kampung hijau ini sudah menjadi Kampung Berseri Astra (KBA) Rawajati yang baru saja berhasil memperoleh penghargaan sebagai Kampung Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Pokoknya udah TOP banget dah kampung ini. Klo mau mampir dan belajar tentang pengolahan sampah, bisa langsung datang gan ke KBA Rawajati di Jl. Zeni AD 4 tepatnya berada di depan Masjid Hizbul Wathon. Pemuda Karang Tarunanya juga aktif.

sumur  

Jangan lupa rate dan ijo-ijonya ya gan