Alkisah, hiduplah seorang profesor yang hobby berdebat tentang ilmu yang dimilikinya. Ia selalu berusaha mengungguli lawan debatnya dengan statement, "Saya sudah baca semua teori. Jadi, saya tahu semuanya."
Suatu hari ketika hendak pulang, ia menaiki perahu untuk menyeberangi sungai. Karena merasa tahu segalanya, ia menantang tukang perahu. "Kamu mau tahu tentang apa? Coba tanyakan saja, saya tahu segalanya." Tukang perahu pun asal saja bertanya, "Profesor, apakah anda tahu cara berenang?" Prosefor menjawab, "Jelas tahu dong!" Profesor langsung berbicara panjang lebar tentang semua buku panduan berenang yang ia baca. Namun tak disangka, datang badai yang menghempaskan perahu mereka hingga terbalik, lalu profesor yang jago teori berenang ini pun tenggelam. Hingga akhirnya, tukang perahu ini yang menyelamatkannya.


Intinya sebanyak apapun teori dan pengetahuan kita, jika tidak kita praktikkan maka itu tidak ada gunanya.

Sebagaimana pengusaha yang tertempa di jalanan, Bob tak pernah menatap dunia wirausaha sebagai hal yang rumit. Sebaliknya, ia anggap entrepreneur sebagai dunia yang sangat menantang, serta mampu disikapi dengan cara berpikir logis, kreatif, & sederhana. Menurutnya, wirausaha bisa dijalankan memakai cara orang bodoh, alias tidak banyak berpikir namun langsung Action.

Banyak orang bertanya, "Bisnis apa yang bagus?" Jawabnya, "Bisnis yang bagus adalah dibuka, bukan ditanya terus!!"
Itulah sindiran jenaka yang kerap Bob lontarkan pada calon wirausahawan. Dibandingkan dengan pengusaha lain, dia memang enggan memberi kiat-kiat sukses berwirausaha. Tapi, kalau soal pengalaman, wawasan, visi-visi kewirausahaan, pasti dia bagikan. Bahkan siapa saja boleh untuk menggali dirinya sedalam mungkin.

Sebagai seorang pebisnis, kita tentu harus selalu bergerak ke depan dan menjadi yang terdepan.
"Saya lah yang memperkenalkan sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik. Pasar telur yang dikenal saat ini, tahun 70-an tidak ada. Saya lah yang menciptakan pasar itu."



Saat yang lain terlelap, anda bergerak. Saat yang lain bergerak, anda bertindak. Saat yang lain bertindak, anda sudah sukses

Bob Sadino

Sejak debut usaha pada 1970-an hingga akhir hayatnya, Bob setia menekuni agrobisnis. Ia hanya mendalami bisnis ayam potong, ayam petelur, daging sapi, dan produk olahannya, serta sayur mayur dan produk pertanian. Ia tak pernah terjun ke bisnis lain seperti transportasi, properti, yang diwajibkan oleh beberapa pakar bisnis.
Fokus pada satu tujuan adalah kuncinya.

Banyak pakar dan pengusaha yang bilang bahwa kolaborasi dengan pihak lain sangat menguntungkan, kedua pihak dapat saling memberi dan menutupi kekurangan masing-masing.
Seperti biasa, Bob Sadino memiliki pendapat berbeda. Ia tidak mau bermitra dalam membangun bisnis. Baginya, kemitraan hanya akan membuat sengsara. " Kalau kita membangun perusahaan bersama orang lain, saya jamin suatu saat akan pecah." Tutur Bob resah.

Bob membangun Kem Chicks pada tahun 70-an. Kem Chicks adalah supermarket yang membidik segmen kelas atas di Jakarta. Segmentasi terus dipertahankan sampai sekarang, hingga Kem Chicks tetap jadi primadona dan laris. Bob Sadino tidak membuka cabang Kem Chicks, padahal banyak supermarket dan hypermarket baru yang membanjiri Jakarta. Semua mengepung Kem Chicks, dan nyatanya Kem Chicks tetap eksis dan tidak terpengaruh.
Ada beberapa kunci utama mengapa Kem Chicks masih bertahan seperti dulu. Pertama, karena Bon memberi pelayanan sesuai permintaan konsumen. Kedua, karena Bob menciptakan pasar. Ketiga, karena Kem Chicks mengusung konsep "kembali ke rumah" yang membuatnya istimewa.

"Jadi pengusaha nggak butuh teori. Setelah sukses jadi pengusaha, anda bisa bikin teori sendiri."