Sore suhu suhu sekalian
ijinkan newbie ini bikin thread disini
Kalo gak berkenan mohon ditenggelamkan saja kaya kapal bu susi
Thread ini dibuat dengan bahasa yg to the point
TS percaya, kejujuran yang pahit lebih baik dari kepalsuan yang manis
Bisul lebih baik dipecah segera daripada dibiarkan sakit dan membesar tidak sembuh sembuh
Latar belakang
Quote:
Beberapa bulan lalu, ada reunian dengan kawan kawan SMA. Salah satu kawan newbie, kebetulan satu pengusaha yg sudah sukses punya nama skala nasional. Sudah berkeluarga. Kita ngobrol, share nomor telepon, buat networking atau sebagainya. Skip skip...
Sampe rumah , ane ditelepon, ternyata kawan itu. Dia nangis dan curhat (yes it sounds weird/awkward tapi ya itu apa adanya cerita)
saat ini dia lagi suka sama cowok lain, rekan bisnisnya, baru aja kerjasama dengan perusahaanya.. Lebih ganteng dari suaminya sekarang. dan entah kenapa setelah ketemu , kawan ane gak bisa ngelupain itu cowok. Sampe SMS2an, telponan, dsb. Itu cowok juga sudah berkeluarga, dia tahu itu. Dia gak bisa bilang suaminya dan gak tahu harus cerita kesiapa, dan dia randomly kontak ke ane dan curhat, apakah nantinya ane kutuk dia, sumpahin dia, atau apa gitu, kawan ane udah siap sama reaksi reaksi itu. Kenapa ane yg dikontak ? karna ane yg paling terlihat open minded diforum reuni itu.
Ane dengerin dia, terus ane bantu dia memahami emosi emosi yang dia keluarin saat itu. Ane gak ngejudge dia, ane tunjukin dia buat kasih waktu dulu kenalan sama perasaan perasaan baru itu , baru kemudian sarankan apa yang sebaiknya dilakukan sebelum bikin keputusan. Agak lama setelah itu dia tenang, dan mulai agak waras ngomongnya. Terus keheranan dan tanya kok ane kaga ngejudge pake khotbah, ayat ato semacamnya. Dia bilang dia habis 3,5 juta/ treatment ke rumah sakit dan clinical pscyhology disekitaran Jakarta dan intinya malah diajarin agama dan bersyukur tapi problemnya gak hilang. Baru saat itu dia jelaskan jernih, dia merit sama suami sekarang itu berdasar bibit bebet bobot, diusia muda. Saat itu masih kekurangan, daripada zina mending kimpoi. Perlahan ekonomi keluarga membaik rejeki mulai datang dan saat ini situasi berbalik, semuanya meng elu elukan dia. Dia ada jarak sama suaminya yg juga 'terbius' pengakuan itu. Mulai kehilangan sentuhan personal dan kedekatan keluarga seperti saat saat berjuang dulu. Dia merasa hal itu datang lagi ketika sang cowok yang dia taksir itu muncul. Tiba tiba dia pengen lari dari dunia dia sekarang dan tinggal dan merit sama cowok ini untuk merasakan "hidup" lagi. .
Singkat cerita, saat ini dia akhirnya sudah cerai sama suami lamanya , udah nikah lagi sama yang dia bener bener sreg. Melihat pasangan bukan cuma dari sisi bibit bobot bebet, merit daripada zina, ato hal hal artifisial kaya gitu.. Suami dulu semenjak naik namanya di Jakarta hobi berglamor ria, sementara yg sekarang dirasa lebih klop sama dia, lebih suka pantai dan traveling, jajan bakso pinggir jalan dan es campur.
Life is funny indeed
Saat ini ane lg komunikasi lagi orang lain (temenya yg diatas). Cewek, karirnya moncer tapi bingung kok gak ada cowok yg ndeketi. Saat ane ngetik ini, mulai terlihat kalo dia secara gak sadar bikin 'benteng' yang bikin cowok gak berani deketin dia. Kalau gak ada halangan, jumat ini dia akan ngedate cowok dan akan ngetes beberapa masukan dari ane. Moga moga langgeng dia
Either ways,
Buat yang butuh advice masalah rumah tangga / pacaran / pernikahan/ Real life/ identitas dan gak tahu harus dishare dimana
Silakan dishare disini, moga moga ane bisa kasi advice objektif ( moga moga bukan khotbah).
Saya gak tahu anda siapa ,jadi rahasia pasti terjamin, dan moga moga advicenya berguna
All the best for all of you