Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dishwalaAvatar border
TS
dishwala
Bimbang Prabowo Diburu Waktu Pilih Cawapres dari 9 Kader PKS


Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sampai saat ini belum memutuskan nama calon Wakil Presiden (cawapres) yang akan mendampinginya di Pemilu 2019.

Padahal, calon partai koalisinya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), telah menyodorkan sembilan nama cawapres untuk Prabowo. Namun, Prabowo dan partainya bergeming dan beralasan masih melakukan tahapan penilaian.

Tak tinggal diam nasibnya digantung, PKS memberi tenggat waktu kepada Prabowo untuk memutuskan nasib sembilan nama itu.


"Kami dari PKS menyampaikan ke Pak Prabowo menurut hitungan kami itu idealnya [memutuskan nasib 9 cawapres PKS] itu sebelum Ramadan," kata Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman di Hotel Aston, Jakarta Selatan, Rabu (2/5).

Lihat juga: PKS Beri Tenggat Prabowo Tentukan Cawapres sebelum Puasa
Sohibul berdalih pemberian tenggat waktu tersebut bukanlah bentuk ancaman atau ultimatum kepada Partai Gerindra. Hal itu, kata Sohibul, merupakan momentum yang tepat untuk bisa menentukan pemahaman politik bersama antara Gerindra dan PKS kedepannya.

Tenggat waktu itu, kata Sohibul, juga bertujuan memberi kepastian politik kepada PKS dan memastikan proses penilaian dari Prabowo dan Partai Gerindra tidak berlarut-larut.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai tenggat waktu tersebut adalah bukti ketergantungan Partai Gerindra terhadap PKS. Adi mengatakan hal itu menunjukan bahwa Prabowo tidak mungkin maju sendirian di pilpres 2019 mendatang.

Tenggat waktu ini, kata Adi, juga menunjukan posisi PKS yang berada di atas angin. Daya tawar PKS sangat tinggi karena PKS menjadi penentu keikutsertaan Prabowo di pilpres.

"Itu salah satu bentuk bargain dan itu tidak main-main kalau sudah ngasih deadline begitu. Dia (Partai Gerindra) sangat tergantung apakah PKS mendukung dia atau tidak," kata Adi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (2/5).

Menurutnya PKS sangat mungkin berpaling apabila Prabowo dan Partai Gerindra tak kunjung menentukan cawapres dari sembilan nama yang disodorkan.

Hal itu, kata dia, terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan Sohibul iman. Misalnya beberapa waktu lalu Sohibul sempat berkomunikasi dengan Partai Demokrat.

Bahkan, Sohibul akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk serius membicarakan kemungkinan terbentuknya poros ketiga. Pihak Demokrat juga dianggap serius untuk menggandeng PKS dan membentuk poros ketiga itu.

Lihat juga: Aher dan Anis Matta Disebut Kandidat Kuat Cawapres dari PKS
"Artinya kalau Gerindra tidak merespons ini dengan baik, bukan mustahil bahwa PKS ini akan angkat kaki," terang Adi.

Tenggat waktu ini juga menunjukan seakan Partai Gerindra yang tersandera oleh PKS. Adi mengatakan hal ini karena PKS merupakan sekutu yang luar biasa bagi Partai Gerindra.

Menurutnya hanya PKS yang sampai saat ini setia menemani Partai Gerindra berada di pihak oposisi sementara partai-partai lainnya sudah 'lompat pagar' menyebrang ke kubu lain.

"Selama ini yang menjadi teman sekutu yang memberikan karpet merah ya PKS. Artinya PKS sebagai partner koalisi ini cukup loyal. Mencari teman sekutu seloyal PKS ini hampir tidak ada," terang dia.

Senada, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai PKS saat ini tengah berada di atas angin. Selain karena ketergantungan Partai Gerindra, PKS lebih leluasa pergerakan politiknya.

Sementara, pergerakan politik Partai Gerindra cukup terbatas karena sudah mengusung Prabowo sebagai calon presiden. Selain PKS, menurut Hendri, partai lain belum tentu mau untuk merapat dan membentuk koalisi dengan Partai Gerindra.

"Belum tentu juga ada yang mau sama mereka (Partai Gerindra), sementara PKS ini gerakannya lebih leluasa karena tidak mencalonkan presiden, mereka bisa gabung ke poros ketiga atau gabung ke kubu Jokowi (Presiden Joko Widodo)," terangnya.

9 Pentolan PKS

Majelis Syuro PKS diketahui telah menyiapkan sembilan nama kader internal sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

Mereka adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid; eks Presiden PKS M. Anis Matta; Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Selain itu, ada nama Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie; Anggota DPR Tifatul Sembiring; Anggota DPR Al Muzammil Yusuf MS dan Anggota DPR Mardani Ali Sera.

Dari survei yang dilakukan PKS secara internal, kata Adi, muncul tiga nama dengan elektabilitas paling tinggi yakni Ahmad Heryawan, disusul Hidayat Nur Wahid, dan Anis Matta.

Lihat juga: Fahri Hamzah Minta PKS Beri Tiket Capres ke Anis Matta
Ketiga nama itu menurut dia yang cukup realistis dan bisa jadi bahan pertimbangan untuk Prabowo memilih pendampingnya. Selain dari elektabilitasnya ketiga nama itu juga memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Anis Matta, kata Adi, adalah sosok muda dan memiliki kemampuan retorika yang baik. Selain itu namanya juga sudah dikenal dan cukup vokal dibanding dengan beberapa calon lain. Hanya saja, Anis belum pernah menduduki posisi strategis, baik itu di pemerintah pusat maupun daerah.

Selain itu, Adi menyebut, Anis secara internal PKS tidak diterima di semua golongan. Diketahui PKS tengah terbagi dua golongan yakni golongan Sohibul Iman dan Anis Matta. Menurut Adi, Anis hanya bisa mewakili satu golongan saja di PKS.

Setelah Anis ada nama Hidayat Nur Wahid yang menempati posisi kedua dari segi elektabilitas. Menurut Adi Hidayat adalah sosok yang cukup senior di kancah perpolitikan Indonesia.

Pengalamannya sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menjadi salah sata keunggulan dia. Namun, sosoknya yang senior itu pun menjadi kelemahan untuknya.

Selanjutnya adalah nama Ahmad Heryawan atau Aher. Menurut Adi Aher adalah nama yang paling realistis untuk dipilih Prabowo sebagai cawapresnya.

Pengalamannya sebagai Gubernur Jabar selama dua periode menjadi salah satu kelebihan Aher. Secara internal Aher juga cenderung lebih diterima di semua golongan di tubuh PKS.

"Aher itu prestasinya banyak, penghargaan banyak dan menjadi gubernur di wilayah yang penduduknya paling banyak di Indonesia, 34 juta penduduk," kata dia.

Hanya saja, menurut Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun nama Aher yang pernah terseret di kasus penyaluran kredit Bank Jabar Banten (BJB) menjadi salah satu kelemahannya.

Lihat juga: Sepakati PKS, Gerindra Sebut Sekretariat Bersama Belum Resmi
Menurut dia posisi cawapres sangat penting untuk bebas dari serangan-serangan politik lawannya. Sementara, nama Aher yang pernah terseret di kasus BJB tersebut berpotensi dimanfaatkan sebagai serangan politik oleh lawannya.

"Aher punya potensi ada serangan meski belum tentu kebenarannya. Kan yang dicari untuk jadi cawapres itu adalah pribadi yang minimalis untuk jadi objek serangan politik dari lawan politiknya," terangnya. (arh/gil)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180503094245-32-295319/bimbang-prabowo-diburu-waktu-pilih-cawapres-dari-9-kader-pks

CAWAPRES GAK LAKU SEMUA ALIAS KARTU MATI
CAWAPRES ELEKTABILITAS 0 KOMA TAPI PETENTENG2 LAWAN SANA SINI
SEMUA JUGA TAU ,,DARIMANA DATANGNYA FITNAH.. DARI PKS BACKSTABER
0
2.2K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.