gurusejarahAvatar border
TS
gurusejarah
masa kejayaan film genre eksploitasi di Indonesia 1980-1997
Assalamualaikum WR WB



Spoiler for POSTER FILM:


jika membahas perfilman indonesia, sedikit banyak sekarang ini mulai bisa dibanggakan apalagi ada beberapa film indonesia yang tembus ke pasaran mancanegara. namun, dibalik indahnya karya-karya insan perfilman Indonesia yang sering kita saksikan bersama namun masih banyak yang kita tidak ketahui tentang perfilman Indonesia. pada medio tahun 1970an, dunia sedang dilanda demam film dengan genre cult yang dianggap sebagai sebuah karya film kelas B atau kelas kedua yang ditujukan untuk golongan menengah kebawah yang kebanyakan tidak berpendidikan. pada genre film ini sering ditampilkan adegan-adegan fantasi serta perkelahian para aktornya sampai memunculkan kematian yang mengerikan disertai darah serta organ tubuh yang berhamburan. kritikus film juga menyebutnya sebagai genre eksploitasi dimana para sineas film eksploitasi melakukan eksploitasi pada cerita, tokoh, atau promosi filmnya. tidak ada yang lebih disukai oleh masyarakat kelas bawah dibandingkan dengan cerita fantasi penuh pertarungan dan kekerasan didalamnya. demam genre ini terjadi diseluruh dunia dengan memunculkan nama dan coraknya masing masing. Mexico =Mexploitation;Canada =Canuxploitation;Latin America =Latsploitation, Australia = Ozploitation.


Spoiler for COVER FILM INDONESIA:


tak ketinggalan indonesia juga dilanda demam film jenis seperti ini. dari yang awalnya Indonesia kebanjiran film luar negri, mereka mulai berfikir bagaimana menghadirkan film serupa dengan cita rasa yang sangat indonesia. tujuannya adalah untuk menyasar masyarakat kelas bawah. film yang bertemakan Legenda, Kompeni (penjajahan), dan silat. Tidak bisa dipungkiri bahwa film dengan gaya seperti ini memang sangat Indonesia. Penonton-penonton di kampung sangat menyukai film-film seperti ini. dengan bumbu legenda seperti ini penonton diajak untuk membayangkan keadaan masa para jawara silat yang saling bertarung sampai salah seorang diantara mereka kalah dan badan salah satunya terbelah menjadi dua. para penonton akan merasa bergidig ngeri, selain itu genre eksploitasi akan mengangkat hal-hal yang tabu di masyarakat antara lain tentang penyiksaan, seks, wanita dengan pakaian seksi, pembantaian, zombie, narkoba, ilmu sihir dan segala fantasi terliar masyarakat Indonesia. pada masa orde baru dimana dipimpin Presiden Suharto, sensor film dibiarkan tidak terlalu ketat. hal ini digunakan sebagai alat kontrol politik dimana saat itu pemerintahan suharto yang sangat ketat dan kebebasan dibungkam. dimana pemerintah berusaha mengalihkan pemikiran dan pandangan masyarakat indonesia supaya teracuni dengan film eksploitasi dan merasakan kebebasan semu lewat film-film yang beredar di masyarakat. penindasan yang dilakukan rezim suharto akan termaafkan dengan longgarnya sensor film yang melegalkan film dengan adegan erotis dan sadis di dalamnya.


Spoiler for BADAN MBELAH:


yang terkenal dan paling diingat mereka pada masanya adalam film jaka Sembung yang di produksi oleh Rapi film pada tahun 1981 yang disutradarai oleh maestro perfilman sisworo gautama putra dengan sosok Berry Prima yang dengan cepat menjadi idola saat itu. cerita jaka sembung tergolong sederhana dengan alur yang mudah ditebak dimana jaka sembung akan menjadi tokoh pahlawan dalam menghadapi penjajahan dan kompeni disertai dengan beberapa pertarungan sengit. dalam film ini dapat di lihat bagaimana penggunaan teknologi perfilman yang cukup baik dengan menampilkan beberapa adegan gore terutama ketika kepala seseorang ditebas dan jatuh ke tanah namun masih bisa hidup dan berbicara. membawa penonton berfantasi liar dan dalam beberapa saat melupakan hari kerasnya yang ditidas dibawah rezim suharto. selain itu muncul juga Eva Arnaz yang menjadi tokoh perempuan, dengan kemolekan tubuhnya ia di eksploitasi menjadi tokoh perempuan yang seksi dengan ditujukan dengan penggunaan pakaian yang minim dengan sesekali mempertontonkan sisi keseksiannya.


Spoiler for RAPI FILM:



Rapi film menjadi sebuah studio yang mendulang untung paling besar bersanding dengan nama rumah produksi lainnya yaitu soraya intercine film. pada masa kejayaan Industri film eksploitasi pada medio 1980an, rapi film telah menelurkan 60 judul film yang kebanyakan laris manis dipasaran karena konsumen menengah ke bawah yang sangat besar. beberapa film yang di produksi oleh rapi film juga telah sampai di pasaran internasional. kebanyakan film yang rapi film produksi adalah film yang berhubungan dengan hal gaib dan mistis karena genre tersebut sangat disukai oleh masyarakat indonesia. walaupun sebagian dari mereka akan merasa ketakutan saat menonton namun mereka akan tetap singgah untuk menonton keseluruhan cerita.selain itu juga akan ditampilkan tokoh yang baik yang akan membantu membasmi kejahatan dan kesesatan yang dimunculkan sebagai tokoh kyai atau ustad.


Spoiler for BARRY PRIMA:


judul yang mereka gunakan biasanya mengandung keseluruhan cerita namun di simbolkan hanya melalui kata-kata yang sederhana namun terkesan lebay contohnya Jaka sembung sang penakluk (1981) dengan semboyan "untuk pertama kali ilmu rawa rontek difilmkan...." , Ratu ilmu Hitam (1981) , pengabdi setan (1980). selain berry prima, indonesia juga mengenal Ratu film Horor Suzanna, yang kekhasannya tidak bisa tergantikan oleh siapapun sampai saat ini. Suzanna terkenal menjadi setan, ratu iblis, kuntilanak namun uniknya walaupun ia menjadi tokoh setan namun dia tetap memiliki sisi kemanusiaan dimana ia hanya akan menghukum yang salah bahkan tidak jarang akan membantu mereka yang membutuhkan. puncak genre Eksploitasi adalah dimana ketika rapi film memproduksi film untuk pasar internasional dengan judul Final Score (1986) yang sangat digemari bahkan di dunia Internasional. film buatan indonesia di produksi dan di gemari bukan karena kualitasnya yang bagus namun lebih karena keanehannya dimana hal-hal diluar nalar terjadi dan dapat dimunculkan di dalam film. contohnya yaitu Lady terminator (1989) yang diproduksi oleh Soraya Intercine Films yang laris manis dipasaran internasional.


Spoiler for AADC:


setiap ada puncak kejayaan pasti ada masa dimana semua harus hancur. hal itu juga terjadi pada perfilman indonesia. krisis moneter tahun 1997 memliki dampak yang destruktif bahkan sampai ke perfilman Indonesia. masyarakat menengah ke bawah yang banyak menjadi sasaran film genre eksloitasi kehilangan pendapatan akibat dari krisis moneter dan tidak punya cukup uang untuk sekedar menonton film di bioskop. pada medio ini juga ditandai dengan mulai maraknya lahir industri jenis baru yaitu industri pertelevisian tanah air. televisi menjadi jawaban untuk masyarakat yang tidak bisa selalu menonton di bioskop dan televisi dianggap dapat menjadi alternatif hiburan yang relatif lebih murah ketimbang hanya menonton sekali dua kali di bioskop. masa bagi era genre eksploitasi sudah berahir di indonesia. pada saat itu juga perfilman indonesia juga dihantam badai serius yang menyebabkan mati surinya industri perfilman indonesia. genre eksploitasi mulai tergantikan dengan tren percintaan anak SMA dan anak muda yang dirasa lebih dapat diterima masyarakat umum kebanyakan.

Spoiler for BONUS:



SUMBER 1
SUMBER 2


MONGGO KRITIK BILA BERKENAN emoticon-Cool

RATE DAN SHARE SANGAT DIHARAPKAN emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star

CENDOL DAN BATA DIPERSILAHKAN emoticon-Cendol Gan
sposolo
sposolo memberi reputasi
1
29.7K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.