Mujair adalah ikan yang mudah ditemui dan juga dibudidayakan, tapi tahukah kalian asal muasal Mujair darimana ?? Mungkin banyak yang mengira ikan yang lezat ini adalah ikan asli lokal dan hidup di air tawar.

Ikan ini sebenarnya habitatnya di air payau, bahkan mereka hidup di laut pun bisa, mereka mengarungi samudra lepas pun sanggup. Memang ikan ini bukanlah asli dari Indonesia namun dari tanah Afrika yang kaya dengan kekayaan alamnya, tapi ikan ini mendapatkan nama Mujair sesuai dengan penemunya mbah moejair yang berhasil membudidayakan ikan-ikan tersebut di air tawar pada tahun 1936, hingga terkenalnya ikan ini adalah ikan air tawar bukan lah ikan laut.



Walau masuknya ke Indonesia belum diketahui secara pasti, ada analisis tanpa bukti bisa saja para penjajah dahulunya membawa budak dari Afrika sambil membawa ikan tersebut dan terlepas di perairan sekitar Indonesia kemudian ditemukan oleh mbah moejair, atau memang berenang sendiri menjelajahi samudra dan terdampar di perairan Indonesia.



Bahkan ikan ini di papua menjadi komoditi yang enak dan banyak dibudidayakan di sana khususnya mereka hidup di danau Sentani, Ikan mujair merupakan ikan yang diintroduksi ke Danau Sentani pada masa Gubernur Acub Zainal sekitar tahun 1970-an. Dalam perkembangannya ikan ini berkembang begitu pesat dan menjadi ikan yang paling dominan ditangkap oleh nelayan Sentani. Namun ikan ini kemudian dibudidayakan kembali ke asalnya yaitu air laut, sejak 2010 sudah dilakukan pengembangan kembali ikan mujair air tawar menjadi ikan laut. Salah satunya di telaga yang bernama Dukumbro di selatan Desa Tabla Nusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.



Dengan mudahnya perkembangan pada ikan ini karena ikan mujair adalah omnivora yang aktif mencari makan saat hari terang (diurnal). Saat malam, ikan mujair akan berdiam diri di dasar air untuk beristirahat. Makanan utama mereka adalah alga dan plankton. Mulut mereka yang besar sangat membantu mereka menghirup banyak air yang mengandung plankton. Plankton-plankton tersebut kemudian akan terperangkap oleh lendir yang dihasilkan oleh insang ikan. Lendir yang kaya akan plankton inilah yang kemudian akan ditelan oleh ikan mujair. Saat persediaan plankton tidak melimpah, mujair akan memakan udang/crustacea kecil, cacing tanah, tumbuhan air (duckweed), jentik nyamuk, atau serangga air lainnya. Nampaknya pengembangan ikan mujair tak terlalu sulit.



Dengan telaga yang terhubung dengan air laut, yang pada saat air pasang mengalirkan air laut ke sana. Daerah itu adalah salah satu kawasan di Papua yang mengembangkan ikan mujair air asin. Dengan cara bertahap dengan yang dilakukan mbah Mujair ikan itu kini berhasil dikembangkan menjadi kembali ke habitat aslinya yaitu air laut.



Memang setelah penangkaran beberapa bulan di air payau, mujair kemudian dipindahkan ke lokasi yang kadar garamnya lebih tinggi. Akhirnya mereka bisa hidup dan berkembang biak dengan cepat. Sekarang keturunannya tak perlu lagi diadaptasi seperti induk-induknya, mereka sudah jadi ikan air asin dan siap dilonsumsi menjadi ikan laut seperti masa lalu, sebelum mbah Moejair menemukannya. Bagaimana menurutmu kawan, serupuutt dolo gan..



by c4punk@2018

Referensi


https://m.detik.com/finance/berita-e...ua-punya-bisa-