BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Pernyataan kontroversial Prabowo dapat turunkan elektabilitas

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato politiknya di hadapan kader dan simpatisan pada acara "Prabowo Menyapa Warga Jawa Barat" di Depok, Jawa Barat, Minggu (1/4).
Pemilihan Presiden 2019 semakin santer mengarah ke dua figur, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Hasil survei Media Survei Nasional (Median) memperlihatkan tingkat keterpilihan atau elektabilitas Jokowi mengalami kenaikan, sementara Prabowo menurun.

Direktur Riset Median Sudarto mengatakan, elektabilitas Jokowi mengalami peningkatan karena karena naiknya angka kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Sudarto memprediksi, apabila semakin banyak infrastruktur yang selesai menjelang 2019 dan manfaatnya dirasakan masyarakat, elektabilitas Jokowi akan semakin meningkat.

"Terjadi peningkatan kepuasan sedikit dibandingkan dengan Februari lalu. Ini karena banyak infrastruktur yang sudah selesai dan dirasakan masyarakat," kata Sudarto melalui Kompas.com.

Penurunan tingkat keterpilihan justru dialami Prabowo. Sudarto mengatakan elektabilitas Prabowo mengalami penurunan karena berbagai komentar kontroversialnya di publik. Misalnya, pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesian bisa bubar pada 2030 yang ternyata hanya merujuk pada novel fiksi Ghost Fleet.

Selain itu, kata Sudarto, turunnya elektabilitas Prabowo ini karena mantan Danjen Kopassus itu tidak kunjung mendeklarasikan diri sebagai capres. Prabowo baru menyatakan kesiapannya menjadi capres dalam rakornas Gerindra, 11 April lalu, sebelum survei digelar.

"Efek deklarasi Prabowo belum kami potret. Umumnya kalau sudah deklarasi suaranya naik," kata Sudarto.

Survei Median yang dilakukan pada 24 Maret-6 April 2018 terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.

Survei mencatat, elektabilitas Jokowi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Februari 2018, dari 35,0 persen menjadi 36,2 persen. Sementara elektabilitas Prabowo turun dari 21,2 persen menjadi 20,4 persen.

Tingkat keterpilihan itu diperoleh dengan pertanyaan semi terbuka dengan mengajukan 45 calon presiden terhadap responden. Hasilnya, Jokowi memimpin dengan 36,2 persen dan Prabowo menjadi penantang terkuatnya dengan 20,4 persen.

Elektabilitas Jokowi dengan Prabowo jauh meninggalkan tokoh lainnya. Survei Median mencatat elektabilitas Gatot Nurmantyo hanya 7 persen, Jusuf Kalla (4,3), Anies Baswedan (2), Muhaimin Iskandar (1,9), Agus Harimurti Yudhoyono (1,8), Anis Matta (1,7), Hary Tanoesoedibjo (1,6), TGB M Zainul Majdi (1,5), dan Yusril Ihza Mahendra (1). Sisanya mendapatkan elektabilitas di bawah 1 persen.

Meski Jokowi masih di atas angin, peluang gagal melaju dua periode tetap ada. Banyak masyarakat yang belum menentukan pilihan pada Pilpres 2019.

Survei Median juga memperlihatkan lebih banyak responden (46,37 persen) menginginkan Jokowi diganti tokoh lain daripada memimpin kembali (45,22 persen), sisanya (8,41 persen) tidak menjawab.

Jokowi mendapat elektabilitas tertinggi 41,3 persen ketika berpasangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar.

Duet Jokowi-Cak Imin lebih tinggi elektabilitasnya dibandingkan Jokowi berpasangan dengan Hari Tanoesudibjo (40,2 persen), Jokowi-Wiranto (39,0 persen), Jokowi-Chairul Tanjung (38,7 persen) dan Jokowi-Zulkifli Hasan (38,1 persen).

Adapun Prabowo mendapatkan elektabilitas tertinggi (33,9 persen) ketika dipasangkan dengan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Prabowo-Anies itu lebih tinggi elektabilitasnya dibandingkan Prabowo-Agus Harimurti (34,2), Gatot Nurmantyo 33,3 persen, Anis Matta 32,2 persen, dan TGB Zainul Majdi 32 persen.

Sebelum survei Median, sejumlah lembaga survei pun telah menempatkan elektabilitas Jokowi di atas tokoh lainnya. Hasil survei KedaiKOPI menyebutkan elektabilitas Jokowi masih yang tertinggi (48,3 persen), diikuti Prabowo Subianto (21,5 persen), Gatot Nurmantyo (2,1 persen) lalu TGB Zainul Majdi, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono yang sama-sama mendapatkan 1,1 persen suara.

Sebelumnya, Surveri Polcomm Institute menyebut elektabilitas Jokowi sebesar 49,08 persen sementara Prabowo sebesar 29,67 persen. Survei Populi Center pun menyatakan Jokowi punya elektabilitas 64,3 persen, jauh di atas Prabowo sebesar 25,3 persen.

Joko Widodo telah mendeklarasikan sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Jokowi didukung oleh Partai Nasdem, Partai Solidaritas Indonesia, Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura, Perindo, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Pesaing terdekatnya, Prabowo pun telah mendeklarasikan pencalonannya melalui Partai Gerindra. Meskipun Gerindra telah mendeklarasikan pencalonannya, tetapi Prabowo disebut masih berpeluang menjadi calon wakil presiden Jokowi.

Peluang Prabowo menjadi wakil presiden Jokowi relatif kecil karena penolakan dari konstituen. Hasil survei Media memperlihatkan bahwa 66,7 persen konstituen tidak mendukung Prabowo maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-elektabilitas

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Naik tinggi, nilai IPM Papua tetap tertinggal

- Riwayat integritas SNMPTN dalam sorotan

- Saksi meringankan buka modus First Travel

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
41.9K
123
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.