Babak Baru Pesawat Tempur kerjasama Indonesia-Korea Selatan KFX/IFX nampaknya terhalang tembok yang tinggi dari pihak Indonesia, Seperti diberitakan Kompas (6/4/2018) dalam rapat internal Kabinet November 2017 Presiden Jokowi memberikan arahan agar dana khusus untuk pembangunan pesawat tempur KFX/IFX tidak dicairkan dulu karena renegosiasi perjanjian.

Arahan Presiden Jokowi ini seolah-olah petir di Siang bolong, mimpi untuk mempunyai pesawat canggih “buatan sendiri” nasibnya berada di Ujung tanduk. Menhan Ryamizard Ryacudu menolak berkomentar lebih jauh tentang arahan Presiden Jokowi Tersebut.

Sementara itu Inspektur Jenderal Letjen Agus Sutomo mengakui bahwa saat ini program KFX/IFX sedang dievaluasi baik dari segi politik maupun Anggaran, tidak dapat dipungkiri Program prestisius ini memang mahal. Kerjasama yang ditandatangani pada tahun 2010 mengharuskan Indonesia menyediakan dana sebesar Rp 13,6 Trilliun pada tahun 2020 untuk menghasilkan lima prototype.

Sebelumnya pada tanggal 19 Oktober 2017 Menkeu Sri Mulyani Indrawati menegur Menhan Ryamizard Ryacudu karena lupa memasukan anggaran untuk KFX, akibatnya Indonesia mendapat teguran juga Dari Korsel karena sudah waktunya untuk menyetorkan cicilan untuk pengembangan dan pembangunan KFX/IFX.

Sumber internal di Kemhan Sendiri tidak membantah bahwa evaluasi KFX/IFX mengarah kepada pembatalan dengan alasan politik anggaran, Sebelumnya pada 24 Januari 2018 Janes mengabarkan bahwa Indonesia kekurangan uang sehingga porsi keterlibatan Indonesia yang sebesar 20% akan dikurangi.


https://c.uctalks.ucweb.com/detail/1290a6780f0447c2a7cb95af0d648df5?uc_param_str=dnvebintwidsudsvpflameefutpcch

Kamu Perlu Drone bukan KFX/IFX