Sejak mengundurkan diri dari perusahaan terakhir tempatku bekerja (April 2017), aku sengaja tidak mengurus klaim dana JHT (Jaminan Hari Tua) BPJS Ketenagakerjaan. Alasannya: ribet birokrasinya.

Tapi karena kebutuhan untuk membeli berbagai alat produksi (dan juga konsumsi, heheh), maka pada Desember 2017 barulah aku berpikir untuk mencairkan dana JHT tersebut. Langkah pertama yang aku lakukan adalah searching di Google, syarat apa saja yang dibutuhkan untuk mencairkan dana BPJS Ketenagakerjaan tersebut.

Setelah ada sedikit pengetahuan dari hasil googling, aku sowan ke kantor BPJS Ketenagakerjaan di Jl. PHH Mustofa Bandung. Dari sana aku tahu bahwa selain mengajukan e-klaim lewat website BPJS Ketenagakerjaan, aku juga bisa mengajukan klaim manual di Bank BTN dan BJB.

Untuk mengajukan klaim manual, aku harus memiliki rekening tabungan di salah satu dari kedua bank tersebut. Karena setoran awal di Bank BJB lebih murah (50.000), maka aku pun memilih membuka rekening di sana. Syaratnya cuma 3:


---

Selanjutnya adalah mengajukan klaim pencairan dana JHT BPJS Ketenagakerjaan di Bank BJB Jl. PHH Mustofa yang lokasinya persis di seberang kantor BPJS Ketenagakerjaan.

Syarat-syaratnya:



Sudah, enam itu saja. Pastikan bahwa status keanggotaan kita di BPJS Ketenagakerjaan sudah non-aktif. Caranya bisa cek di aplikasi BPJS Ketenagakerjaan di Android atau datang langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan.

Kalau status keanggotaan kita masih aktif, klaim kita 100% pasti akan ditolak.

Untungnya, di Android jika status kita masih aktif, bisa kita non-aktifkan sendiri.

Setelah kelima berkas (materai nggak dihitung berkas) kita serahkan ke Bank, selanjutnya menunggu 3-14 hari kerja sampai dana JHT kita masuk ke dalam rekening.

Salah satu cara untuk mengecek apakah klaim kita sudah disetujui adalah melihat saldo JHT di aplikasi BPJS Ketenagakerjaan di Android. Jika sudah Rp 0, maka siap-siaplah berangkat ke ATM.

Saya mengajukan klaim hari Senin, dan hari Kamis dananya sudah masuk ke rekening Bank BJB.

Mudah banget kan?