Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Menguak Tabir Eksistensi Elite bodoh dan Bermental Maling
Menguak Tabir Eksistensi Elite Goblok dan Bermental Maling

Ranah publik sedikit terhenyak dengan pidato ketua umum partai Gerindra Prabowo Subianto, ketika menyebut Indonesia diprediksi bubar pada tahun 2030. Orasi yang menggebu-gebu ala beliau, sukses menyedot animo khalayak ramai untuk membahas maksud dan tujuan pidatonya.

Meski diketahui referensi yang dijadikan materi untuk bercuap-cuap didepan microphone bersumber dari buku fiksi berjudul Ghost Fleet karangan PW Singer dan August Cole, tak ayal, lontaran pidato beliau terbilang cukup sukses memantik reaksi dari berbagai pihak. Dan seperti biasa, kita dapat melihat tanggapan yang pro diikuti dengan kontra, dengan landasan argumennya masing-masing.

Belum lagi redup nyala api pada pidato pertama pria yang gemar berkuda ini, yang membuat beberapa orang terkejut sambil garuk-garuk kepala, muncullah pernyataan selanjutnya yang membuat saya tersenyum puas tanpa batas.

Apa hal? Sabar, kita pelan-pelan saja sambil menyiapkan headseat dan dengerin lagu dari Kotak. Judulnya kok ya pas, Pelan-pelan Saja.

***
Elite bodoh

Menguak Tabir Eksistensi Elite Goblok dan Bermental Maling

Menurut wikipedia, elite atau elit, dijabarkan sebagai sekelompok kecil orang yang berkuasa. Mendapatkan berbagai privilige, serta memiliki posisi yang lebih tinggi daripada situ, kalian, dan juga termasuk saya. Inklusif panastak dan seteru abadinya, panasbung. Sedangkan kata bodoh, ya bodoh saja. Saya pikir tidak perlulah dijelaskan. Malas bingit!

Jika kedua kata ini dikoalisikan menjadi satu frasa tanpa poros tengah, yaitu Elite bodoh, artinya bisa bersifat paradoks. Elite kok bodoh? bodoh kok jadi elite? Sepertinya bakal runyam, Milea? Ah sudahlah!

Mencoba memahami kata yang dimaksud bekas Komandan ini, tentu tidak boleh diartikan hanya tersurat. Lagian, sudah terbukti jika frasa "elite bodoh" bermakna kontra satu sama lain.

Jangan pula membayangkan elite tipe ini laksana kata ulang berubah bunyi seperti kata plonga-plongo yang kemaren sempat viral diikuti kata Vladimir, untuk berusaha menggambarkan sifat kebodohan seseorang dan berusaha menjatuhkannya sebab berbeda mahzab politik. Bukan itu maksudnya.

Namun sebuah makna tersirat bahwa mereka yang disebut elit tersebut, adalah orang pintar yang membuat rakyat jelata menjadi bodoh. Bila guru mengajarkan muridnya supaya menjadi pintar, kondisi berbalik dilakukan oleh elite bodoh ini.

Tujuannya adalah melegalkan privilige yang mereka miliki dengan mengeruk uang masyarakat sebesar-besarnya dengan jalan menghisap darah kaum proletariat. Masa bodoh dengan rakyat yang termarjinalkan. Apakah kamu merasakannya, Milea?

***
Bermental Maling

Menguak Tabir Eksistensi Elite Goblok dan Bermental Maling

Secara sederhana, maling adalah sebuah pilihan atas pekerjaan yang tidak terpuji. Dimana aktifitas yang dilakukan, adalah memindahkan sesuatu barang yang memiliki nilai ekonomis, dari orang yang berhak, ke orang lain yang tidak berhak, baik dengan diikuti oleh kekerasan, pengibulan, janji-janji manis, atau menggunakan semacam manta-mantra ajaib, sehingga barang berpindah tangan dengan cara melawan hukum. Bagaimana Milea? Paham?

Dalam pidato Pak Prabowo yang berapi-api, ia tak cukup melabeli elite dengan kata bodoh, bahkan diikuti pula dengan rangkaian kata yang tak kalah menohoknya. Elite bodoh dan bermental maling. Ada yang salah?

Secara pemilihan diksi, boleh jadi beberapa kata yang beliau jadikan bahan untuk berorasi dipandang tak pantas. Dianggap tak pantas, mungkin dikaitkan dengan budaya ala ketimuran yang masih cenderung menyukai basa-basi dan menjunjung komunikasi sopan dengan kata halus.

Belajarlah untuk menolak dengan diksi kata halus, Jenderal. Niscaya ribetnya mengalahkan mengurai benang kusut yang carut-marut dikaleng bekas susu untuk bermain layang-layang. Percayalah!

Namun, jika kita bersedia adil sejak dalam pemikiran dalam menyikapi realitas yang terjadi secara obyektif, substansi kalimat tersebut benar adanya. Gak percaya?

Banyaknya elit bermental maling, serakah, beku hatinya, serta hanya ingin kaya, dapat kita saksikan dari deretan manusia sampah dinegeri ini yang terjerumus dan terjerat skandal korupsi. Para bedebah ini tidak hanya berasal dari dalam lingkaran kekuasaan saja. Diluar garis orbitpun, kelakuannya sama brengseknya.

Seakan tak pernah klimaks dengan gaji yang rutin diperoleh saban bulan, berbagai cara dilakukan agar pundi-pundi rupiah diraup tanpa pernah memikirkan dampaknya bagi keberlangsungan hidup rakyat papan bawah. Padahal sejal awal menjabat, mereka disumpah dibawah kitab suci masing-masing sesuai dengan keyakinannya. Mereka inilah yang pantas disebut sebagai pendusta agama yang sebenarnya. Apa yang kamu lakukan itu jahat.

Meski Pak Prabowo dengan lugas menyebut bahwa elit di Jakarta banyak penipu dan penggarong, skandal korupsi tidak hanya tersentral di Jakarta. Ibukota negara yang beberapa lapisan masyarakatnya mengalami premenstrual syndrome akut tak berkesudahan dengan sensitifitas tingkat dewa.

Dalam kasus terbaru, sejumlah 19 orang di kota Malang dijadikan tersangka oleh lembaga anti rasuah KPK. Menilik jumlahnya 19 tersangka, sebenarnya tanggung banget. Kenapa nggak sekalian ditambahi jadi 3 lagi? Lumayan jadi sebuah tim sepakbola, lengkap dengan pemain cadangan? Atau minimal penambahan tim hore-hore yang sanggup membuat retina mata rusak sebelum masanya.

Jadi, benar demikian realitasnya. Elite bodoh dan bermental maling memang banyak. Mereka sudah ada sejak zaman dahulu. Para tikus berdasi itu menggerogoti kekayaan alam Indonesia demi memuaskan hawa nafsunya. Tidak hanya terjadi direzim yang saat ini berkuasa. Dan Prabowo tidak bohong. Tinggal bagaimana kita menyikapi warning darinya dengan pemikiran yang waras. Anti boleh, tapi gak asal anti-antian. Mendukung tidak salah, tapi jangan sampai fanatik buta.

Malang oh Malang...Selaksa peristiwa pernah tercipta disana. Diantara hijaunya dedaunan dikebun apel. Juga malam-malam indah dengan pendar bintang polaris yang bersinar dengan lembut. Termasuk ikrar sehidup-semati yang kini menggetarkan kalbu merangkai rindu. Masihkah kau ingat, Sayang?


©Skydavee
Menguak Tabir Eksistensi Elite Goblok dan Bermental Maling
Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 05-04-2018 15:23
0
8.8K
93
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.