Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shahrah018Avatar border
TS
shahrah018
Premium Hilang, Harga Pertalite Naik, Untung buat Siapa?
Premium Hilang, Harga Pertalite Naik, Untung buat Siapa?

28 Mar 2018, 00:00 WIB

Premium Hilang, Harga Pertalite Naik, Untung buat Siapa?
Harga Pertalite ini berada di atas harga BBM jenis Premium (oktan 88) dan di bawah harga BBM jenis Pertamax (oktan 92), Jakarta, Kamis (23/7/2015). Pertamina akan mulai memasarkan Pertalite pada Jumat (24/7/2015). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat riuh dengan dua peristiwa yang berkaitan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pertama, hilangnya Premium di pasaran, dan kedua, harga Pertalite yang naik.


Pantauan Liputan6.com di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Terogong, Jakarta Selatan, sudah sejak Januari 2018 tidak lagi menjual Premium. Sebagai gantinya, Pertamina memasok Pertalite ke SPBU tersebut.

"(Premium) Sudah enggak dipasok lagi, diganti Pertalite. Wah sudah lama ‎enggak ada, sudah dari Januari," ujar Rifai, petugas di SPBU tersebut pada Senin 26 Maret 2018.

SPBU di sekitar wilayah tersebut memang sud‎ah jarang yang menjual BBM Premium. Kalaupun masyarakat ingin mengisi kendaraannya dengan BBM RON 88 tersebut, harus mencari di SPBU tertentu.


Di SPBU yang menyediakan Premium pun pasokan tak selalu ada. Seperti yang terpantau di SPBU bernomor 34-17127, Jalan Chairil Anwar, Margahayu, Bekasi Timur. Hampir setiap sore, tak terlihat lagi antrean pada dispenser Premium.


Salah satu operator SPBU di Jalan Chairil Anwar, Ahmad, mengatakan pasokan BBM Premium dalam sehari biasanya mencapai 800 KL. Namun, stok tersebut rata-rata cepat habis. Khususnya, di hari kerja, dimana pengguna kendaraan drastis meningkat.

"Kalau dibilang langka, ya langka. Kemarin saja, sempat tersendat. Kalau pengirimannya normal, sampai siang juga sudah habis," kata Ahmad pada Sabtu 24 Maret 2018.

Ia mengakui bahan bakar Premium kerap habis menjelang sore. Soalnya, jatah yang diberikan Pertamina tidak dapat lagi menyuplai penuh kebutuhan pengendara. "Tiap malam itu, pengiriman 8 ton. Biasanya, sih 16 ton. Pengurangan itu, sejak akhir tahun lalu," jelasnya.


Kelangkaan Premium tersebut tak hanya terjadi di Jakarta. Pasokan Premium di SPBU Garut, Jawa Barat pun juga seret. Akibatnya, dalam dua pekan terakhir karyawan SPBU di Garut mendapat omelan dari konsumen karena tak tersedianya Premium.


"Awalnya sih lancar, tapi mulai sekitar dua pekan terakhir (Premium) dijatah dua hari sekali, itu pun kadang-kadang telat," ujar Sarif (27), salah satu Petugas 34.44115 Ciateul, Tarogong Kidul, saat ditemui Liputan6.com, Sabtu lalu.


Menurutnya, penurunan pasokan Premium sudah cukup meresahkan masyarakat, terutama bagi kalangan pengguna angkutan kota (angkot) yang kerap menggunakan salah satu bahan bakar beroktan 88 tersebut.
Salah satu pengendara sepeda motor, Greg mengatakan, seharusnya kenaikan harga Pertalite bisa disampaikan lebih masif sehingga masyarakat tidak terkejut.


"Itu wajib (sosialisasi). Jangan sampai orang kaget terus ada salah pengertian. Kan kita sering isi (BBM), jadi sudah tahu takaran bahan bakar kita. Kalau naik artinya jumlahnya liternya berkurang dan kita belum tahu. Di situ bisa terjadi salah pahamnya," jelas dia.


Sementara, Rudy Ismantoro, warga Bekasi yang meggunakan motor sebagai alat transportasi, mengatakan BBM jenis premium belakang sulit didapat. Ia menilai pemerintah tengah memaksakan masyarakat agar beralih ke Pertalite atau Pertamax.


"Saya sih berharap jangan sampai langka. Kalau saya sih, enggak masalah beli Pertalite. Tapi, kasihan masyarakat di daerah yang lebih butuh," harapnya.


Sementara itu, harga BBM RON 90, yaitu Pertalite juga telah mengalami kenaikan. Di SPBU di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, harga Pertalite dipatok sebesar Rp 7.800 per liter dari sebelumnya Rp 7.600 per liter. Kenaikannya Rp 200 per liter.


Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, menyatakan penyesuaian harga BBM jenis Pertalite merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus naik. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).


Menurut Adiatma, Pertamina sudah berupaya untuk bertahan dengan harga saat ini agar tidak membebani masyarakat. Namun, harga bahan baku yang meningkat tajam, mengharuskan harga BBM naik di konsumen akhir.


“Ini pilihan berat, tapi kami tetap mempertimbangkan konsumen, dengan memberikan BBM berkualitas terbaik dengan harga terbaik di kelasnya," kata dia.
 
Premium Hilang, Harga Pertalite Naik, Untung buat Siapa?
Infografis Pertalite naik

Penjelasan Pertamina


Adiatma menambahkan, kenaikan harga BBM Research Octane Number (RON) 90 tersebut, secara periodik dilakukan Pertamina sebagai badan usaha. Pihaknya juga mengapresiasi konsumen yang tetap memilih Pertalite sebagai bahan bakar bagi kendaraannya.


"Keputusan untuk menyesuaikan harga merupakan tindakan yang juga dilakukan oleh badan usaha sejenis. Namun, kami tetap berupaya memberikan harga terbaik bagi konsumen setia produk BBM Pertamina,” tutur dia.


Sedangkan mengenai Kelangkaan Premium, Adiatma mengatakan, dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014‎, maka Premium bukan BBM penugasan yang wajib disalurkan di wilayah Jawa, Madura dan Bali. Sehingga di tiga wilayah tersebut, Premium menjadi bahan bakar yang masuk kategori umum atau nonsubsidi.


"Ah kalau di Jawa lihat Per
pres, di Jamali (Jawa, Madura dan Bali) tidak ada kewajiban Pertamina jual Premium. Bukan penugasan. Dia dimasukkan ke jenis bahan bakar umum," kata Adiatma, di Jakarta, Selasa (27/3/2018)

‎Menurut Adiatma, Pertamina saat ini mengacu pada Peraturan Presiden tersebut dalam menyalurkan BBM Premium.‎ Dia pun membantah jika terjadi kekurangan Premium. ‎"Enggak, kita kan sesuai Perpres saja. Boleh kita enggak jual Premium, itu boleh," ujarnya.

Meski masih satu jenis BBM, Premium di luar Jawa, Madura dan Bali berkategori penugasan. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014. Adiatma mengaku, Pertamina masih menjamin pasokan Premium di wilayah penugasan luar Jawa, Madura dan Bali


‎"Kalau di luar Jamali, JBKP jenis BBM Khusus Penugasan. Masih dijamin kalau itu (BBM Premium)," ucapnya.
Unit Manager Communication & CSR MOR III Pertamina Dian Hapsari Firasati menambahkan,‎ Pertamina tetap menyediakan Premium di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Saat ini tercatat ada 743 SPBU yang menjual Premium di wilayah tersebut.


"Kami tetap menyediakan Premium untuk masyarakat yang masih menggunakannya‎," kata Dian.


Dian menuturkan, saat ini masih ada sejumlah masyarakat yang masih membutuhkan Premium, meskipun jumlahnya terus menurun. Berdasarkan data, penjualan Premium pada akhir 2017 menurun hingga 50 persen dibandingkan akhir 2016.


“Ini adalah indikasi bahwa masyarakat mulai mencari BBM dengan kualitas yang lebih bagus," tandas Dian.
 https://www.liputan6.com/bisnis/read/3409748/headline-premium-hilang-harga-pertalite-naik-untung-buat-siapa


Sadar Gak Kamu Kalau Harga Pertalite Terus Naik?
Selasa, 23 Januari 2018 09:54


TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Setelah keberadaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium hilang di kota Palembang, kini bahan bakar jenis Pertalite mengalami kenaikan menjadi Rp 7.800 perliternya.

Kenaikan harga bahan bakar minyak Pertalite ini pun banyak tidak diketahui oleh masyarakat. Sebab Pertalite harganya dinaikan tidak melalui pengumuman pemerintah dan ditetapkan oleh pihak Pertamina sendiri.
Deni warga SU II ini pun kaget setelah mengisi bahan bakar Pertalite, ia tahu harga naik setelah melihat harga yang terpampang di nozzle pengisian bahan bakar.

"Tiga hari kemarin masih Rp 7.500, sekarang tiba-tiba naik, tidak ada pengumuman sebelumnya dari pemerintah, mau tidak mau takaran minyak pasti berkurang dengan kenaikan harga ini," ujarnya.


Ia pun menyayangkan hilangnya premium sebagai bahan bakar sejuta umat, perbandingan harga antara premium dan pertalite sangat jauh karena selisih lebih dari Rp 1.000 perliternya.


Sementara, pantauan Tribunsumsel.com di lokasi SPBU 21.302.04 milik Coco Pertamina di Jalan Ahmad Yani Seberang Ulu II harga pertalite memang telah naik menjadi Rp 7.800 perliternya.


Petugas pompa nozzle, mengaku kenaikan harga sudah sejak tiga hari lalu atau tepatnya tanggal 20 Januari.
"Ya memang naik dari kemarin," katanya.


Untuk diketahui, kehadiran pertalite di tahun 2015 dimana harga awal perliternya Rp 6.500, lambat laun kemudian terus mengalami kenaikan mulai Rp 7.100, Rp 7.300, Rp 7.500 sampai Rp 7.800.
http://sumsel.tribunnews.com/amp/201...ite-terus-naik



Kejagung Tetapkan Mantan Dirut Pertamina Tersangka Korupsi


RABU 04 APRIL 2018 20.30 WIB


Premium Hilang, Harga Pertalite Naik, Untung buat Siapa?


Kejaksaan Agung menetapkan mantan Direktur Utama Pertamina sebagai tersangka korupsi investasi Pertamina di Australia pada 2009. Akibat perbuatan tersangka negara rugi hingga 568 miliar rupiah.

Kejaksaan agung mengklarifikasi telah menetapkan mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan sebagai tersangka baru dugaan korupsi investasi Pertamina di blok Masker Manta Gummy Australia.


Karen Agustiawan ditetapkan sebagai tersangka setelah Kejaksaan Agung memeriksa 67 orang saksi.

https://www.kompas.tv/content/article/23536/video/berita-kompas-tv/kejagung-tetapkan-mantan-dirut-pertamina-tersangka-korupsi


--------------------------------


Yang untung gede itu jelaslah importirnya. Setiap sen minyak dunia naik, dia juga menangguk untung yang cukup besar. Mudah-mudahan importir yang menjadi supplier BBM Pertamina di zaman rezim pak Jokowi sekarang, lebih baik dan lebih jujur katimbang oerusahaan PETRAL yang diawal pergantian rezim yang lalu dituding telah mengapusi rakyat saja saat dia berkuasa di zaman SBY dulu sehingga dibubarkan. Mudah-mudahan begitu!


Begitu pula dengan resminya tertuduh mantan Dirut Pertamina, Bu Karen,  oleh Kejagung (kok bukan oleh KPK yak?). Kesalahannya menurut berita di media, gara-gara  dia salah urus beli anak perusahaan  migas di Aussi, lalu rugi, lalu menggerogoti keuangan BUMN Pertamina itu, lalu di dituduh menjadi menjadi biang kerok dari kerugian itu. Salahnya bu Karen, dia nggak bisa bikin untung bisnis migas di Australia itu, seandainya untung, berarti kan nggak ada kerugian atas BUMN migas ini. Tapi rupanya takdir menghendaki jalan lain, tiba-tiba saja bisnis perminyakan di seluruh dunia jeblog abis dalam tempo 5 tahun belakangan ini. Banyak perusahaan MNC raksasa yang bergerak dibidang migas pun pada terpuruk. Mungkin termasuk salah satunya adalah anak perusahaan Pertamina di Australia itu. Tapi masih mungkin lhoo, ya! Ntar biar HAKIM yang menyimpulkannya di Pengadilan kelak.




nona212
nona212 memberi reputasi
1
3.8K
32
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.