Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

q4billAvatar border
TS
q4bill
Indonesia Ancam Tutup Facebook
Indonesia Ancam Tutup Facebook

03.04.2018

Pemerintah memperingatkan Facebook untuk mencegah terulangnya kasus Cambridge Analytica. Jika tidak, Indonesia tidak segan-segan mencabut izin operasi buat raksasa media sosial tersebut.


Kegagalan Facebook melindungi data pengguna dari propaganda politik selama Pemilu Kepresidenan AS dianggap menjadi ancaman buat Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mewanti-wanti raksasa media sosial itu untuk menjaga data pribadi pengguna dari praktik manipulasi dan meredam penyebaran berita palsu. Jika tidak, pemerintah mengklaim tidak segan-segan untuk menutup Facebook.

Peringatan tersebut dilayangkan jelang Pilkada serentak 2018 dan Pemilu Kepresidenan 2019. Pemerintah mengkhawatirkan, media sosial bisa disalahgunakan untuk menebar ujaran kebencian dan kabar hoax buat memenangkan pemilu.

"Jika saya harus menutupnya, maka saya akan melakukannya,” ujar Rudiantara seperti dilansir Bloomberg. Ia mengingatkan pemerintah sebelumnya pernah memblokir aplikasi layanan pesan Telegram. "Saya melakukannya. Saya tidak segan untuk melakukannya lagi,” imbuhnya.

Facebook saat ini berada di bawah tekanan menyusul kasus Cambridge Analytica yang membeli data pribadi 50 juta pengguna buat keperluan propaganda Donald Trump selama Pilpres AS 2017.

Terutama di Asia Tenggara, raksasa medsos asal California itu dianggap gagal menghadang ujaran kebencian anti Rohingya yang marak di Myanmar atau meredam upaya sistematis kelompok pro pemerintah yang mobilisasi massa buat merundung oposisi dan aktivis HAM di Filipina. Situasi serupa terjadi di Kamboja, di mana pemerintahan Hun Sen aktif menebar propaganda anti oposisi di Facebook.

"Setidaknya di Amerika mereka bisa memanggil Mark Zuckerberg ke Kongres jika merasa terganggu. Di sini kami tidak bisa melakukannya," keluh Clarissa David, Professor Komunikasi Massa di University of Philippines, kepada Financial Times.

Meski berjanji bakal menangani masalah tersebut, Facebook juga mengakui perbaikan ini akan memakan waktu bertahun-tahun. Platform media sosial yang saat ini dihuni oleh lebih dari dua miliar pengguna aktif itu juga berkomitmen untuk tetap melindungi konsumen di Asia Tenggara. Namun janji tersebut dinilai belum cukup.

Kepada Financial Times, Phil Robertson, Wakil Direktur Asia di Human Rights Watch, menilai Facebook hanya memiliki kepentingan bisnis. "Mereka mendulang keuntungan berlimpah dari ekspansi besar-besaran (di Asia Tenggara), tanpa mengemban tanggungjawab sama sekali kecuali ketika ditekan," ujarnya.
http://www.dw.com/id/indonesia-ancam...ook/a-43232024


Asia
Indonesia warns Facebook of shutdown if privacy breached: Report
03 Apr 2018 10:06AM
(Updated: 03 Apr 2018 10:10AM)
 


JAKARTA: Indonesia's communications and information minister Rudiantara has threatened to shut down Facebook in the country if there is evidence of citizens' personal data being harvested or if it fails to tackle fake news in the upcoming elections, Bloomberg reported on Tuesday (Apr 3).

In an interview with the agency, Mr Rudiantara said: "If I have to shut them down, then I will do it."

The minister acknowledged that Indonesia had previously blocked messaging app Telegram. "I did it. I have no hesitation to do it again," he said.

Bloomberg said the warning extended to other social media and tech giants including Twitter and Google who have both previously agreed to work with the government to "monitor content".

Facebook has come under mounting pressure across the globe following revelations of a major scandal involving the data of 50 million of its users obtained by data analytics firm Cambridge Analytica.

The firm has been linked to US President Donald Trump's election campaign.

The minister said he had sought assurances from Facebook representatives in Indonesia that no Indonesian user’s data was among the cache harvested by Cambridge Analytica, Bloomberg said.

He added that Facebook said it would reply to his query this week.

The minister added that Facebook could face severe penalties if it is found to have failed to comply with Indonesia's regulations. "There are administrative sanctions. I can issue the warning letter to them. There will also be criminal sanctions," he said.

According to Bloomberg, he said employees of the social media giant could face up to 12 years in jail and a fine of up to US$873,000. "I want an undertaking that there were no Indonesian Facebook users whose information or data was used by Cambridge Analytica," he said. "If that is the case, I can chase them, ask the police."

The minister also expressed concern about how personal information of individual voters might be used by domestic and external actors during elections in Indonesia.

He said: "I have to watch out, whether it’s internal from within the country or outside of the country. But the most important thing is we have to look at controls for platforms."

"If you are not able to manage your platform to support the stability of Indonesia that means your intention to be in Indonesia is not for business, it’s for something else."

https://www.channelnewsasia.com/news/asia/indonesia-warns-facebook-of-shutdown-if-privacy-breached-report-10098104?cid=FBcna

--------------------------------------

Segmentasi siapa saja yang menjadi pengguna face book (facebooker atau netter user) atas aplikasi ini, memang sangat canggih sekali. Mereka bisa memetakan keberadaan pengguna fb itu sampai perkelurahan (bahkan per RT/RW kalau mereka mau). Dan tentunya lengkap dengan semua informasi yang pernah di up-load si pengguna fb saat mendaftar dulu.


Pihak fb juga secara rutin "memetakan" kebiasaan penggunanya tentang postingan apa yang dia sukai, baik yang berbentuk gambar (picture/image) atau video. Jadi kalau anda suka memberi tanda "like"atau "jempol"atau "hati" atau bahkan membagikannya pula (ikut mendistribusikan konten-konten itu), itu saja sudah cukup berarti bagi para peneliti di facebook. Dari sini, maka mereka bisa memetakan kebiasaan penduduk pengguna fb di suatu kelurahan atau desa,  misalnya kesukaan mereka itu konten jenis apa saja?

Misalnya ternyata para facebooker di kelurahan itu sukanya mendiskusikan dan memposting tentang makanan nasi rendang daging.  Maka peneliti di fb bisa menyimpullkkan bahwa penduduk di kelurahan itu sukanya makan rendang sehingga yang cocok bagi pengiklan atau bila mau mendirikan bisnis di keluarahan itu, yaa tentunya warung rendang.

Misalnya lagi mereka sukanya konten politik, lalu yang disukai itu apa? konten politik yang tertuju pada figur tertentu atau parpol misalnya, siapa figur politik yang mereka paling sukai (atau bahkan yang paling benci?) dan demikian  pula dengan parpol. Selanjutnya kalau mau merubah "pandangan" terhadap figur politik atau parpol politik yang disukai atau dibenci di kelurahan tadi, kita  tinggal banjiri saja dengan informasi-informasi (entah 'hoax'atau 'betul') melalui iklan, postingan video, film, foto, berita heboh, atau sejenisnya ... yang intinya semua luberan informasi tadi di maksudkan untuk menggiring opini pengguna facebook di kelurahan tadi agar mereka pro atau anti pada parpol atau figur politisi yang dikehendaki oleh pemesannya..

Semua penerima postingan tersebut bisa terseleksi atau di filter berdasarkan lokasi dimana pengguna fb (facebooker) itu berada. Untuk kelurahan lain, tentu materi atau kontennya berbeda lagi, disesuaikan apa trend kecenderungan dan kebiasaan penduduk di wilayah itu. Jadi memang effisien sekali. Sebagai informasi saja, biaya pasang iklan di fb itu yang skopenya sebatas di kelurahan tertentu yang kita kehendaki, hanya sekitar Rp50.000 perminggunya.

Mereka (pihak fb) juga punya tim analis di setiap negara untuk menganalisa setiap konten yang kita sukai atau yang kita kirimkan dan bagikan, atau konten-konten yang viewer-nya besar sekali. Tim analis mereka di tiap negara itulah yang memberikan analisa dan kesimpulannya, kenapa sebuah konten  yang dipostingkan di facebook (juga di Instagram, WA dan derivativnya)  bisa menarik pengguna medsos itu. Tim analis ini  umumnya adalah penduduk lokal atau warga asli di negara itu, sehingga mereka  sangat paham betul pola pikir dan perasaan serta suasana kebathinan  daripada sodaranya se bangsa se tanah air itu. Makanya pihak facebook menyewa mereka ini, bukan mengambil tenaga lepas dari negerinya sendiri di Amrik sana.
0
1.7K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.