Alhamdulillah ada rezeki dan kesempatan lagi untuk ke SG yang ke tiga kalinya. Yang pertama 2012 kemudian 2015 dan sekarang 2017. Banyak orang pasti bertanya-tanya kok ga bosen ke SG sampai 3 kali? Jawaban saya, iya karena selama ini kalau ke SG selalu dengan itin 3D2N karena keterbatasan dana & waktu sehingga saya perlu sampai 3 kali kesana supaya tuntas mengexplore seluruh SG ha ha make sense ga jawabannya? Make sense lah karena biasanya 3D2N itupun hari ke 3 nya bisa di pastikan tidak sampai ½ hari karena harus buru2 ke bandara untuk flight back ke jakarta. Coba kalo saya ada rezeki & kesempatan ke SG selama seminggu penuh mungkin ga perlu sampai 3 kali ke SG, tapi dengan konsekuensi mungkin kaki saya banyakan keseleo & kram nya ha ha

Bicara biaya kerusakan kali ini bisa di katakan lebih murah dari 2 trip sebelumnya :
Pesawat Li*n Air PP 2 orang beli melalui Tra*eloka total : Rp 2.235.000
Hotel 81 Dickson 2 malam beli di temen yg punya travel agen di SG : Rp 1.545.000
Tiket sky park observation deck beli di temen yg sama 2 orang total : 42 sgd (Rp 403.200)
Makan & oleh2 : 50 sgd (Rp 480.000)
Top up ezlink 20 sgd x 2 orang = 40 sgd : (Rp 384.000)
Total Rp. 5.047.200 dengan kurs sgd 9.600

Day 1
Pesawat L*on air kita schedule pukul 09.00, sedikit masalah pada saat antrian check in karena salah satu counter check in off line sehinga menimbulkan antrian yang sangat lama, beruntung kita pindah counter check in yang lain sehinga lebih cepat. Dan benar saja di atas pesawat terjadi sedikit kekacauan karena ada beberapa penumpang yang double seat akibat off line nya counter tiket tadi sehingga tidak sinkron data nya antar counter check in.

Pemeriksaan imigrasi di Sukarno hatta berjalan normal tidak ada insiden saya di bawa ke kantor lagi seperti saat akan ke KL Desember tahun lalu, Alhamdulillah. Waktu masih cukup lama sehingga masih sempat sholat dhuha dulu sebelum akhirnya sesuai schedule pesawat kita terbang ke Changi. Sama seperti flight2 sebelumnya dengan sangat terpaksa harus beli air mineral botol kecil di pesawat seharga 15.000 rupiah karena kesereten makan roti o ga ada minumnya karena international flight tdk boleh bawa minum. Begitu pula saat pulang nya nanti.

Jam 11.00 sesuai jadwal kita mendarat di Changi, tak jauh dari belalai pesawat dilakukan pemeriksaan yang seinget saya sebelumnya tidak seketat itu, sampai perlu lepas gesper segala. Kemudian untuk pertama kali saya mengalami antrian imigrasi Changi yang begitu lama lebih lama dari biasanya. Total sekitar 45 menit kita harus antri padahal sebelumnya paling hanya 10 menit saja. Mungkin kali ini karena bertepatan dengan hari kejepit nasional kali ya jadi begitu banyak nya orang Indonesia yang main ke SG.



Kelar antrian imigrasi segera saya bergegas ketemuan sama Mbak Darling, si ibu super baek pemilik agen JalanJajanSingapura.com yang bantuin pesenin hotel & tiket sky park tentu saja dijamin lebih murah daripada agen laen, silahkan meluncur ke website & Fb nya untuk info selengkapnya.



Setelah ketemuan sebentar lanjut kita menuju Changi MRT Station, karena masih punya Ezlink card dari trip sebelumnya jadi kita tinggal top up saja, minimal top up 10 sgd tapi perhitungan saya akan butuh sampai 12 sgd jadi saya top up 15 sgd yang ternyata tidak bisa menurut ibu yang jaga sehingga saya harus top up 20 sgd. Saldo akhir sebelum kembali ke Jkt masih tersisa 12.2 sgd silahkan yang berminat bisa PM.



Perjalanan ke hotel 81 Dickson berjalan lancar pindah di Tanah merah dan Bugis kemudian exit di MRT Rochor (Downtown line) yang baru saja jadi kata teman saya, dengan adanya MRT Rochor ini berjalan kaki ke Hotel 81 Dickson paling hanya sekitar 300 meter saja atau berjalan kaki hanya 5 menit, yang paling enak jika menginap di hotel 81 Rochor karena lokasinya hanya 50 meter di belakang MRT Rochor. Proses check in juga lancar meskipun baru pukul 13.30 kita bisa check in, proses check in juga cepat recommended pokoknya hotel 81 Dickson.

Penasaran dengan review beberapa orang di tripadvisor kita putuskan untuk mencoba makan di sebrang hotel 81 Dickson yaitu di kedai makan Impian wahyu. Ya benar nama pemiliknya konon katanya Wahyu rumah makan halal yang menjual masakan khas Indonesia seperti soto, sop buntut dll. Siang itu saya pesan soto ayam minum es teh, istri pesan ayam penyet dengan minum es teh tarik. Total habis 9 sgd berdua. Untuk rasanya menurut lidah saya sih std yah, hanya karena menemukan penjual masakan indonesia di SG rasanya jadi seperti di Indonesia saja, penjual & pelayannya semua bisa berbahasa Indonesia. Saya sebenernya penasaran dengan nasi lemak tapi ternyata hari itu tdk tersedia. Begitupula keesokan harinya saat kembali sekitar jam 6 sore yang tersisa hanya tinggal sop buntut saja.





Kelar makan siang, istirahat sebentar sholat jamak dhuhur & ashar ternyata hujan yang menemani kita sejak mendarat di bandara tadi belum juga mereda, sehingga saya harus memutar itin agar tetap bisa berjalan. Harusnya sore itu kita sesuai itin menuju sky park observation deck mbs tapi karena hujan akhirnya saya putuskan maen ke Mustafa & city square mall saja beli oleh2 dan cari makan malam.

Karena sudah 2 kali ke SG kita sengaja membawa payung lipat mengingat 2 kali ke SG selalu ketemu hujan. Di Mustafa center kita hanya beli coklat beberapa saja untuk oleh2, setiap ke SG sepertinya Mustafa tidak pernah tidak kita lewati he he. Kemudian karena hujan belum juga reda terpaksa kita putar2 aja di city square mal cari makan malam yg ujung2 nya beli KFC juga di area basement dekat masuk mrt farrer park ha ha. Ada sih di lantai atas food republic tapi kurang berminat karena sepertinya banyak non halal nya. Malam pertama di SG kita tutup dengan makan malam KFC di hotel dan istirahat lebih cepat sambil berdoa besok cuaca lebih bersahabat.