HOT THREAD KE 163
*05 April 2018*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Kejujuran menjadi sebuah sifat mutlak yang harus di miliki oleh semua pribadi manusia. Sifat ini menjadi pondasi dasar akan perbuatan - perbuatan lainnya. Bahkan ibaratnya, sebuah instansi/perusahaan jika mendapat satu karyawan yang memiliki kejujuran akan sangat beruntung jika di banding mendapat 100 orang cerdas yang tak memiliki sifat jujur.

Sifat jujur merupakan buah dari kesadaran dari masing - masing individu. Selain itu, kejujuran juga di pengaruhi oleh pola didikan dan juga lingkungan sekitar. Jika sedari dini kita sudah di biasakan untuk berbuat jujur, orang di sekitar kita juga berlaku jujur, maka kita pun akan sendirinya menjadi manusia yang mengutamakan kejujuran.


Namun sayangnya, indeks kejujuran masyarakat Indonesia begitu rendah, meski katanya mereka beragama dan percaya pada Tuhan tapi tindakan mereka tak berbanding lurus dalam hal kejujuran. Padahal seharusnya ada korelasi yang kuat antara keimanan dan kejujuran. Seseorang yang percaya bahwa Tuhannya selalu melihatnya di setiap kesempatan, maka seharusnya dia akan berlaku jujur. Entah, apakah ini juga karena pengaruh dongeng masa kecil yang sudah terngiang dan terpatri di alam bawah sadar kita. Karena sedari dini kita sudah di cekoki dengan dongeng fabel seperti kancil dan buaya, yang demi bisa menyeberangi sungai, si kancil harus membohongi buaya. Meski pelajaran yang ingin di sampaikan oleh pembuat cerita adalah jadilah orang yang pandai agar tak mudah di bodohi. Namun dari sini juga kita di ajari untuk berbuat apa saja, termasuk tak jujur agar kita selamat.


Sehingga dalam alam bawah sadar kita pun terdikte "nggak apa - apa nggak jujur, asal bisa selamat". Atau karena memang jujur itu berat, seberat rindumu pada mantan yang ninggalin kamu pas sayang - sayangnya, sehingga orang cenderung lebih bermain aman dengan cara tak jujur. Meski saat ini upaya untuk kembali melatih sikap kejujuran di laksanakan di beberapa instansi, seperti di sekolah - sekolah dan instansi pemerintah dengan membuat "kantin kejujuran", sebuah kantin yang menerapkan dan mengharapkan kejujuran para pembelinya. Untuk pembayarannya, pembeli langsung memasukkan uang ke dalam kotak kasir yang sudah tersedia senilai dengan barang yang ia beli. Bahkan, jika ada kembalian, pembeli langsung mengambil uang kembalian dari kotak kasir yang ada.


Dan seperti yang sudah kita tebak dari awal, hampir mayoritas kantin kejujuran yang ada, semuanya bangkrut. Barang habis, uangnya pun tak ada. Lalu apa yang bisa kita simpulkan dari kejadian ini? Iya, sebuah ironi memang. Kantin kejujuran yang tujuan awalnya untuk melatih kejujuran dan pendidikan karakter malah jadi parameter kejujuran bangsa ini. Tak salah jika kita menyebut mayoritas bangsa ini adalah orang - orang yang tak jujur. Dari anak yang masih duduk di bangku sekolah, karyawan yang duduk di meja kerja, sampai pejabat yang duduk di gedung wakil rakyat. Semuanya mempertontonkan akrobat ketidakjujuran. Jika anak sekolah hanya ngembat barang kantin, karyawan nyolong waktu buat main game, maka oknum anggota dewan nilep duit rakyat. Semuanya tak jujur, tergantung situasi masing - masing.

Kejujuran sudah menjadi barang langka di negeri yang katanya berKetuhanan ini. Miris..







Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini
Sumur Gambar : Om Google