Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shahrah018Avatar border
TS
shahrah018
Politisasi Puisi Sukmawati Dipastikan Menguat
Politisasi Puisi Sukmawati Dipastikan Menguat
RABU, 04 APRIL 2018 , 12:51:00 WIB


Sukmawati, adeknya Megawati
'
RMOL. Puisi Sukmawati Soaekarnoputri yang memuat kata 'azan' dan 'cadar' menjadi kontroversi. Bahkan sudah ada pihak yang melaporkan Sukmawati ke kepolisian atas dugaan melanggar pasal penodaan agama.

Setara Institute menilai kasus tersebut sama seperti pernyataan Basuki Tjahaja Purnama, niat jahat (means rea) dan konteks dimana Sukmawati menyampaikan puisi itu bisa saja menjadi argumen hukum bahwa puisi itu bukanlah bentuk penodaan agama melainkan bentuk kebebasan berekspresi dan berpendapat setiap warga.

"Namun, karena rumusan delik penodaan agama yang absurd tolok ukurnya, maka pihak lain yang tidak sependapat kemudian mempersoalkannya dengan dalil penodaan agama. Meskipun dalam disiplin HAM tidak dikenal istilah penodaan agama," kata Ketua Setara Institute Hendardi, Rabu (4/4).

Namun demikian, kata dia, perlu diingat oleh semua pihak bahwa due process of law tuduhan kasus-kasus penodaan agama, sebagaimana diatur dalam UU No. 1/PNPS/1965 sebagai genus Pasal 156a KUHP, musti dilakukan secara bertahap, dengan peringatan dan teguran.

Pilihan pemidanaan adalah opsi terakhir yang bisa ditempuh setelah proses klarifikasi itu dilakukan dan peringatan diabaikan.

"Kalau kita baca substansi puisi Sukmawati secara jernih sebenarnya tidak ada substansi yang benar-benar bermasalah dari sisi SARA," ujarnya.

Puisi Sukmawati yang sangat verbalis itu menurut Hendardi, merupakan ekspresi seni yang memiliki derajat kebenaran faktual memadai, karena justifikasi faktualnya sebenarnya memang ada.

Dalam situasi sosial yang terbelah, isu semacam ini menjadi pemantik yang efektif untuk kembali membelah masyarakat. Apalagi di tengah kontestasi politik Pilkada 2018, Pileg dan Pilpres 2019. Politisasi dipastikan akan menguat.

"Agar tidak menguras energi publik dalam kontroversi ini, klarifikasi yang dilakukan keluarga Soekarno diharapkan bisa meredakan situasi, jika diperlukan Sukmawati juga bisa memberikan penjelasan " kata Hendardi.

Sementara, atas pengaduan yang sudah disampaikan, secara prosedural biarkan polisi bekerja memproses laporan yang sudah masuk tanpa perlu tekanan yang sarat motif politiknya.

"Pelaporan Sukmawati juga mempertegas momentum bahwa kita harus segera mereformasi hukum penodaan agama dalam sistem hukum Indonesia. Sehingga ada batasan jelas ihwal penodaan agama yang selama ini sering mengkriminalisasi kebebasan ekspresi warga," demikian Hendardi
http://politik.rmol.co/read/2018/04/...tikan-Menguat-


PDIP Sarankan Sukmawati Tabayun Terkait Puisi Kontroversi
Selasa 03 April 2018, 17:25 WIB

Jakarta - Sukmawati Soekarnoputri dipolisikan sejumlah pihak terkait puisinya, 'Ibu Indonesia', yang dinilai menyinggung umat Islam. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyarankan kasus ini sebaiknya diselesaikan dengan cara tabayun.

"Kami menyarankan juga untuk melakukan tabayun, apa pun kita ini bangsa yang mengedepankan etika," ujar Hasto di kantor DPP Partai NasDem, Jl RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).

Menurutnya, Sukma harus memberikan klarifikasi terkait puisi yang dibawakan. Hal ini agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah tafsir bagi yang mendengarkan.

"Kemudian secara pribadi Ibu Sukma juga harus memberikan klarifikasi, jangan sampai perkataan-perkataan menimbulkan salah tafsir di situ. Tabayun saja kita kan bangsa yang berdialog," kata Hasto. 

Sukmawati dilaporkan pengacara Denny Andrian Kusdayat dan Ketua DPP Hanura Amron Asyhari ke polisi terkait puisi 'Ibu Indonesia'. Selain itu, Sukma diancam akan dilaporkan oleh Forum Umat Islam Bersatu (FUIB). 

FUIB meminta Sukmawati meminta maaf kepada umat Islam karena puisinya dianggap meresahkan.

"Kepada Ibu Sukmawati untuk meminta maaf kepada umat Islam karena (puisinya meresahkan)," ungkap Ketua Umum FUIB Rahmat Himran saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (3/4). 
https://news.detik.com/berita/395156...si-kontroversi


Eva Sundari Harap Polemik Puisi‎ Sukmawati tidak Digiring Menjadi Isu Politik
Selasa, 3 April 2018 14:09 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari menyesalkan puisi yang dibacakan oleh Sukmawati Soekarnoputri yang oleh sejumlah orang dinilai menyinggung umat beragama karena membandingkan azan dan cadar.

Eva berharap isu tersebut tidak kemudian dijadikan isu politik.

‎"Aku sih menyesal karena situasinya engga kondusif, untuk sikap pribadi seorang budayawan harus sensitif dengam lingkungan, dan kita sedang mencari jalan agar isu yang sensitif tak jadi isu politik," ujarnya, Selasa, (3/4/2018).

Eva berharap Sukmawati menjelaskan soal puisi yang dibacakannya tersebut. Dengan tabayun maka isu puisi tersebut dapat diluruskan. ‎Bahkan Eva menyarankan sebaiknya Sukmawati meminta maaf.

‎"Saya harap Mba Sukma segera menjelaskan, tabayun, sekaligus minta maaf, karena ada sesuatu yang serius disitu," katanya.

Eva mengatakan membandingkan Azan dan Kidung sangat tidak kompatibel. Azan merupakan ajakan yang sifatnya wajib bagi warga muslim untuk beribadah, sementara kidung tidak seperti itu.

Meskipun demikian Eva berharap polemik puisi tersebut tidak kemudian digiring menjadi isu politik. Karena menurut Eva, puisi tersebut merupakan ekspresi kebudayaan.

‎"Baiknya minta maaf dan semua pihak tidak kemudian menggoreng ini, atau menyatakan ini sebagai isu politik karena beliau sebagai individu, sebagai ekspresi kebudayaan. aku agak kaget apalagi Bung Karno sangat Islami. Komitmennya jadi tokoh agama islam. Yang bikin mark, tanda, di Saudi karena kecintaan pada Islam," katanya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...di-isu-politik

----------------------------------


Pastilah ada parpol yang ketakutan bila gara-gara kasus puisi Sukmaati ini berdampak buruk pada perolehan suara pemilihnya dalam Pilkada yang sebentar lagi dilaksanakan, dan sudah dekatnya dengan masa Pemilu dan Pilpres 2019 (yang kurang setahun lagi) ... isu ini bisa saja menjadi bola liar yang akan menggerogoti suara PDIP. Makanya menarik jua, seumur-umur baru kali ini ada elit PDIP yang menggunakan kosakata "tabayyun", kosakata islami yang biasanya lazim digunakan dikalangan umat Islam itu. 

Yang lebih rumit lagi, peredaran video dan pemberitaan puisi Sukmawati itu, disertai pula dengan beredarnya foto-foto lama di medsos tentang aktivitas  Sukmawati dan Megawati yang sedang melakukan prosesi agama non-Islam, padahal kedua wanita anak almarhum residen Soekarno ini dkenal rakyat Indonesia sebagai muslimah. Dan nggak ada bantahan dari pihak yang di bully ini.

Berhati-hatilah dengan dahsyatnya media MEDSOS ini. Bukankah media di seluruh dunia saat ini sedang hangat membicarakan keterlibatan facebook di dalam memanipulasi suara pemilih di AS dalam Pilpres di negeri itu pada tahun 2016 lalu. Menurut laporannya, praktek memanipulasi opini publik dari sekitar 50 juta pengguna facebook (facebooker) tentang figur Trump dan Hillary itu sudah cukup lama mereka lakukan sebelum saat 'coblosan' pilpres itu dilakuan. 
0
1.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.