Nama Anis Matta (AM) kembali menjadi perbincangan akhir-akhir ini. AM disebut sebagai salah satu kandidat yang akan diajukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Menurut hemat saya, jika PKS serius akan mengusung nama AM di Pilpres, PKS harus berpikir panjang dan matang. Nama AM tidak „menjual‟ menjadi kandidat calon presiden. Meski AM memiliki sederet pengalaman dalam dunia politik, AM juga tercatat memiliki “cacat” di mata publik.

Sebut saja poligami yang dilakukan AM. Poligami AM sempat dicerca oleh sejumlah pihak. Kaum feminis mengatakan AM yang saat poligami merupakan wakil ketua DPR adalah contoh anggota legilatif yang hanya memikirkan nafsu. AM tidak menghormati sosok istrinya, Anaway Irianti Mansyur yang telah mendampinginya belasan tahun dan memberinya tujuh orang anak. Bagaimana mungkin poligami AM akan membawa kebaikan jika untuk perasaan istri pertamanya saja ia tidak peduli. Kaum feminis juga menyoroti nasib ketujuh anak dari AM yang diprediksi akan terlunta-lunta tanpa perhatian AM.

Di lingkungan PKS, poligami AM sempat terganjal restu dari majelis syuro PKS. Majelis syuro lama memberi keputusan karena pertimbangan kebaikan dari poligami itu. Jangan sampai poligami malah memberi mudharat bagi istri dan anak-anak AM kelak.Pasalnya, sosok AM dikenal memiliki segudang aktivitas, dengan satu istri pun ia sering mengabaikan keluarganya, apalagi jika menikah lagi.

Dan kekhawatiran majelis syuro PKS itu menjadi kenyataan. Jika sebelum poligami AM sibuk dengan bisnis di sejumlah perusahaannya, menjadi ustaz dalam berbagai kajian, dan menjadi pembicara forum nasional, setelah berpoligami, AM sibuk dengan istri barunya, Szilvia Fabula.

Dan benar saja. Akibat poligami itu, istri pertama dan tujuh anak AM semakin tidak terurus. Semua tanggung jawab seorang pemimpin keluarga ditanggung oleh Anaway. Ya, Anaway sosok perempuan tegas yang kuat ini terus bertahan menjadi istri AM demi keutuhan keluarga.

Pada dasarnya, bila ditengok lagi dalam Al Quran, poligami yang dilakukan AM ini tidak syar‟i. AM mengabaikan kata adil sebagai syarat untuk poligami. AM telah zolim dengan istri pertama dan tujuh anaknya dengan menelantarkan mereka, tidak peduli dengan kehadiran mereka.

Padahal jika dilihat dari sisi ekonomi, AM masuk kategori mampu. Ia seorang pebisnis. Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang disampaikan AM kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), AM terakhir melaporkan pada 7 Desember 2009.

Data LHKPN itu menyebutkan, AM memiliki dua istri yaitu Anaway Irianti Mansyur dan Szilvia Fabula. Total kekayaan AM sebesar Rp 6.479.720.000 dan U$ 10 ribu. AM memiliki sejumlah harta tak bergerak. Umumnya berupa tanah di kota Kendari, Sulawesi Tengah. AM mendapatkan tanah tersebut dari warisan, hibah, dan ahsil jerih payah sendiri. Hibah tersebesar berwujud tanah seluas 20.000 m2 di Kendari. Total kekayaan harta tidak bergerak Rp 5,7 miliar.

Sementara harta bergerak berupa Toyota Harrier 2008, Toyota Kijang 2000, Honda Supra 1996.

Total harta bergerak Rp 245 juta.

Dengan harta yang dimiliki, seharusnya AM menghidupi keluarganya dengan sejahtera dan tidak mengabaikan mereka. Mengingat istri dan anak adalah amanah yang harus dijaga.

Berdasarkan sejumlah hal itu, ada baiknya PKS berpikir ulang untuk mengusung AM di Pilpres ini. Sebab bagaimanapun, sebagian besar pemilih merupakan kaum hawa yang sangat solid menentang poligami, terlebih jika poligami itu membuat sengsara istri pertama dan anakanaknya.
https://m.kumparan.com/garang-winarno/anak-terlantar-poligami-anis-matta-tidak-syar-i.amp