awanbiru308Avatar border
TS
awanbiru308
Sukarno-Fatmawati tak Pernah Hina Islam Seperti Sukmawati


Puisi berjudul 'Ibu Indonesia' yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri menjadi pembicaraan hangat. Sejumlah pihak pun ramai-ramai mengecam, menasehati, hingga melaporkan putri Presiden pertama RI Soekarno dengan Fatmawati itu ke polisi. Alasannya, puisi yang dibacakan Sukmawati dinilai melecehkan agama Islam dan melemahkan nilai keindonesiaan.

Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Saiful Islam Payage salah seorang yang mengutuk puisi "Ibu Indonesia" yang ditulis Sukmawati. Ia menilai puisi tersebut berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).

"MUI Papua mengutuk keras atas puisi yang provokatif Sukmawati," ujar Kiai Saiful kepada Republika.co.id, Senin (2/4).

Kiai Saiful menuturkan, masalah-masalah syariat Islam yang sudah ditetapkan Allah tidak bisa dihalang-halangi siapa pun. Sebab syariat merupakan sesuatu yang sangat penting dalam ajaran Islam. Indonesia dan agama Islam, menurut dia, tidak bisa dilepaskan.

"Agama dan negara itu sudah clear, sudah selesai, bahwa kita bangsa Indonesia mempunyai dasar Pancasila. Sila yang pertama itu Ketuhanan yang Maha Esa," katanya.

Artinya, lanjut dia, orang Indonesia itu tidak boleh ateis ataupun komunis dan menganut paham yang tidak mengakui adanya tuhan yang esa. Selain itu, menurut dia, masyarakat juga tidak perlu lagi mempermasalahkan hal-hal yang sifatnya berbau formalitas agama.

"Sekarang itu bagaimana kita berpikir bagaimana mamajukan bangsa Indonesia ini lahir dan batin," jelasnya.

Ulama asli Papua ini pun mendorong agar MUI pusat mengambil langkah hukum untuk menindaklanjuti puisi Sukmawati tersebut karena dalam puisinya menyinggung tentang syariat Islam. "Mendorong MUI pusat untuk mengambil proses hukum di Indonesia," ucapnya.

Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sodik Mujahid menilai, Sukmawati tidak paham tentang ajaran Islam. Namun, ia meminta Umat Islam Indonesia tidak terpancing dengan penggalan puisi 'Ibu Indonesia'.

Ia menilai, puisi tersebut melecehkan Umat Islam, karena menyinggung cadar dan azan. "Sudah saya katakan itu karena Sukmawati belum bisa menikmati keindahan dan kesyahduan alunan azan dan alunan ayat-ayat Alquran," kata politikus Partai Gerinda, saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (3/4).

Sodik menilai tidak seharusnya Sukmawati membenturkan suatu budaya dengan agama. Sebab bagaimanapun juga sikap merendahkan syariat itu dinilainya bakal memancing ketersinggungan suatu umat beragama. Apalagi, bagi orang-orang beriman syariat seperti azan dan ayat Alquran, kedudukan dan keindahannya di atas budaya seperti kidung.

Bahkan, lanjut Sodik, ketika mukmin sedang beraktivitas mereka akan menghentikan kegiatannya saat mendengar azan serta langsung bergerak ke masjid. "Ribuan orang mukmin bisa menangis ketika mendengar azan dan ayat Alquran. Wajar jika umat Islam merasa dilecehkan karenanya," ucap dia.

Kemudian, Sodik menilai pemahaman agama Sukmawati dengan ayahnya berbeda. Menurutnya, meski Soekarno bersikap nasional dalam pandangan politik, tetapi dalam pemahaman syariatnya terbilang sangat baik.

Pernyataan serupa disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PlI) Nasrullah Larada. Ia menyayangkan puisi Sukmawati soal 'azan, cadar dan tusuk konde'. Bahkan, pernyataan Sukmawati dinilainya menistakan agama Islam.

"Kalau Sukmawati Soekarnoputri tidak paham syariat Islam, itu urusan dia. Namun Sukmawati jangan menghina keyakinan orang lain dan membuat marah marah umat Islam. Puisi yang dibacakan Sukmawati, bukan saja menistakan syariat Islam, namun juga meletupkan benih-benih perpecahan sosial atau SARA," kata Nasrullah, di Jakarta, Selasa (3/4).

Artinya, lanjut Nasrullah, KBPII berharap pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus penistaan syariat Islam oleh Sukmawati. Dan jika pihak berwajib mendiamkan kasus ini, berarti polisi abai terhadap Pancasila.

"Dalam sejarah, Bung Karno tidak pernah bertindak seperti Sukmawati. Dia menghargai, menghormati, dan tahu soal syariat Islam," kata Nasrullah.

Nasrullah mengatakan, Soekarno mengkritik dan berdebat soal isu keislaman dengan Ustaz A Hassan hingga M Nastir. Tetapi, kata Nasrullah, Soekarno tidak pernah sekalipun menghina agama dan umat Islam.

"Bahkan dia (Soekarno) didik dan dibesarkan oleh tokoh pergerakan Islam, yakni Ketua Umum Sarekat Islam HOS Tjokroaminoto dan dititipkan untuk kuliah di Bandung di rumah Dokter Sanusi yang juga tokoh pergerakan Islam. Di kemudian hari dia malah jadi guru perguruan agama Islam (guru sekolah Muhammadiyah) ketika ditahan di Bengkulu," ujarnya.

Begitu juga dengan almarhumah Ibu Fatmawati. Dia adalah putri konsul pergerakan Islam (Muhammadiyah) di Bengkulu. Hidupnya sangat santun dan salihah. Dia tak pernah menghina agama Islam sebagai agama yang dianutnya. Namanya dikenang sebagai sosok ibu negara yang luar biasa dan punya jasa besar tak ternilai.


http://www.republika.co.id/berita/na...erti-sukmawati
Diubah oleh awanbiru308 03-04-2018 11:12
0
3.4K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.8KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.