Bagi anak-anak kelahiran tahun 1980an dan tahun 1990an pasti banyak mengetahui lagu-lagu anak di masanya. Pada zaman itu Lagu-lagu anak tumbuh begitu suburnya dan bisa bersaing popularitasnya dengan lagu-lagu pada umumnya. Bagi anak 80an dan 90an dengan banyaknya lagu anak pada masanya, kehidupan mereka tak lepas dari kecerian-keceriaan khas anak-anak yang belum mengenal tentang cinta-cintaan. Pada masa itu pula banyak artis-artis cilik yang meramaikan khazanah permusikan anak-anak, mulai dari Agnez Mo dan Eza yayang yang populer dengan lagu "yess" nya, Bondan Prakoso dengan lagu "si lumba-lumba", joshua suherman dengan lagu "air" yang sukses melambungkan namanya sebagai artis cilik papan atas, lalu ada tina toon dengan lagu "bolo-bolo", dan masih banyak lagi.


Penyanyi cilik pada masa itu bukan hanya penyanyi solo, ada juga yang berkelompok, sebagai contoh trio wek wek yang beranggotakan Dhea Ananda, Leony VH dan Alfandy dengan beberapa singke terkenal seperti katanya, jangan marah dan bis sekolah. Kesuksesan lagu anak di kala itu tak lepas dari tangan dingin para pencipta lagu anak seperti Pak kasur, Ibu Kasur, Titiek Puspa dan Papa T Bob. Selain itu juga terkadang ada band yang menyanyikan lagu yang ramah dan layak didengarkan oleh anak sebagai contoh ada band wayang dengan lagu damai dan lagu dongengnya, lalu ada lagu yang dinyanyikan oleh band air yang berjudul bintang, ada yang masih ingat?

Acara televisi kala itu pun memberi ruang bagi acara-acara musik anak di televisi dengan dipandu oleh artis-artis cilik, Acara tralala... trilili... yang dipandu oleh Agnez mo dan Feri ME serta Indra Bekti yang tayang di RCTI, lalu ada acara Klak-Klik yang dipandu oleh David Simamora dan Diva Nadia yang tayang di indosiar, serta acara Pesta Ceria yang dipandu oleh Erina, Yoga dan Violetta yang tayang setiap hari sabtu di indosiar.


Memasuki pertengahan tahun 2000an, gaung lagu anak mulai menghilang dan pamornya merosot, popularitas lagu anak semakin menurun dan semakin kurang diminati anak-anak. Sebenarnya pada pertengahan 2000an masih ada penyanyi cilik yang berusaha kembali membangunkan kejayaan lagu anak seperti umay shahab pada dekade 2000an akhir, namun sayangnya geliat lagu anak tak terlihat seperti akan berjaya lagi seperti pada masanya.

Lagu-lagu anak seakan mulai tergerus zaman, hal ini diperparah dengan munculnya boyband dan girlband dadakan di indonesia pada kurun waktu 2010-2012 yang terkadang beranggotakan anak-anak yang baru beranjak remaja, lagu-lagu yang dibawakan rata-rata bertemakan tentang cinta, bukan tema yang seperti lagu anak zaman dahulu. Ketiadaan lagu anak inilah membuat anak-anak zaman sekarang lebih menyukai lagu-lagu percintaan yang seharusnya lebih tepat didengarkan oleh orang-orang yang telah dewasa. Maka tak heran bila dalam kehidupan kita sering mendengar anak-anak yang lebih suka menyanyikan lagu cinta dibanding lagu anak-anak pada umumnya. Satu sisi rasanya miris saat anak-anak yang masih hidup dengan zona cerianya malah dicekcoki dengan lagu-lagu cinta, alhasil banyak anak-anak yang sudah dewasa sebelumnya seperti anak-anak SD tapi sudah berpacaran dan sebagainya.  Diperparah lagi dengan acara televisi saat ini yang sepertinya kurang mengapresiasi lagu anak, jangankan lagu anak, acara-acara anak-anak pun jarang mendapat slot yang cukup untuk tayang di stasiun televisi saat ini.


Haruskah mempopulerkan kembali lagu-lagu anak? jawabannya jika itu memungkinkan, maka mempopulerkan lagu anak sebaiknya dilakukan. Memang tak mudah untuk mempopulerkan lagi lagu anak di zaman sekarang ini, perlu strategi dan pengambilan momentum yang tepat dalam pemasarannya. Semoga suatu saat nanti lagu-lagu anak bisa kembali berjaya seperti dulu dan bisa bersaing dengan lagu-lagu pada umumnya.



Sumber inspirasi:
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber gambar via google images