Sebuah stasiun luar angkasa China jatuh di area Selatan Pasifik. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Dr Roder C Thompson dari Aerospace Corporation.

Stasiun luar angkasa bernama Tiangong-1 ini memang sudah diprediksi akan jatuh dalam waktu dekat. Para ahli sudah mempredisikan akan jatuhnya stasiun luar angkasa ini setelah terjadi lost contact pada 2016 lalu.

Pada September 2016 lalu, Tiangong-1 di laporkan berada pada ketinggian 370km, tapi pada Oktober tahun 2017 ketinggian stasiun luar angkasa ini turun sejauh 60 km.

Stasiun luar angkasa Tiangong-1 ini memiliki panjang 12 meter dan berat sekitar 8,5 ton. Tiangong-1 diluncurkan pada 2011 lalu oleh China’s National Space Administration. Peluncuran stasiun luar angkasa ini merupakan experiment dari China untuk mencapai tujuan utama mereka yaitu memiliki stasiun luar angkasa sendiri yang permanen pada 2023 nanti.


Kabar akan jatuhnya Tiangong-1 ini sempat membuat beberapa orang panik. Akan tetapi menurut Warmick Holmes, dari University of Sydney School of Aerospace, masyarakat tidak perlu panik karena resiko tersebut sangat lah kecil.

Salah satu alasannya adalah karena bumi kita ini 70% tertutupi oleh air sehingga kemungkinan untuk jatuh di pemukiman warga pun sangat kecil. Selain itu daratan bumi pun masih banyak yang tak perpenghuni.

Lalu hanya 10% saja kemungkinan untuk sebuah spacecraft dapat kembali ke Bumi dalam kondisi “baik”, karena kemungkinan spacecraft tersebut akan terbakar dan jatuh ke bumi dalam bentuk puing-puing saja. Menurutnya resiko tertabrak mobil saat melintasi jalan raya jauh lebih besar dari kemungkinan sebuah stasiun jatuh di atas rumah kita.

Akan tetapi bukan berarti hal ini tidak mungkin terjadi, karena 0,1% pun menandakan ada sebuah kemungkinan.

Lottie Williams adalah satu-satu orang yang pernah diketahui terkena pecahan dari sebuah spacecraft yaitu bagian dari roket US Delta II. Wanita asal Amerika ini mengalami kejadian tersebut ketika sedang berolahraga di Oklahoma Park 1997, akan tetepi Lottie tidak mengalami cedera sama sekali karena hanya terkena bagian kecil dari US Delta II.