masukcomberaAvatar border
TS
masukcombera
Menghargai Tanpa Pandang Bulu, Termasuk Kepada Mantan Pacar...



Bisa dilihat dari judul, bahwa tampaknya akan terasa berat untuk membahas hal yang satu ini, tapi mengapa tidak mencoba untuk membahasnya? Karena siapa yang tahu apa yang akan terjadi, bukan? Saya tahu bahasan ini nampaknya dapat menaikkan alis.

Namun, saya akan take it easy saja, saya akan menganggap hal - hal seperti ini se-mudah dan senikmat mungkin, karena dengan menganggapnya seperti itu, niscaya saya akan akan merasa nyaman dalam menikmatinya.

Pertama, apabila ada kesalahan maksud dan pernyataan, saya mohon maaf, karena sebetulnya, hal itu sifatnya relatif dan persepsional bagi setiap orang, jadi, no offense.

Menghargai tanpa pandang bulu, tentu pernah dengar kan istilah seperti ini? Entah itu dari manapun, bisa dari lingkungan bersosial, dari percakapan yang terjadi di keluarga saat sesi makan malam dilaksanakan, entah itu dari cipika cipiki saat anda bertemu dengan teman teman wanita anda, atau justru, malah berasal dari pemikiran anda pribadi, yang meluap ke permukaan nurani.

Kemudian dengan berpikir seperti itu, anda merasa keren sekaligus disaat itupula, mengapa anda merasa keren? Ya tentulah, karena dari judulnya saja, anda sudah menghargai orang tanpa pandang bulu, tapi, jangan senang dulu, karena hal itu baru terjadi secara teoritis saja. Namun belum terjadi secara prakteknya.

Lalu, bagaimana dengan prakteknya? Kita perlu tahu bahwa praktek seringkali kita temukan tidak mudah untuk dilakukan, memang, suatu praktek itu tidak mudah, saya tidak berharap kita jenius dalam melakukan hal ini, dengan tidak membuat kesalahan sama sekali saat mempelajarinya, saya justru lebih mengharapkan kita melakukan kesalahan minimal setidaknya dua kali saja.

Karena dengan begitu, kita akan mulai memahami bagaimana cara yang tepat dalam menghargai orang tanpa pandang bulu. Saya berharap kali ini saya dapat membahas bagaimana cara menghargai orang tanpa pandang bulu, yaitu pada semua orang yang kita temui, diiringi dengan usaha dan kelancaran.





Untuk pertama kali, saya akan membahas satu kondisi saja dalam menghargai seseorang, saya yakin anda paham tentang hal ini, hubungan yang sehat dan baik akan menumbuhkan diri anda dalam menghargai seseorang tersebut.

Nah, bagaimana jika hubungan yang ini kurang baik? kurang sehat? apakah anda masih tetap ingin menghargai orang dalam hubungan seperti ini? Apa masih terdapat niatan dari diri anda untuk tetap menghargai orang yang statusnya disini adalah, memiliki hubungan yang tidak baik dan tidak sehat dengan diri anda? Lalu anda semua menjawab. "Saya yakin kok, semua orang saya hargai..."

Kembali lagi saya bertanya, "Anda yakin.... ?"

Nah, saya akan mengajak anda untuk memulainya dari mantan pacar anda. Hayo... gimana? Anda yakin masih bisa menghargai mantan pacar anda? Hal ini cukup menarik dan cukup sarkastik, bukan? Hahahaha.

Saya yakin disini beberapa dari anda sudah mulai menemukan rasa suntuk yang mendalam, rasa ogah-ogahan, rasa ingin tidak membahas hal ini sama sekali karena anda pikir hal ini tidak perlu, hal ini sama sekali tidak berguna untuk anda.

Well, kata siapa? Kata anda, iya. Padahal, belum tentu. Betul, belum tentu semua hal itu tidak berguna, meski kadang kelihatannya tidak berguna, suatu hal kadang menjadi berguna, hanya bila anda cukup cerdas dalam mencoba menyadarinya, ingat, mencoba, menyadarinya.

Bukan hanya menyadarinya saja. Sedikit bercerita, saya yakin anda semua cukup bermasalah dengan hal ini, termasuk saya, saya juga cukup bermasalah dengan mantan pacar saya.

Ada sebuah alasan yang menjadi penyebab mengapa si dia bisa menjadi mantan pacar saya, tentu saja alasan dan keputusan itu sudah bulat bagi saya, mengapa saya yakin saat itu datang kepada persoalan memutuskan hubungan romansa saya dengan dirinya, mantan saya.

Pertama, bisa jadi karena mantan saya tidak menghargai saya, wah, berat ya ujian nya, bagaimana saya mau menghargai seseorang yang terang terangan tidak menghargai saya. Tetapi apakah saya hanya berpikir sampai disitu saja? Tentu saja tidak, saya sarankan kita semua berpikir jauh lebih bijak dan jauh kedepan.




Alasan putusnya hubungan cinta seseorang bisa jadi karena ketidak cocokan karakter, misalnya, anda orangnya kalem, tenang... lembut dan bergerak secara perlahan, santai gituloh bahasanya, namun dia orangnya terlalu aktif, terlalu grasa grusu, dan terlalu merusak ketenangan yang anda biasakan selama ini.

Betul, ketenangan adalah apa yang menjadi refleksi kehidupan anda, ketenangan dan kenyaman dalam menjalin hubungan romansa adalah apa yang betul betul anda cari...

Jadi jika beberapa hal seperti itu tidak anda temukan dalam hubungan anda dengan si dia, anda akan merasa murung, dan anda memutuskan untuk pergi secepat mungkin, atau mundur secara teratur.

Anda bisa saja cekcok terlebih dahulu, anda bisa saja menjadi marah terhadapnya, sebuah kemarahan yang sebetulnya tidak anda rencanakan, namun keluar begitu saja karena mendengar ocehannya yang tidak nyaman didengar oleh telinga anda.

Mendapatkan wanita yang tepat dan sesuai dengan keinginan kita memang perlu pengaturan tertentu, tidak semuanya untung2an, dan tidak pula semuanya murni hasil pengaturan dan perencanaan yang baik, namun satu hal yang perlu kita renungkan bersama adalah, jika kita tidak bisa menghargai seseorang dengan baik, maka untuk apa sebetulnya kita melakukan proses bersosialisasi.

Untuk apa kita pacaran? TTM-an? Toh pada akhirnya anda kita nggak sabaran untuk pergi begitu saja, sebuah sikap yang sangat mencerminkan bahwa kita tidak menghargai seseorang.

Beberapa wanita memang posesif, senang mengatur, senang merengek, dan lain lain, tidak sepenuhnya salah sang wanita, saya yakin, karena sebagai lelaki, kita-lah yang sangat disarankan untuk memimpin mereka, karena sebetulnya sifat alami wanita yang lemah lembut dan penyayang itulah... alasan mengapa kita sebagai para lelaki, perlu memimpin mereka...

Tapi bukan berarti wanita adalah mahluk lemah yang tidak perlu anda hargai, salah besar... Hargailah wanita, hargailah pacar anda sebelum jadi mantan anda, eh, maksud saya, hargailah pacar anda... jangan sampai dia jadi mantan anda karena anda tidak menghargainya...

Jika anda mengaku sebagai seorang gentleman, anda akan berusaha untuk tetap menghargai mantan pacar anda, yang nyebelinnya minta ampun, yang bikin anda cepat lelah hati, dan kadang terselip sebuah gengsi yang besar ketika anda harus berurusan dengan dirinya.

Saya paham, paham sekali mengenai urusan gengsi yang satu ini, kalau wanita, gengsinya tentu jauh lebih besar daripada lelaki.




Saking kesalnya anda oleh hal ini, sempat menyebabkan anda ikut - ikutan sebuah gerakan sosial, dimana anda menjadi seseorang yang menyedihkan, yang didalamnya mengatakan kalimat "buanglah mantan pada tempatnya"atau berbagai macam istilah lainnya yang tidak memanusiawikan sang mantan, yang dulu faktanya, pernah anda cintai sepenuh hati, setengah hati, atau seperdua hati, mungkin?

Hahahahahaha.

Semuanya kembali kepada anda, anda yang atur. Janganlah menaruh gengsi dan arogansi terhadap orang yang dulu pernah anda cintai. Jadi kalau sekarang anda masih gengsi dan kejam, lebih baik anda undur diri sekarang juga, atau, anda mau memilih untuk merubah sudut pandang anda terhadap suatu masalah, anda memilih sebuah sudut pandang baru yang lebih situasional, dan lebih win-win solution, karena sifatnya adaptatif.

Jadi sekarang, lebih baik anda membuang ke-rigid-an anda di masa lalu terhadap si dia, mulailah menghargai mantan pacar anda tanpa pandang bulu, tanpa pandang masalah yang sudah berlalu, dan tanpa tembus pandang. Oops, hahahahaha. Paham maksud saya?

Anda mungkin penasaran, mengapa saya dapat berbagi pengalaman seperti ini, karena saya juga sebenarnya sudah mengalami hal ini, saya sudah mengalami bagaimana saya menjadi salah dengan tidak menghargai orang.

Menghargai orang tanpa pandang bulu adalah sebuah tantangan baru yang membuat pribadi kita jauh lebih baik kedepannya, percayalah, jika anda berhasil melakukan hal ini, lihat hasil apa yang akan anda dapatkan.

Penghargaan kembali, meski tidak secara langsung, namun secara perlahan lahan, orang menilai kita.

Oh... dia itu orangnya baik loh, dia pandai menghargai orang, dan begitulah anda seharusnya berlaku didalam kehidupan.

Nah, bicara tentang mantan saya, sejujurnya, dulu memang saya yang bertekad untuk memutuskan hubungan kami berdua, namun tidak dengan dia, dia memohon saya untuk tidak mengakhiri hubungan kami karena beberapa hal yang agak rumit untuk saya jelaskan disini.

Yang jelas, alasan mengapa saya memutuskan hubungan dengannya adalah bukan karena saya tidak menghargai dia.

Namun lebih tepatnya lagi adalah karena saya harus fokus dalam berurusan dengan pencapaian prestasi personal saya terlebih dahulu saat itu, dibandingkan harus terlena dalam sebuah hubungan romansa yang nikmat tiada akhir.

Betul, prioritas saya saat itu adalah studi saya, yang menjadi pertimbangan mengapa saya harus 'menunda' hubungan ini untuk sementara. Dalam menunda itu, anda lihat terdapat tanda kutip bukan? Hahahaha.

Saya yakin jika anda cukup dewasa, anda paham maksudnya, jika anda belum paham, anggap saja anda paham makna tersembunyi dibalik tanda kutip itu.



Yang jelas... meski mantan saya sekarang kadang suka ngeselin minta ampun, saya tetap menghargai dia sebagaimana saya menghargai semua orang, apa susahnya sih, menghargai seseorang? dengan tidak mengacuhkannya saja, anda sudah menghargai dia...

Dengan menyimaknya saat dia berbicara dan malah bukan asik bermain dengan gawai atau ponsel pintar anda, anda sudah menghargai seorang manusia tanpa pandang bulu, tanpa gengsi, dan tanpa ba bi bu lagi, entah itu mantan pacar anda, ibu anda, boss anda, atau siapapun itu orangnya.

Saya ingat beberapa pekan lalu dia (mantan saya) mengirimi saya sebuah artikel via surel pribadi, saat saya selesai membaca artikel miliknya, saya benar benar terkesima. Saya benar benar speechless, saat itu saya sedang kongkow dengan beberapa teman di venue yang biasa saya kunjungi. Lalu mereka bertanya

"Hey, kamu kenapa, kok tiba tiba bengong sendirian?"

"Nggak, barusan aja, lagi mikir sebentar."
jawab saya ringan.

Mikir sebentar disitu sesungguhnya adalah decak kagum saya terhadap si dia (mantan saya), yang rupanya, memang masih sama, dia masih persis seperti saat kami berpacaran dulu, dia memang pintar, absolutely a clever girl.

Sesekali, kami masih sempat bertemu untuk sekedar makan malam, meskipun dalam perasaan saya terhadapnya sudah tidak seperti dulu lagi, saya masih saja tetap tersenyum menanggapinya... mendengarkan beberapa ceritanya tentang apa yang dia rasakan belakangan ini, bagaimana perkembangannya, meski di akhir perbincangan dia memutuskan curhat mengenai perasaannya terhadap saya.

Saya hanya perlu mengapresiasinya secara wajar dan mudah. Saya hanya perlu menghargainya.

Tova Tzipor Ahath Bayad Mishtayim Al Ha'etz




Sumber: Tulisan pribadi TS


Tulisan ini juga dapat ditemukan di akun kompasiana TS


Sumber Gambar: Behance.net






Quote:

nona212
nona212 memberi reputasi
1
15.5K
119
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.