Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dybala.maskAvatar border
TS
dybala.mask
Viral Kisah Sopir Berlutut di Balai Kota, Ini Kata Sandiaga Uno
Suara.com - Kisah Jumaidi Akhbar, sopir taksi daring, yang diklaim berpenyakit kanker dan membandingkan kemudahan fasilitas pengobatan pada era Basuki Tjahaja Purnama dengan Anies Baswedan, viral di media sosial.

Cerita itu viral setelah diunggah oleh warganet di Facebook yang memakai nama akun Lyana Lukito, Selasa (27/3/2018).

Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno mengakui kaget, ketika mendengar informasi viral tersebut. Sebab, dalam tulisan warganet tersebut, disebutkan Jumaidi pernah berlutut di depan Balai Kota DKI tapi tak dipedulikan pemprov.

Dalam kisah viral itu, Jumaidi diklaim berlutut di Balai Kota DKI pada dua bulan lalu, karena tak lagi sanggup membiayai pengobatannya di Rumah Sakit Islam Jakarta.

BACA JUGA
Viking Tempuh Jalur Hukum, Pelatih Persija: Tidak Fair
Kamera Mirrorless Tetap Jadi Fokus Sony di Indonesia

"Ditolak? Kan teman-teman (awak media) ada tiap hari di Balai Kota. Siapa namanya," ujar Sandiaga di Balai Kota, Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Awak media pun menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah Jumaidi.

Sandiaga, melalui pemberitaan media massa, meminta Jumaidi untuk langsung datang ke Balai Kota menemui dirinya.

"Ojek online, Pak Jumadi. Nanti suruh datang ke saya, ke atas, lapor," kata Sandiaga.

Sandiaga menuturkan, seharusnya pelayanan dalam hal kesehatan lebih baik dari kepemimpinan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Namun, kata Sandiaga, kalau warga masih ada yang merasakan pelayanan kesehatan buruk, itu menjadi PR dirinya dan Anies untuk memperbaiki.

"Seharusnya lebih baik. Kalau dia merasa sebelumnya (Ahok) lebih baik, ya berarti PR kami untuk lebih baik. Makanya langsung saja, saya tangani," ucapnya.

Sementara Gubernur Anies Baswedan di tempat berbeda, justru enggan mengomentari informasi viral tersebut.

Anies terus berjalan dan langsung memasuki mobil dan tak menjawab ketika awak media mempertanyakan kebenaran kabar tersebut.

"Sudah ", kata Anies yang mengakhiri pertanyaan yang diajukan awak media di kantor Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jakarta, Cawang, Jakarta, Kamis (29/3/2018).

https://www.suara.com/news/2018/03/2...a-sandiaga-uno

Viral! Sopir Taksi Kena Kanker dan Banyak Dibantu Ahok

Suara.com - Kisah seorang sopir taksi daring bernama Jumaidi Akhbar, yang pontang-panting bekerja dan menggadaikan harta demi mengobati penyakit kronis sang istri, viral di media sosial Facebook.

Jumaidi mengakui mendapat banyak kemudahan dan pertolongan dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Tapi, setelah Ahok lengser dan digantikan Anies Baswedan, segala kemudahan dan pertolongan itu tak lagi didapatnya. Alhasil, ia sampai-sampai harus menggadaikan mobil yang dijadikannya sebagai alat kerja.

Kisah tersebut diceritakan kembali warganet yang memakai nama akun Facebook Lyana Lukito, Selasa (27/3/2018).

Berikut kisahnya dengan penyesuaian bahasa sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia:

Saya pengin cerita sedikit kepada teman-teman, setelah saya melihat viral di media sosial bahwa upaya peninjauan kembali kasus Pak Ahok ditolak Mahkamah Agung.

Kemarin (Senin, 26 maret) sore saya ke gereja, tepatnya jam 4.30 WIB. Saya tidak membawa kendaraan atau diantar sopir saya seperti biasanya. Kemarin sore, saya memakai jasa taksi daring.

Taksi yang saya dapatkan melalui aplikasi di ponsel adalah merek Toyota Avanza dan dikemudikan sopir bernama Jumaidi Akhbar.

Selang 15 menit, sopirnya datang tapi mobilnya bukan Avanza seperti tertera di aplikasi. Bapaknya datang memakai mobil Xenia sport. Saya tak terlalu menghiraukan dan langsung naik ke mobil itu.

Di dalam mobil, seperti biasa, kami saling menyapa. Tapi, saya lihat wajahnya pucat, terus kurus banget. Saya berinisiatif menanyakan hal itu.

“Bapak kenapa, sakit ya?” taya saya. Dia jawab benar, memang sakit. “Tapi bagaimana lagi bu, saya harus tetap cari uang biar bisa makan,” jawabnya.

Dia lantas meminta maaf karena memakai mobil tak sesuai seperti di aplikasi. Sebab, mobil Avanza miliknya sudah dijadikan jaminan di rumah sakit. Sementara mobil yang dipakainya kekinian adalah sewaan.

Saya tanya kenapa bisa begitu. Dia bilang, mobilnya harus menjadi jaminan karena tak mampu membayar uang pengobatan.

Saya tanya lagi, ”Memangnya bapak sakit apa? Kok mobil sampai jadi jaminan?” Dia jawab: “Bukan mobil saja, tapi sertifikat rumah saya juga sudah digadai di bank demi mengobati kanker stadium tiga. Kanker tenggorokan, tapi sudah menyebar.”

Saya merinding, pantas wajah bapak itu pucat dan kurus banget. Nada bicaranya juga lemah banget.

Saya kembali bertanya, apakah dia memakai kartu BPJS atau asuransi untuk berobat. Dia bilang tidak kedua-duanya.

Katanya, BPJS miliknya tak lagi bisa digunakan karena waktu pengobatannya sudah terlampau lama.

Dia bilang: ”Dulu saya pakai KJS (Kartu Jakarta Sehat), obat apa saja ditanggung.”

Dia lantas menyebut nama Ahok dalam ceritanya.

“Dulu ada Pak Ahok, saya bisa pengobatan gratis. Saya 5 kali ke Balai Kota DKI, ketemu langsung dengan beliau. Pak Ahok langsung bilang ke saya, ‘Pak Jumaidi kalau ke RS ada yang menolak, bapak segera lapor ke staf-staf saya ya’.”

‘Dan ibu tahu? Nomor ponsel pribadi Pak Ahok dikasih ke saya. Jadi, sewaktu zaman Pak Ahok, semua enak. Saya walaupun sakit berat, rasanya ada dewa penyelamat buat saya.”

Dia lantas membandingkan era Ahok dengan zaman Gubernur Anies.

“Sekarang zaman gubernur ini, janjinya nanti ini, janjinya nanti balik, iya besok lagi, dan besok lagi, tapi tak pernah bisa dipegang janjinya,” tuturnya.

Pak Jumaidi lalu bilang, “Bu saya 2 bulan lalu, karena tak lagi sanggup, saya berlutut di depan balai kota. Teru ada yang teriak, saya berdiri. Terus ada yang bertanya soal saya. Malah merkea jawab, ‘bapak ini sakit keras, jadi stres. Terus saya disuruh pulang dan dijanjikan bakal dihubungi, tapi sampai sekarang tidak ada.”

Dia mendadak bertanya soal agama saya. “Bu, maaf, ibu Kristen ya?” saya jawab iya, makanya saya mau ke gereja.

“Iya bu, doakan saya bu. Maaf, saya yang beragama Muslim malu bu. Karena orang sebaik Pak Ahok dipenjara. Kami yang hidup susah seperti ini butuh pemimpin kayak Pak Ahok.”

Terus, dia mengambil tas kecil di samping kursinya, lalu dibukalah tas itu. Dia ambil kertas yang sudah mau sobek, yang tertulis angka dan nama Basuki Tjahaja Purnama.

Dan, sebuah foto yang katanya ke mana-mana selalu dibawanya untuk dijadikan penyemangat.

Dia bilang, “Ini bu, saya waktu ada Pak Ahok, saya pengobatan di RS Dharmais. Ini foto saya hampir sekara dan istri saya menelepon beliau. Malamnya Pak Ahok datang ke rumah sakit bawa ustaz untuk mendoakan saya.”

“Pak Ahok juga bawa uang Rp25 juta, disisipi di kantong istri saya. Katanya, jangan sampai ada yang tahu.”

Saya lihat, foto itu memang ada ustaznya. Saya mulai menangis. Bapak itu juga mengungkapkan tak pernah melupakan pesan Ahok kepadanya.

Begini pesan Ahok untuk dia: “Pak Jumaidi, tetap kuat, tetap salat 5 waktu. Saya yakin ini cuma cobaan, supaya bapak beriman dan taqwa kepada Allah SWT, lebih dekat lagi. Bapak kalau punya harta lebih, mungkin mobilnya tambah satu lagi, jangan lupa sedekah.”

Hingga berita ini diunggah, Rabu (28/3/2018), tulisan warganet itu telah disebar ulang oleh 7.020 orang dan dikomentari 3.900 warganet.



https://www.suara.com/tekno/2018/03/28/180242/viral-sopir-taksi-kena-kanker-dan-banyak-dibantu-ahok
Diubah oleh dybala.mask 30-03-2018 05:22
0
8K
114
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.