Pada Acara Haul Akbar ke-13 al-Mukarram KH. Muhammad Zaini Gani atau yang biasa disebut Guru Sekumpul, yang puncak acaranya dilaksanakan di Mushalla Ar-Raudhah, Sekumpul Martapura, Kalsel, Minggu malam (25/3), Presiden RI Bapak Joko Widodo dan rombongan turut hadir di sana.

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap Kepala Negara, pihak panitia haul memperlakukan orang nomor 1 itu seperti para pejabat lainnya, yakni duduk di barisan kedua, berhadapan dengan barisan pertama yang diisi oleh para habaib, ulama, dan dua putra Guru Sekumpul.

Dua orang putra Guru Sekumpul

Memang sudah kebiasaan di Sekumpul, para pejabat duduk di barisan kedua.

“Tak ada sambutan dari pejabat dalam acara itu, sebab itu acara zikir dan doa, tidak ada hubungannya dengan politik” tulis Abu Alwi, seorang panitia haul, dalam akun FB-nya.

Kenyataannya, memang tidak ada sambutan dari siapapun dalam acara itu. Sesudah shalat magrib, diteruskan dengan pembacaan shalawat, zikir dan doa.



Gang Taufik sebenarnya adalah jalur evakuasi, sehingga di jalan itu steril dari para jamaah. Melalui jalan tersebut Bapak Presiden bisa masuk ke mushalla dengan lancar. Tidak ada pengamanan yang berlebihan dalam menyambut kedatangan Bapak Presiden itu. Tidak seperti waktu beliau shalat Idul Adha di masjid Al-Karomah Martapura tahun 2015 lalu, beberapa Sniper ditempatkan di atas masjid, dan setiap jamaah shalat diperiksa dengan alat detektor metal.

Sebelumnya pihak panitia memang sudah berkordinasi dengan pihak protokoler Presiden soal pengamanan. Mereka meminta agar standar pengamanan Presiden jangan sampai menggangu acara.

Selesai acara, Bapak Presiden bermalam di Kota Banjarbaru, karena pada hari Senin (26/3) punya Agenda Kunjungan Kerja di kota tersebut.
********
Tribunnews.com
Banjarmasinpost.co.id