Dunia prostitusi tak pernah mati, hilang satu tumbuh seribu. Para pekerja penjaja cinta tak peduli dengan hiruk pikuknya dunia politik, yang penting siapapun yang menang tetap saja mencari rejekinya dengan menjual tubuhnya untuk dinikmati lelaki.

Tak hanya itu bisnis yang sudah ada dari zaman romawi ini memang menggiurkan hingga sekarang sarana onlinepun marak digunakan, banyaknya tempat mereka yang ditutup, seperti lokalisasi besar di tanah air membuat mereka bergerak secara online, tanpa harus mejeng di jalan.



Tak ada lagi wanita malam yang berdiri di pinggir-pinggir jalan, mereka pun kerap menggunakan kecanggihan teknologi untuk melayani sang pria penggemar syahwat sesaat.

Hingga kasus terkini di wilayah syariah dengan busana hijab yang diwajibkan, yaitu Aceh pun terkena virus prostitusi online. Wanita muda yang menggairahkan dengan busana tertutup pastinya membuat libido fantasy lelaki menjadi liar.



Mengapa hal ini terus menerus terjadi, sudah di berantas ada lagi, dengan cara baru dan wajah baru. Semua alasan sama dari wanita yang muda hingga yang tua "ekonomi", memang kata itu sering menjadi kambing hitam para wanita yang terbiasa bekerja tanpa keahlian khusus, asal bisa goyang dumang diranjang dan pelanggan senang, uang yang dinanti pun akan datang. Tanpa harus bersusah payah bekerja dengan segala rutinitas, yang membuat kepala pusing mengejar deadline dan juga pusing bila sang big bos bernyanyi dengan makian merendahkan pekerjanya.



Pekerjaan instant dengan iming-iming uang berlimpahpun membuat yang tadinya terpaksa masuk ke lembah hitam jadi keterusan dan ketagihan, uang dapat nikmat pun dapat, tak rugi bukan ?? Hanya harga diri saja tak ada lagi, toh manusis saat ini juga tak pernah mau peduli keadaan sekitar jadi sebagai wanita panggilan melalui online jarang yang mengusik kehadirannya.

Bahkan terkadang mereka ada di sekitar kita, entah itu sewa rumah, atau sewa kost-kostan.

Ceramah para pemuka agama nampak seperti angin lalu, karena banyak dari mereka hanya berceloteh tanpa aksi, andai saja para wanita yang malang itu dinikahi oleh pemuka agama nampaknya derajatnya akan terkatrol mulia. Tapi itu semua mungkin cuma mimpi bagai punguk merindukan bulan, seringkali memang manusia menasehati tapi tak ada solusi aktif di akhir celotehannya. Jadi tetap saja mereka mencari rejeki dengan bergerilya di lembah prostitusi yang kini marak dengan jaringan online.



Bahkan menjadi seorang mucikari yang banyak berteman dengan para petinggi negeri, dan para pengusaha menjadikan ladang bisnis prostitusi menjadi komoditi yang disuka banyak orang di negeri ini.

Walau taruhannya penjara dan ditangkap polisi, prostitusi selalu tumbuh dan berkembang tak pernah mati, karena penikmat syahwat sebagai konsumennya tak pernah sepi. Jadi prostitusi memang sangat susah untuk dihentikan, zaman berganti bisnis ini tetap saja ada dan tumbuh subur dengan wajah-wajah yang baru.



Bagaimana menurutmu kawan ?? Serupuutt dolo gan..



By. c4punk@2018