Nikah itu baik dikabarkan, tidak baik untuk dikaburkan
TS
babygani86
Nikah itu baik dikabarkan, tidak baik untuk dikaburkan
Pernikahan itu perjanjian yang sangat kuat. Karenanya saat dilaksanakan, perlu ada data yang akurat dan transparan, perlu ada wali dan saksi, dan perlu dipublikasikan agar tak muncul fitnah. Umumkanlah pernikahanmu, dan sebaiknya dipestakan, walau hanya dengan menyembelih seekor kambing.
Quote:
Lalu kapankah waktu tepat untuk mengumumkan pernikahan tersebut? Jawabannya tergantung dari berbagai pertimbangan. Bila anda misalnya, mengundang sejumlah tamu yang jauh tinggalnya, maka jauh-jauh hari pula Anda harus menginformasikannya. Begitu pula bila Anda mengundang tamu-tamu penting, contohnya petinggi perusahaan atau kalangan pejabat. Mengingat jadwal kegiatan mereka yang umumnya padat, sudah sewajarnya Anda mengumumkan pernikahan tidak dalam waktu mepet. Setidaknya, waktu yang aman adalah satu bulan. Memang banyak hal yang perlu diperhatikan saat mengadakan sebuah resepsi pernikahan. Mulai dari dekorasi pernikahan, gaun, konsumsi hingga undangan pernikahan. Waktu sebulan ini cukup untuk berjaga-jaga bila ada perubahan rencana, misalnya venue pernikahan.
Quote:
Jika Anda berencana menyebar kartu undangan, waktu enam bulan dirasa pas untuk mulai mempersiapkannya. Membuat undangan butuh waktu yang lama sebab harus memikirkan berapa orang yang diundang atau bagaimana desain kartu undangan yang diinginkan. Butuh waktu untuk meracik ide membuat undangan dan mewujudkannya sesuai keinginan calon pengantin, misalnya harus senada dengan tema resepsi. Jadi jangan satu bulan kamu mau nikah baru memikirkan membuat undangan karena itu sangat mepet. Lalu untuk menyebar undangan sendiri, disarankan agar undangan yang ingin ditujukan ke kerabat atau sahabat yang ada di luar kota sebaiknya disebar satu bulan sebelum pernikahan. Sedangkan untuk di dalam kota waktu yang tepat ialah dua minggu sebelum hari-H pernikahan.
Dan ingat, nikah itu sempurnakan agama. Nikah itu setengah agama dan setengahnya lagi disempurnakan dengan amalan-amalan lain. Jadi mengapa perjanjian kuat yang bermakna setengah agama mesti ditutupi? belakangan di sebagian kita makin menguat kecenderungan untuk menutup-nutupi atau membuat misterius sebuah pernikahan, terutama di kalangan seleb. Biasanya ‘dalil’ yang dikemukakan adalah, “Ini kan acara sakral, buat keluarga dan kerabat terdekat saja.” Rencana dan prosesi pernikahan mestinya jangan dibuat “misterius”. Nikah itu sendiri penuh hikmah. Menutupi rencana pernikahan dan saat berlangsungnya ijab-qabul, mengurangi kandungan hikmah yang terdapat di dalamnya.
Quote:
Tetapi apakah boleh menutupi sesuatu? Jawabannya boleh, asal wujudnya bisa disimbolkan seperti ini: mengapa kita menutup mata kita ketika berdoa, ketika menangis, ketika mencium, dan bermimpi? Jawabnya, karena hal terindah dalam hidup bukan yang terlihat oleh mata, tapi yang terlihat dan terasakan oleh hati. Dan karenanya, menutupi sesuatu jangan sampai membuat hati kita justru ikut tertutup gelap dan akhirnya tersesat. Abaikan mareka yang mentertawakanmu, karena orang yang demikian akan berhenti jika kamu bisa membungkam tawaan mereka dengan kesuksesanmu.
Juga harus diingat, kalau kita tidak tahu mengapa orang menutupi sesuatu, kita jangan berpraduga buruk dan mengadili, tetapi tetap harus netral, harus tetap berpikir bersih, dan ikuti kata-kata Almarhum Bob sadino: “Setiap bertemu orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu, supaya kita tak mudah menilai dan bisa menyesatkan”. Hidup harus selalu berkembang, apalagi, jika ingin menjadi pengusaha sukses, kita harus mau menimba ilmu dari siapa saja dan jangan pernah berhenti belajar.
Dan terakhir sekali lagi, kembali ke hati karena hati adalah penuntun; cermin yang akan membiaskan baik jika baik, buruk jika buruk, dan tak pernah berbohong. Dan cinta bukan aib juga bukan hibah, cinta itu rahasia hati, baik bila diumumkan, tak elok bila diumbar-umbar. Nikah itu baik dikabarkan, tidak baik untuk dikaburkan.