@sejarahbanjar

Senja adalah waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam, demikian menurut KBBI.

Sesaat sebelum dan sesudah mentari terbenam (sunset), biasanya sang Raja Siang itu memancarkan cahaya yang indah, warna warni, seperti kuning pekat, kuning keemasan atau keperakan, merah atau merah tembaga. Tapi belum pernah berwarna hijau, ya Gan!

Nah, warna-warna cahaya sunset itu mempunyai makna dan indikator terjadinya sesuatu lho, khususnya menurut mitos Urang Banjar.

Dihimpun dari berbagai sumber dan pengetahuan Ane sendiri, begini nih kepercayaan masyarakat Banjar tentang cahaya mentari senja.


1. Senja Kuning



Cahaya mentari senja berwarna kuning, atau yang lebih populer disebut Senja Kuning adalah hal yang paling ditakuti. Jika cahaya mentari senja berwarna kuning, diyakini saat itu ada orang yang melepas racun gaib yang menyebabkan penyakit kuning, atau ada orang yang sedang mengirim santet, dan berbagai jenis ilmu hitam lainnya.

Karena itu, saat terjadi Senja Kuning, bagi warga yang percaya, ia tidak berani mandi di sungai, duduk di depan pintu, atau masih berkeliaran di luar rumah. Sebab, jika mandi di sungai bisa terkena racun penyebab sakit kuning. Jika duduk di depan pintu atau di luar rumah, bisa terkena santet, dan gangguan makhluk gaib lainnya. Jika senja kuning terjadi, biasanya warga langsung masuk ke rumah dan menutup pintu.


2. Senja Merah



Jika terjadi Senja Merah, yakni cahaya mentari menyala terang berwarna merah, diyakini suatu peristiwa buruk yang berhubungan dengan pertumpahan darah telah terjadi. Entah itu perkelahian, pembunuhan, atau kecelakaan yang mengakibatkan korbannya berdarah dan terbunuh. Roh si korban diyakini gentayangan mencari pelaku pembunuhnya. Jika ia tidak menemukan pelakunya, ia bisa saja melampiaskan kepada siapa saja yang ditemuinya pada senja itu.

Karena itu, seperti pada Senja Kuning, masyarakat yang percaya segera masuk ke rumah dan menutup pintu jika terjadi Senja Merah.
********
Menurut ilmu Fisika, perbedaan cahaya mentari itu tidak ada hubungannya dengan hal-hal mistik yang terjadi di dunia ini. Tapi semuanya terjadi karena Radiasi Elektromagnetik yang dipancarkan matahari.

Dengan demikian, sinar mentari senja itu pada dasarnya adalah sama setiap hari di setiap tempat. Namun penampakannya terhadap mata dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di atmosfer. Jadi, tidak ada hubungannya dengan mitos-mitos yang diyakini sebagian masyarakat itu.
*********
Itulah dua mitos tentang cahaya mentari senja versi Urang Banjar. Lalu bagaimana dengan daerah Agan dan Sista yang lain? Silakan berkomentar di bawah ini.
*******