Siapa yang tidak kenal dengan bapak bangsa dan Presiden kedua Indonesia, dialah Suharto yang berkuasa selama 32 tahun di negeri ini. Gaya otoriter dalam membangun negeri ini sangat terasa, lawan politik pun dibungkam pada masanya dengan cara yang sunyi senyap dan menghilang tanpa jejak.



Namun dimasa sekarang ketika dinasti itu hancur, anak-anak dari sang Jendral yang sering tersenyum itu pun mulai bergerilya memperebutkan kue kekuasaan yang nikmat di negeri ini.

Seperti kita tahu saat ini " Titiek Soeharto " sebagai salah seorang dari putri mantan presiden Suharto, diusulkan menjadi wakil ketua MPR oleh Partai Golkar.

Nah menurut analisis warung kopi, kendaraan partai beringin yang identik dengan orde baru tak selamanya punah, bahkan hal ini terlihat semakin mempertegas indikasi kebangkitan dinasti Suharto, memang Golkar adalah mesin partai Suharto pada saat rezim Orde Baru.



Bahkan putra bungsu Suharto yang kita kenal dengan nama " Tommy Soeharto " juga kembali ikut terjun di dunia politik dengan menggawangi Partai Berkarya.

Romantisme Orde Baru yang lekat dengan sosok sang ayah, dan pastinya banyak cerita tentang nikmatnya hidup berkuasa ingin ia hidupkan lagi lewat partai baru tersebut.

Walau sebenarnya kita tahu, sebelum dua tokoh anak Suharto ini sudah ada salah seorang putri Suharto yang ikut dalam percaturan politik di negeri ini. Mereka sudah mendirikan partai bernuansa keluarga Suharto salah satunya yang pernah berpartisipasi pada pemilu adalah Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), yaitu pada 2004 dan 2009.

Bahkan saat itu PKBP meraih dua kursi pada 2004, namun gagal menempatkan perwakilan di DPR pada 2009. Kemudian di tahun 2004, PKBP secara terang-terangan berniat mengusung putri sulung Suharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, menjadi presiden.



Tapi perebutan kekuasaan tak berjalan sempurna, karena rencana itu gagal karena PKBP tak mencapai batas ambang pencalonan presiden. Sedangkan saat itu SBY sedang naik pamornya, karena di pecat dari kursi menteri.

Nah perlu juga kita ketahui ada juga partai lain yang pernah didirikan anggota keluarga Cendana, yaitu Partai Karya Republik dan Partai Nasional Republik. Namun dua partai itu tidak pernah mengikuti pemilu.



Masyarakat masih menilai orde baru terlalu kejam pada saat itu, namun berjalannya waktu dengan slogan "Enak zamanku Toh", masyarakat mulai membandingkan era saat ini yang tidak lebih baik dari sebelumnya. Hutang tinggi tetap ada, busung lapar tetap ada, sembako mahal tetap ada, bahkan pecahnya persatuan umat di masyarakat dengan teror membawa nama agama meninggi. Lalu, bagaimana tanggapan generasi muda seperti pelajar sekolah soal Suharto setelah puluhan tahun berlalu ?

Sempat tanya-tanya dari pelajar yang lewat dekat warung kopi, dan lahir pada awal 2000-an mengaku mengenal Orde Baru hanya dari buku sejarah. Bahkan sosok Suharto yang mereka kenal menyebutkan sisi positif, dimana sang mantan presiden tersebut pekerja keras dan merakyat bahkan swasembada pangan dan sembako murah dan Dollar yang stabil selama puluhan tahun menjadi bukti kepemimpinannya, tak hanya itu beliau sering tersenyum dan setia pada istrinya hingga akhir hayat. Bahkan Suharto sendiri dikenal juga sebagai bapak pembangunan, hanya karena inflasi dan politik kotor yang menjatuhkan rezim orde baru dengan mengompori mahasiswa'98 saat itu, agar terjadi chaos dan kerusuhan.



Waduh apakah dengan banyaknya generasi muda yang tahu tentang masa orde baru hanya dari sekolah saja, mulai bersimpati pada dinasti ini, apakah dinasti ini akan bisa bangkit kembali ??

Monggo yang mau coment, ditunggu sambil seeerruuppuutt dolo gan..



By c4punk@2018

http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43459438