Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pengalaman "unik" Saat Travelling Bersama Orang Yang Baru Dikenal

komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
Pengalaman "unik" Saat Travelling Bersama Orang Yang Baru Dikenal
Bagi yang kerap main ke forum traveling, rasanya bunyi pengumuman seperti ini cukup familiar:

 

Dicari, teman seperjalanan untuk pergi ke [isi dengan nama tempat favorit kalian] untuk tanggal [isi dengan tanggal yang kalian inginkan].

 

Pengumuman seperti itu mungkin akan membuat sebagian traveller mengeryitkan sebelah mata, walau pastinya banyak yang menganggap hal tersebut sangat wajar. Yah, akui saja, nggak semua orang suka bepergian dengan orang yang nggak dikenal karena bermacam alasan. Salah satunya adalah adanya kekhawatiran nggak cocok dengan partner traveling yang akhirnya malah membuat rencana wisata jadi berantakan. Kekhawatiran itu cukup beralasan karena ternyata cukup banyak juga yang pernah mendapat “pengalaman unik†saat wisata bareng orang yang betul-betul baru. Berikut ini beberapa pengalaman dari unik dari para traveller bersama dengan partner travelling-nya yang bisa ditemukan di internet. Apakah kalian pernah mengalami hal-hal berikut ini?

 

 

1: Bertemu Travel Partner yang Super Irit dan Super Kikir



Ilustrasi facepalm

 

Seorang traveller, yang menyebut dirinya sebagai hardcore-budget traveller, mengaku pernah berwisata dengan seorang partner yang ternyata jauh lebih kikir dari dirinya. Sang partner hampir selalu lupa membayar makanan yang telah dipesan, betah berlama-lama di tempat makan hanya dengan bersenjatakan minuman sebotol air mineral (sementara teman lainnya makan), nggak malu mengambil menu sarapan dari hotel untuk bekal makan seharian, dan tak sungkan untuk mencomot makanan dari partner lainnya dengan alasan “icip-icipâ€. Dia selalu mencari obyek wisata gratisan, dan menolak untuk naik kendaraan jika jarak tempuh ke sebuah obyek belum lebih dari 10 kilometer! Benar-benar partner travelling yang sukses bikin tepok jidat deh!

 

Pesan moral:

Memilih partner traveling itu wajib jika tak ingin mendapat partner yang ajib punya.

 

2: Travel Partner yang Dipilih Ternyata Seorang Penipu



Ilustrasi kecewa saat travelling

 

Ini mungkin termasuk salah satu partner travelling yang paling membuat trauma. Saat kita mencari pasangan untuk travelling, salah satu tujuannya adalah untuk mencari teman berbagi pengeluaran (share cost). Namun bagaimana jika sang partner nyaris tidak membayar biaya pengeluaran apapun padahal telah menikmati fasilitas tersebut, dan yang lebih buruk, dia kabur tanpa membayar bagiannya. Seorang traveller pernah membagikan pengalamannya dalam sebuah forum, dan akhirnya disimpulkan jika hal tersebut terjadi karena tidak adanya kesepakatan di awal tentang biaya yang akan dikeluarkan dan juga karena biaya tidak dikumpulkan di awal.

 

Pesan moral:

Rincilah semua perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam sebuah perjalanan bersama partner travelling, dan jika memungkinkan, biaya patungan untuk keperluan bersama (seperti sewa mobil maupun sewa alat) sebaiknya dikumpulkan di awal.

 

3: Dikerjai oleh Travel Partner



Ilustrasi minuman dengan obat bius, via thouthcatalog 

 

Pengalaman ini dibagikan oleh seorang solo traveller, sebut saja si A, saat bepergian ke suatu wilayah di Eropa. Saat tengah berada di stasiun, dia didekati oleh traveller lain. Setelah berbincang sejenak, mereka memutuskan untuk travelling bersama-sama. Sayangnya, ternyata partner baru tersebut ternyata berniat buruk. Dia mencampur minuman si A dengan obat bius, dan mengambil barang-barang berharga yang dimiliki oleh A. Wah, semoga ini tidak terjadi pada traveller lain ya!

 

Pesan moral:

Travelling bersama partner baru memang membutuhkan kepercayaan, namun jangan sampai mengendurkan kewaspadaan kalian.

 

4: Travel Partner Nggak Open-mind

 

Resiko saat pergi bersama orang yang betul-betul tidak dikenal adalah adanya kemungkinan kita akan bertemu dengan orang baru yang memiliki karakter ajaib. Seorang traveller pernah berbagi pengalamannya saat bepergian bersama partner baru ke sebuah negara dimana bahasa Inggris bukan merupakan bahasa pertama mereka. Dan coba tebak, sang partner selalu mengeluhkan setiap perbedaan budaya yang mereka hadapi. Yang lebih parah, dia pernah menyerang seseorang yang tak mengerti maksud perkataannya dan menyalahkan orang tersebut karena tak bisa berbahasa Inggris!

 

Pesan moral:

Sekali lagi, menyeleksi partner travelling itu wajib dilakukan.

 

5: Ribetnya Traveling Bersama Traveller Kuper, Kudet, dan yang Lebih Parah, Tukang Curhat



Ilustrasi sedih

 

Seorang traveller berbagi pengalamannya saat jalan dengan partner baru (wanita). Sang partner tersebut sepertinya jarang bepergian dan tampaknya nggak terlalu mengerti tentang seluk beluk traveling. Yang lebih parah, ternyata dia selalu mellow dan membawa problem rumahnya dalam acara wisata. Mau nggak mau traveller itu pun terpaksa bertindak juga sebagai konsultan pribadi selama momen wisata alias jadi pendengar setia setiap curhatnya!

 

6: Hygiene Freak dan Ribet

 

Satu lagi pengalaman dari seorang traveler yang membuktikan jika menyeleksi partner travelling itu penting. Seorang traveller wanita berbagi kisahnya saat menginap dengan partner baru di sebuah hotel. Diluar dugaan, partner tersebut ternyata super higienis. Saat dia tak sengaja menggunakan handuk milik sang partner, kehebohan pun terjadi karena sang partner mendadak murka dan mempermasalahkan tentang higienitas.

 

Masih kisah tentang partner yang sama, ternyata sang partner pun punya kebiasaan yang unik. Tak hanya freak mengenai higienitas, namun dia juga termasuk jenis nocturnal alias selalu tidur sangat larut malam (alias menjelang dini hari). Akibatnya, waktu istirahat jadi terganggu karena sang partner kerap melakukan aktifitas hingga selepas tengah malam. Dia juga termasuk ribet dengan barang bawaan. Intinya, dia seorang partner yang super ribet deh!

 

7: Terlalu Freak dengan Itinerary



Berpatokan dengan itinerary itu penting, tapi kalau terlalu freak jelas mengganggu

 

Kadang, ada saja traveller yang terlalu terpaku dengan itinerary. Dalam batasan tertentu, berpatokan pada itinerary memang penting untuk menjaga agar jadwal berlangsung seperti yang direncanakan. Tapi jika terus menerus memastikan itinerary hingga berulang kali (padahal dia sudah mengetahui itinerary tersebut), lama kelamaan itu akan membuat traveller lain yang pergi bersamanya menjadi gerah. Hal tersebut pernah dialami oleh seorang traveller yang lantas membagikan pengalamannya dalam website pribadinya.

 

Itu hanya sebagian saja pengalaman unik yang pernah dialami bersama partner yang betul-betul belum dikenal. Pengalaman lainnya yang cukup sering dibagikan oleh traveller adalah bertemu dengan partner yang ternyata party goers, partner yang terlalu ingin menempel di setiap aktifitas, serta partner yang mudah histeris. Namun dari semua traveller yang pernah berbagi pengalaman menyebalkan bersama partner baru, hampir semuanya mengaku nggak kapok bepergian dengan orang yang betul-betul asing dan justru menganggap pengalaman-pengalaman buruk tersebut sebagai sebuah momen yang berkesan.

 

Nah, diantara teman-teman yang pernah pergi bersama orang yang sama sekali asing, adakah pengalaman unik yang pernah didapat? Ayo bagi ceritanya dong.





0
9.9K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.