Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annisaputrieAvatar border
TS
annisaputrie
Survei: Prabowo Dinilai Tak Perlu Maju Lagi di Pilpres 2019
Survei: Prabowo Dinilai Tak Perlu Maju Lagi di Pilpres 2019

Minggu, 25/03/2018 15:13 WIB
   

Hasil survei Polcomm Institute menyebut Prabowo Subianto dinilai tak perlu lagi mencalonkan diri di Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Prabowo Subianto dinilai tidak perlu kembali maju di Pemilihan Presiden 2018. Dalam hasil survei yang digelar Political Communication (Polcomm) Institute, sebanyak 20 persen dari 1.200 responden ingin agar Prabowo tak mencalonkan lagi.

Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto mengatakan persentase tersebut lebih tinggi dibanding responden yang mengidamkan Prabowo maju kembali menantang Presiden Joko Widodo.

"Sebesar 20 persen menyatakan tidak perlu maju kembali dan sebanyak 14,58 persen menyatakan maju kembali menantang Jokowi, " kata Heri di Cikini, Jakarta, Minggu (25/3).

Heri menambahkan bahwa hasil survei juga menyatakan sebesar 51,42 persen menjawab tidak tahu.

Responden juga ditanya siapa yang pantas diusung Gerindra jika Prabowo jika tidak maju di Pilpres. 

Menurut responden, kata Heri, Prabowo dan Gerindra sebaiknya mengusung calon presiden dengan latar belakang profesional. Mereka yang menyarankan hal tersebut mencapai 21,43 persen. 

Kemudian, responden yang menyarankan Prabowo mengusung calon presiden berlatar belakang militer sebesar 19,54 persen, tokoh politik 14,29 persen dan tokoh agama 6,55 persen.


Hasil survei Polcomm Institute menyebut mayoritas responden menyarankan Prabowo tak perlu kembali mencalonkan diri di Pilpres. (CNN Indonesia/Joko Panji Sasongko)

Sementara apabila ingin menjadi capres kembali, kata Heri, responden menyarankan Prabowo untuk menggaet calon wakil presiden dari tokoh dengan latar belakang kelompok agama. Responden yang menyarankan hal tersebut mencapai 28,20 persen. 

Kemudian mereka yang menyarankan Prabowo menggaet tokoh politik sebesar, 17,83 persen, kalangan profesional 15,40 persen, dan militer 15,24 persen.

"Alasan responden menggandeng tokoh agama adalah untuk melengkapi padanan nasionalis-religius dalam pemerintahan," ucap Heri.

Heri lalu menjelaskan bahwa survei dilakukan dengan melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Survei dilakukan pada 18-21 Maret 2018 dengan metode multistage random sampling. Tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,83 persen.


"Survei dilakukan dengan wawancara langsung secara tatap muka kepada responden," ujar Heri.

Prabowo adalah penantang paling serius untuk Jokowi di Pilpres 2019. Meski tertinggal jauh dari Jokowi, elektabilitas Prabowo jauh di atas tokoh lain.

Surveri Polcomm Institute menyebut elektabilitas Prabowo sebesar 29,67 persen. Sementara Jokowi sebesar 49,08 persen. Sementara survei Populi Center bulan lalu menyebut elektabilitas Prabowo sebesar 25,3 persen, masih jauh di bawah Jokowi yang punya elektabilitas64,3 persen.

Prabowo sendiri sampai hari ini belum dideklarasikan jadi capres oleh partainya. Rencananya, ia akan diumumkan sebagai capres oleh Gerindra pada awal April mendatang.

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...i-pilpres-2019

Dilema Prabowo seperti Megawati, maju atau jadi king maker
Sabtu, 24 Maret 2018 08:32



Prabowo Subianto . ©AFP PHOTO

Merdeka.com - Keputusan Prabowo Subianto terkait Pilpres 2019 sangat dinanti saat ini. Gerindra telah mendesak agar mantan Danjen Kopassus itu kembali maju, tapi hingga kini belum mendapat jawaban.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon meyakini, deklarasi akan dilakukan April saat acara rakornas partainya. Tapi tanda-tanda itu belum juga dimunculkan oleh sang ketum. Prabowo masih melihat pertarungan Pilpres 2019 masih panjang. Pendaftaran pencalonan baru dibuka Agustus.

Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, mantan dewan penasihat tim pemenangan Prabowo 2014 lalu telah menyatakan dukungan. Dia bahkan menegaskan, logistik untuk pertarungan tahun depan sudah siap dan lebih matang.
"Ya, insya Allah. Ya kita semakin siap lah, kalau saya katakan sudah lengkap semua enggak dong hari ini. Kita kan masih satu tahun, ini masa kampanye paling lama di Indonesia. Konyol," kata Hashim yang juga wakil ketua dewan pembina Gerindra, saat ditemui merdeka.com di Jakarta, Kamis (22/3).


Sekjen NasDem, Johnny G Plate pun ingin lawan Jokowi segera muncul. Dengan demikian, proses adu gagasan semakin panjang dan membuat masyarakat semakin yakin dengan pilihannya nanti.


"Kami menanti gagasan dari pihak sebelah untuk disandingkan dengan gagasan Pak Jokowi untuk Indonesia hebat," kata Plate saat dihubungi, Jumat (23/3).


Plate mengatakan, hingga kini elektabilitas Jokowi terus menanjak. Ia yakin Mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan mendapatkan perolehan suara yang tinggi saat pilpres mendatang.


Bicara soal elektabilitas, memang belum ada yang mengalahkan Jokowi. Awal Januari 2018, SMRC mencatat, Jokowi memiliki 38,9 persen, sementara lawan yang paling dekat adalah Prabowo dengan 10,5 persen.


Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun menilai, Prabowo tak kunjung deklarasi karena dua hal yang tengah dipertimbangkan. Maju menjadi capres atau memutuskan menjadi king maker atau mendukung orang lain untuk mengalahkan Jokowi di 2019.


"Sumber keraguan yang pertama berasal dari temuan bahwa elektabilitas Pak Prabowo walaupun nomor 2 setelah Pak Jokowi, tapi terus mengalami tren penurunan. Jadi pertanyaan besarnya, apakah Pak Prabowo sanggup mengalahkan Jokowi?" kata Rico saat dihubungi merdeka.com.


Sumber keraguan yang kedua, lanjut dia, walaupun ada tokoh alternatif yang siap maju, tpai itu berarti Prabowo harus merelakan tiket partainya untuk orang lain.


Menurut dia, saat ini Prabowo sedang dilema seperti yang terjadi pada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2014. Tapi akhirnya, Mega memutuskan untuk memberikan tiket PDIP kepada Jokowi yang saat itu menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.


"Kita sekarang sedang menunggu apa basis utama yang akan dijadikan Pak Prabowo mengambil keputusan. Dilema yang dihadapi Prabowo saat ini sama persis dengan dilema yang dihadapi Megawati saat akhirnya harus menyerahkan tiketnya kepada Jokowi," kata Rico

https://www.merdeka.com/politik/dilema-prabowo-seperti-megawati-maju-atau-jadi-king-maker.html

-------------------------------

PRABOWO itu sesungguhnya punya bakat bertangan dingin untuk melahirkan tokoh-tokoh nasional. Dulu bukannya  dia dan adiknya  yang membawa Jokowi dan Ahok pertama kalinya ke Jakarta, sehingga akhirnya sukses. Sebaliknya, peruntungannya untuk menjadi pimpinan RI-1 dan 2 selalu kandas sejak 2004 lalu. Sudah 3 kali dia tercatat maju Pilpres, tapi kalah terus. Mungkin kalau dia memang digariskan untuk menjadi "King Maker" seperti halnya Megawati saat ini dan kayaknya akan akan lebih sukses daripada Megawati nantinya. Untuk Pilpres 2019, kenapa dia tak mencoba misalnya mengajukan pasangan Gatot dan TGB?

emoticon-Angkat Beer
0
3.2K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.