- Beranda
- Entrepreneur Corner
Prospek Budidaya Perkutut Warna, Omset Perbulan Puluhan Juta $$
...
TS
dianoia
Prospek Budidaya Perkutut Warna, Omset Perbulan Puluhan Juta $$
Quote:
MUKADIMAH
Sudah sejak lama, seperti yang kita ketahui, jika Perkutut menjadi burung klangenan (peliharaan) primadona, sekaligus menjadi simbol status sosial pemiliknya. Ada sebuah mitos yang beredar, semakin banyak peliharaan burung perkutut, dipastikan orang tersebut sudah mapan dalam hal finansial dan spiritual. Apalagi jika orang tersebut memelihara perkutut putih yang konon hanya dimiliki dan dipelihara oleh para raja serta kyai.
Selain itu, banyak selentingan mitos yang kadung mengakar dan menjadi kepercayaan di tengah masyarakat, bahwa memilihara perkutut putih dan hitam akan mendatangkan rejeki serta keberuntungan selain sebagai tolak bala. Karena inilah, masyarakat berlomba-lomba mencari keberadaan burung perkutut jenis ini, sehingga permintaan akan burung perkutut jenis ini melambung dan menjadikan berternak perkutut putih menjadi peluang yang cukup menjanjikan.
Perkutut putih sendiri memiliki ciri fisik seluruh bulunya berwarna putih, matanya merah dan tembus serta bersinar jika terkena cahaya, paruhnya berwarna kelabu dengan kaki merah yang bergaris-garis hitam. Perkutut putih ini masuk dalam golongan perkutut local atau perkutut asli nusantara.
Menurut Subagya pemilik Bagya Bird Farm, “dahulu kala, burung perkutut putih kerap dipelihara para raja-raja atau kyai atau dukun yang telah memilih jalan lurus. Keturunan perkutut putih ini belum tentu menghasilkan anak perkutut yang berwarna putih, namun anakannya itulah yang nantinya akan menghasilkan perkutut putih.”
Kecintaan Bagya dalam memelihara dan kemudian membudidayakan perkutut putih, diakuinya tidak datang begitu saja. Kakeknya yang pertama mengenalkan burung perkutut. Ada cerita menarik yang selalu dia kenang, tentang kebersamaan Kentrung (nama perkutut sang kakek) dengan kakeknya. Kebersamaan yang unik, bahkan ketika Kentrung mati, bangkai burung tersebut ikut dikubur di atas pusara sang kakek. Semangatnya makin menggebu ketika saat itu melihat sang paman—yang juga peternak perkutut—memiliki konsumen hingga keluar daerah dan banyak diantaranya para pejabat.
Perawatan Mudah Tapi gak Boleh Menggampangkan
Bagya mulai serius mengembangbiakkan dan melakukan crossing (perkimpoian silang) indukan perkutut sejak tahun 2005. Menurutnya, dalam membudidayakan burung perkutut cukup mudah. Kita juga tidak perlu intens harus memberikan perawatan khusus. Selain itu, pakannya juga tidak serumit burung ocehan, yang harus dicarikan kroto, jangkrik atau ulat hongkong.
“Ternak perkutut itu mudah kok, karena pakannya mudah didapat. Makanan utama perkutut yang merupakan biji-bijian bisa didapatkan di toko ternak. Satu perkutut, dalam sehari juga tidak menghabiskan 1000 rupiah untuk makannya. Selain mudah dalam hal pakan, perkutut juga mudah dalam hal perawatan. Perkutut itu seperti merpati, memiliki fisik kuat dan tidak manja seperti burung-burung kicau lainnya.”
Memang secara teknis, memelihara perkutut bisa dibilang cukup mudah, namun demikian Bagya selalu menginggatkan agar peternak tidak kemudian menggampangkan. Menurut Bagya pakan haruslah disiplin atau tepat waktu, kebersihan kandang juga dijaga agar kandang terbebas dari hama penyakit. Selain itu Bagya juga menyarakankan agar memberikan campuran mpon-mpon (bahan jamu) ke dalam makanan perkutut seminggu sekali, agar burung tidak mudah sakit. Selain makanan, perkutut juga harus diberi vitamin seperti Vitamin B komplek, Vitalur, vitacik dengan takaran tertentu.
Sudah sejak lama, seperti yang kita ketahui, jika Perkutut menjadi burung klangenan (peliharaan) primadona, sekaligus menjadi simbol status sosial pemiliknya. Ada sebuah mitos yang beredar, semakin banyak peliharaan burung perkutut, dipastikan orang tersebut sudah mapan dalam hal finansial dan spiritual. Apalagi jika orang tersebut memelihara perkutut putih yang konon hanya dimiliki dan dipelihara oleh para raja serta kyai.
Selain itu, banyak selentingan mitos yang kadung mengakar dan menjadi kepercayaan di tengah masyarakat, bahwa memilihara perkutut putih dan hitam akan mendatangkan rejeki serta keberuntungan selain sebagai tolak bala. Karena inilah, masyarakat berlomba-lomba mencari keberadaan burung perkutut jenis ini, sehingga permintaan akan burung perkutut jenis ini melambung dan menjadikan berternak perkutut putih menjadi peluang yang cukup menjanjikan.
Perkutut putih sendiri memiliki ciri fisik seluruh bulunya berwarna putih, matanya merah dan tembus serta bersinar jika terkena cahaya, paruhnya berwarna kelabu dengan kaki merah yang bergaris-garis hitam. Perkutut putih ini masuk dalam golongan perkutut local atau perkutut asli nusantara.
Menurut Subagya pemilik Bagya Bird Farm, “dahulu kala, burung perkutut putih kerap dipelihara para raja-raja atau kyai atau dukun yang telah memilih jalan lurus. Keturunan perkutut putih ini belum tentu menghasilkan anak perkutut yang berwarna putih, namun anakannya itulah yang nantinya akan menghasilkan perkutut putih.”
Kecintaan Bagya dalam memelihara dan kemudian membudidayakan perkutut putih, diakuinya tidak datang begitu saja. Kakeknya yang pertama mengenalkan burung perkutut. Ada cerita menarik yang selalu dia kenang, tentang kebersamaan Kentrung (nama perkutut sang kakek) dengan kakeknya. Kebersamaan yang unik, bahkan ketika Kentrung mati, bangkai burung tersebut ikut dikubur di atas pusara sang kakek. Semangatnya makin menggebu ketika saat itu melihat sang paman—yang juga peternak perkutut—memiliki konsumen hingga keluar daerah dan banyak diantaranya para pejabat.
Spoiler for Gambar:
Quote:
Perawatan Mudah Tapi gak Boleh Menggampangkan
Bagya mulai serius mengembangbiakkan dan melakukan crossing (perkimpoian silang) indukan perkutut sejak tahun 2005. Menurutnya, dalam membudidayakan burung perkutut cukup mudah. Kita juga tidak perlu intens harus memberikan perawatan khusus. Selain itu, pakannya juga tidak serumit burung ocehan, yang harus dicarikan kroto, jangkrik atau ulat hongkong.
“Ternak perkutut itu mudah kok, karena pakannya mudah didapat. Makanan utama perkutut yang merupakan biji-bijian bisa didapatkan di toko ternak. Satu perkutut, dalam sehari juga tidak menghabiskan 1000 rupiah untuk makannya. Selain mudah dalam hal pakan, perkutut juga mudah dalam hal perawatan. Perkutut itu seperti merpati, memiliki fisik kuat dan tidak manja seperti burung-burung kicau lainnya.”
Memang secara teknis, memelihara perkutut bisa dibilang cukup mudah, namun demikian Bagya selalu menginggatkan agar peternak tidak kemudian menggampangkan. Menurut Bagya pakan haruslah disiplin atau tepat waktu, kebersihan kandang juga dijaga agar kandang terbebas dari hama penyakit. Selain itu Bagya juga menyarakankan agar memberikan campuran mpon-mpon (bahan jamu) ke dalam makanan perkutut seminggu sekali, agar burung tidak mudah sakit. Selain makanan, perkutut juga harus diberi vitamin seperti Vitamin B komplek, Vitalur, vitacik dengan takaran tertentu.
Spoiler for Gambar:
Quote:
Ukuran Kandang dalam Budidaya Perkutut
Agar mudah dalam perawatan dan pengawasan, Bagya menyarankan agar kandangnya mengunakan sistem ‘batterai’, yaitu satu sangkar untuk satu pasang. “Hal terpenting dalam mendapatkan gen perkutut putih yang berkualitas adalah kita harus teliti dan benar dalam pengawasan saat crossing. Nah, budidaya sistem batterai ini memudahkan saya untuk melakukan pengawasan.” Ujar pria yang mengaku masih menjadi karyawan di Pabrik Gula Soedhono Geneng ini.
Keunggulan lain perkutut, adalah ternyata burung ini mudah sekali beradaptasi dengan kandang barunya dan juga tidak gampang stress. Produktivitas burung perkutut dalam berkembang biak ternyata juga cukup tinggi. Salam satu tahun, sepasang indukan burung perkutut mampu melakukan 9 kali penetasan, dimana satu penetasan berisi dua piyek atau anakan burung.
Kandang perkutut biasanya terbuat dari bahan kawat/ram dan kayu. Untuk ukuran tinggi cukup bervariasi, sekitar 90 – 180 cm, sedangkan untuk lebar adalah 60 cm dan panjang 70 – 180 cm. Kandang bisa disesuaikan dengan kondisi lahan dan efisiensi kawat atau ram. Untuk lantai kandang bisa menggunakan pasir atau tanah biasa, namun yang paling bagus dengan menggunakan pasir. Sedangkan atas bisa menggunakan asbes dan fiber untuk menahan panas dan hujan. Namun, akhir-akhir juga mulai berkembang dengan membudidayakan perkutut menggunakan sangkar gantung.
Untuk memelihara burung perkutut secara baik, pastikan posisi kandang mendapat sinar matahari terutama pada pagi hari. Selain itu kandang juga harus memiliki kelembaban yang cukup. Perhatikan juga jarak atap ke sarang. Usahakan agar tidak terlalu dekat sehingga perkutut tidak kepanasan. Pastikan juga kandang jauh dari sumber suara berisik untuk menghindari perkutut dari stress.
Agar mudah dalam perawatan dan pengawasan, Bagya menyarankan agar kandangnya mengunakan sistem ‘batterai’, yaitu satu sangkar untuk satu pasang. “Hal terpenting dalam mendapatkan gen perkutut putih yang berkualitas adalah kita harus teliti dan benar dalam pengawasan saat crossing. Nah, budidaya sistem batterai ini memudahkan saya untuk melakukan pengawasan.” Ujar pria yang mengaku masih menjadi karyawan di Pabrik Gula Soedhono Geneng ini.
Keunggulan lain perkutut, adalah ternyata burung ini mudah sekali beradaptasi dengan kandang barunya dan juga tidak gampang stress. Produktivitas burung perkutut dalam berkembang biak ternyata juga cukup tinggi. Salam satu tahun, sepasang indukan burung perkutut mampu melakukan 9 kali penetasan, dimana satu penetasan berisi dua piyek atau anakan burung.
Kandang perkutut biasanya terbuat dari bahan kawat/ram dan kayu. Untuk ukuran tinggi cukup bervariasi, sekitar 90 – 180 cm, sedangkan untuk lebar adalah 60 cm dan panjang 70 – 180 cm. Kandang bisa disesuaikan dengan kondisi lahan dan efisiensi kawat atau ram. Untuk lantai kandang bisa menggunakan pasir atau tanah biasa, namun yang paling bagus dengan menggunakan pasir. Sedangkan atas bisa menggunakan asbes dan fiber untuk menahan panas dan hujan. Namun, akhir-akhir juga mulai berkembang dengan membudidayakan perkutut menggunakan sangkar gantung.
Untuk memelihara burung perkutut secara baik, pastikan posisi kandang mendapat sinar matahari terutama pada pagi hari. Selain itu kandang juga harus memiliki kelembaban yang cukup. Perhatikan juga jarak atap ke sarang. Usahakan agar tidak terlalu dekat sehingga perkutut tidak kepanasan. Pastikan juga kandang jauh dari sumber suara berisik untuk menghindari perkutut dari stress.
Spoiler for Gambar:
Quote:
Penjodohan Perkutut
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan burung perkutut adalah pemilihan bibit atau indukan yang berkualitas. Bibit atau indukan perkutut bisa mulai di jodohkan pada usia minimal 4 bulan, dengan langsung dipasangkan berdua dalam sangkar. Ciri-ciri indukan yang bagus adalah sehat, lincah, gesit, suara anggungan besar untuk pejantan, selain tentu saja harus memiliki trah perkutut putih.
Untuk proses penjodohan bisa dimulai dengan memasukkan perkutut yang akan dijodohkan ke dalam kandang ternak. Waktu yang tepat untuk memasukkan perkutut ke kandang ternak adalah pada saat sore hari. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang ternak, kedua perkutut yang akan dijodohkan terlebih dahulu diberikan kacang hijau lunak, minyak ikan, vitamin E, dan badannya dibasahi sedikit.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam membudidayakan burung perkutut adalah pemilihan bibit atau indukan yang berkualitas. Bibit atau indukan perkutut bisa mulai di jodohkan pada usia minimal 4 bulan, dengan langsung dipasangkan berdua dalam sangkar. Ciri-ciri indukan yang bagus adalah sehat, lincah, gesit, suara anggungan besar untuk pejantan, selain tentu saja harus memiliki trah perkutut putih.
Untuk proses penjodohan bisa dimulai dengan memasukkan perkutut yang akan dijodohkan ke dalam kandang ternak. Waktu yang tepat untuk memasukkan perkutut ke kandang ternak adalah pada saat sore hari. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang ternak, kedua perkutut yang akan dijodohkan terlebih dahulu diberikan kacang hijau lunak, minyak ikan, vitamin E, dan badannya dibasahi sedikit.
Spoiler for Gambar:
Quote:
Tips Berternak agar Omset Maksimal
Bagya membagikan tips untuk para peternak yang ingin memmulai membudidayakan perkutut, agar anakan perkutut bisa cepat besar dan siap jual. “Agar anakan perkutut tumbuh cepat, saya biasanya memindah anakan yang berumur lima hari ke sangkar burung puter yang tengah mengeram. Biasanya indukan puter yang tengah mengeram, menghasilkan cairan semacam ASI di temboloknya. Nah, cairan inilah yang diberikan kepada anakan perkutut.” lanjut Bagya.
Bagya memiliki prinsip, jika ingin sukses maka kita harus fokus terlebih dulu mengembangkan usaha, baru setelah itu memikirkan hal-hal lain seperti membeli rumah atau kendaraan. Prinsip inilah membawa Bagya ke garis kesuksesan. Bagaimana tidak, atas usaha budidaya perkutut ini, dia mampu menghasilkan anakan perkutut putih sekitar 100 ekor per bulan, dimana satu ekor anakan dihargai 350 ribu, dan 200 ekor anakan perkutut abu-abu atau biasa per bulan, yang dibanderol 50 ribu satu anakan. Bisa Anda bayangkan berapa keuntungan Bagya dari bisnis ini dalam sebulan?
Prospek pasar perkutut menurut Bagya masih bagus, apalagi sosial dan budaya masyarakat Indonesia yang masih kental tentang unsur tradisionalnya. Menurut catatan dari Persatuan Perkutut Indonesia (P3SI) kebutuhan akan burung perkutut sebagai tren hobies juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Umumnya, orang akan mencari perkutut atas pertimbangan keunikan dan exotis. “Bahkan, seseorang yang sudah terlanjur jatuh cinta rela mengeluarkan uang puluhan hingga jutaan rupiah untuk burung perkutut.”
Bagya membagikan tips untuk para peternak yang ingin memmulai membudidayakan perkutut, agar anakan perkutut bisa cepat besar dan siap jual. “Agar anakan perkutut tumbuh cepat, saya biasanya memindah anakan yang berumur lima hari ke sangkar burung puter yang tengah mengeram. Biasanya indukan puter yang tengah mengeram, menghasilkan cairan semacam ASI di temboloknya. Nah, cairan inilah yang diberikan kepada anakan perkutut.” lanjut Bagya.
Bagya memiliki prinsip, jika ingin sukses maka kita harus fokus terlebih dulu mengembangkan usaha, baru setelah itu memikirkan hal-hal lain seperti membeli rumah atau kendaraan. Prinsip inilah membawa Bagya ke garis kesuksesan. Bagaimana tidak, atas usaha budidaya perkutut ini, dia mampu menghasilkan anakan perkutut putih sekitar 100 ekor per bulan, dimana satu ekor anakan dihargai 350 ribu, dan 200 ekor anakan perkutut abu-abu atau biasa per bulan, yang dibanderol 50 ribu satu anakan. Bisa Anda bayangkan berapa keuntungan Bagya dari bisnis ini dalam sebulan?
Prospek pasar perkutut menurut Bagya masih bagus, apalagi sosial dan budaya masyarakat Indonesia yang masih kental tentang unsur tradisionalnya. Menurut catatan dari Persatuan Perkutut Indonesia (P3SI) kebutuhan akan burung perkutut sebagai tren hobies juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Umumnya, orang akan mencari perkutut atas pertimbangan keunikan dan exotis. “Bahkan, seseorang yang sudah terlanjur jatuh cinta rela mengeluarkan uang puluhan hingga jutaan rupiah untuk burung perkutut.”
Spoiler for Bagya:
Quote:
Spoiler for KlikKlik:
Maaf gan ane cuma share peluang bisnis di bidang agri....
kurang lebihnya mohon dimaafkan dan jangan
ane.Tapi, kalau bermanfaat monggo
dan rate tread ane.Diubah oleh dianoia 27-11-2014 00:02
0
30.1K
7
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Entrepreneur Corner
22.1KThread•4.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok