Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Inspirasi
  • SEKOLAH ITU MENUNTUT ILMU ATAU DITUNTUT UNTUK MENGUASAI ILMU ?

ahmadpermana05Avatar border
TS
ahmadpermana05
SEKOLAH ITU MENUNTUT ILMU ATAU DITUNTUT UNTUK MENGUASAI ILMU ?
SEKOLAH ITU MENUNTUT ILMU ATAU DITUNTUT UNTUK MENGUASAI ILMU ?
Bayak yang dari kita beranggapan bahwa sekolah ya biar sukses, trus dapet pekerjaan yang bagus, hidup mapan trus bisa menghidupi anak istri. Konotasi sekolah dalam pendidikan di indonesia hanya berkutat pada hal hal tersebut. Langkah lahkahnya pun udah di tentuin oleh lingkungan sosial kita. Jadi kalo kita melewatkan satu langkah dari rantai kehidupan itu pasti anggapannya akan hidup susah dan tidak akan bahagia. Pemikiran yang ada di indonesia meyakini sudah pasti lebih mudah karena kalau kita ngikutin jalan yang diatur orang tua dijamin sukses.

Memang benar kalau kita mengikuti saran orang tua jalannya akan lebih mudah, tapi orang tua sendiri enggak tau apa yang terjadi di jaman yang udah berubah ini. Sekarang dalam dunia kerja saingannya bukan antar pencari pekerja tapi juga mesin atau robot yang lambat laun bakalan ngambil jatah kerjaan manusia (kata Stephen Hawking). Orang tua memaksa kita untuk ngikutin jalan yang mereka tentuain persis seperti jalan yang mereka tempuh dahulu buat meraih kesuksesan. Menurutku itu enggak sepenuhnya salah tetapi jaman sekarang sudah tidak relefan lagi, kurang tepat kalo diterapin di jaman sekarang yang semua serba nuntut untuk cepet dan efisien.

Dalam institusi pendidikan sendiri kita sebagai siswa yang diibaratin kaya orang yang kelaparan. Orang yang butuh makan dan harus terima apa yang orang lain kasih kepada kita walaupun itu semua kita gak suka. Disekolah yang kita pelajari adalah duduk dan dengerin ceramah dari guru tentang pelajarannya. Pelajaran yang hanya diberi rumus rumus. Dan dikasih soal tanpa tau kenapa kita hrus mempelajari itu semua.Kita pokoknya hanya dipaksa untuk nerima semua pelajaran yang dikasih, dan kalo kita nggak bisa ya dicap jadi orang bodoh deh. Menurutku itu suatu yang gak adil buat semua siswa. Memaksakan kehendak orang lain yang kita belom tentu suka. Di sekolah sendiri kita nggak dikasih tahu kenapa sebuah rumus tercipta, siapa yang buat rumus itu, gimana caranya tokoh tersebut memuin rumus itu, kapan ilmu tersebut muncul, apa manfaatnya di kehidupan nyata, dan seberapa pentinggya kita mempelajari itu.

Itulah yang hilang dari pendidikan indonesia. Menurutku sekolah sekolah hanya memberikan pelajaran pelajaran yang bisanya cuman dibayangin dan bingung gimana prakteknya. Untuk mencapai sebuah kesuksesan bersekolah adalah standar yang udah paten dan gak bisa di ganggu gugat. Argumen itu  memang  benar, karena semuanya awalnya dari pendidikan walaupun tidak semuanya memerlukan pendidikan. Pendidikan tidak mengajarkan kita menjadi diri kita sendiri. Menjadi apa yang kita inginkan, menjadi orang yang sukses dengan jalan yang kita kuasai. Missal jadi musisi, altlet dan lain lain. 

SEKOLAH ITU MENUNTUT ILMU ATAU DITUNTUT UNTUK MENGUASAI ILMU ?
tokoh pendidikan indonesia yaitu ki Hajar Dewantara sudah mengatakan "perlakukanlah padi sebagai padi dan perlakukanlah jagung sebagai jagung" yang artinya memperlakukan atau mendidik sesuai dengan apa yang diminati dan dikuasai siswa siswanya. lalu ada Albert Einstein yang mengatakan " jangan menilai ikan daei bagaimana dia memanjat pohon, kalau itu terjadi maka dia akan merasa bodoh seumur hidup. Tokoh guru menurutku adalah tokoh yang paling berpengaruh, tokoh yang disebut sebut sebagai orang tua kedua kita di sekolah, Tokoh yang harus kita hormati dan tunduk kepada mereka. Dalam definisi guru sendiri adalah pendidik siswa di sekolah yang selalu memarahi muridnya, jika kita tidak nurut pasti akan kena hukuman. Kita kadang dibuat takut dengan guru yang galaknya ngalahin orang tua kita dirumah.

Guru yang udah dipercara orangtua kita buat ngedidik anak anaknya. Kita pun meluangkan waktu yang jauh lebih banyak di sekolah daripada di rumah. Kita mulai bangun tidur harus siap siap dan berangkat sekolah jam 7 pagi sampai pulang siang, bahkan sore hari. Trus waktu kita pulang yang ada kita hanya capek dan jarang ketemu orang tua kita sendiri. Kalau kita ketemu sama guru yang baik ya alhamdulilah ya, kita bisa ngerti pelajarannya tapi kalau ketemu guru yang galak gimana?
Guru yang galak itu bukannya ngebuat kita jadi mau belajar tentang apa yang mereka berikan tapi malah jadi moster yang ditakuti semua orang. Trus apakah ada evaluasi bagi guru kenapa muridnya pada gak ngerti pelajaran itu? Dan jawabannya enggak ada. Padahal evaluasi penting buat guru untuk nentuin langkah yang tepat buat mereka yang belum bisa di beberapa mata pelajaran. Evaluasi yang menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam mendidik siswa -siswanya.

SEKOLAH ITU MENUNTUT ILMU ATAU DITUNTUT UNTUK MENGUASAI ILMU ?
Trus ada lagi sistem rangking kelas yang selalu diagung-agungkan setiap sekolah, bahwa kalau ada siswa yang dapet peringkat tinggi di kelas maka siswa itu digolongkan murid yang pintar. Dan bahkan disiapkan kelas khusus buat murid murid pintar itu. Trus gimanaya yang buat siswa yang rangkingya di kelas jeblok? Jawabannya adalah buat olok olokan temen atau enggak buat bahan olok olokan guru di kelas. Rangking yang menstandartkan siswa harus menguasai bidang akademik, padahal menurutku rangking itu bisa jadi bahan evaluasi guru untuk bisa memberi perhatian lebih buat siswa yang gak bisa di beberapa mata pelajaran. Guru harus tau kenapa murid itu nggak bisa. Mencari alasan dibalik itu adalah dasar dari keberhasilan siswa di kelas. 

Rangking juga bukan hanya untuk siswanya tapi juga buat sekolahnya, yang kalau sekolahnya itu peringkatnya tinggi maka akan dinilai orang sebagai sekolah bagus, sekolah yang favorit, gudangnya anak-anak jenius. Dengan adanya sistem rangking sekolah itu ya semua sekolah berlomba lomba buat jadi yang terbaik. Walaupun untuk meraih itu mereka pakai jalan yang kotor. Contohnya dengan adanya UN, kalau semua murid di sekolah itu dapetin nilai yang bagus maka sekolah itu peringkatnya akan naik dan semua staf di sekolah itu merasa bangga. Dan tentunya jumlah peminatnya akan makin banyak untuk bisa bersekolah di situ.

Banyak kan dari kita yang sering lihat berita kalau siswa pintar harus bantu siswa yang bodoh pada saat ujian nasional. Trus kalau siswa yang pintar nggak mau ngasih jawaban, dia bakalan jadi bahan olok olokan karena nggak mau membantu temannya waktu ujian. Ahirnya bukan hanya siswa yang pintar itu yng menderita tapi juga keluarganya. Keluarganya bakalan dikucilkan dimasyarakat karena tidak memiliki rasa “gotong royong” untuk mencapai kesuksesan dalam UN. Suatu yang memprihatinkan kalau kata gotong royong itu di campur adukkan dengan cara kotor seperti itu.



Di sekolah siswa seharusnya bisa menjadi diri merekan sendiri, mempelajari minat dan bakatnya serta guru seharusnya lebih peka dan mengefaluasi hasil pembelajaran untuk memberikan perhatian lebih kepada siswanya, supaya guru dapat membimbing muritnya dengan efektif. Tetapi yang terjadi di pendidikan Indonesia adalah menyamaratakan kemampuan siswa tanpa melihat minat dan bakatnya di pelajaran tertentu atau bidang tertentu. Hal seperti itu pasti akan lebih bermanfaat bagi masadepan siswa dan saya harap Indonesia bisa lebih memberikan lebih dengan system pendidikan sekarang. Dan kalau mau cari contoh pendidikan sekolah dasar terbaik didunia, Finlandia adalah jawabannya, yang menumbuhkan minat setiap siswanya demi keberhasilannya tanpa ada pemaksaan sedikitpun dalam mempelajari sesuatu.

tata604
tata604 memberi reputasi
1
5K
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
InspirasiKASKUS Official
10.5KThread6.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.