Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shahrah018Avatar border
TS
shahrah018
Benarkah Indonesia Menuju Negara Gagal Seperti Diklaim Prabowo?
Benarkah Indonesia Menuju Negara Gagal Seperti Diklaim Prabowo?
23 Maret 2018

Benarkah Indonesia Menuju Negara Gagal Seperti Diklaim Prabowo?

Prabowo menyebut Indonesia akan bubar pada 2030 berdasarkan novel Ghost Fleet: A Novel of the Next World War. Fragile States Index mengatakan sebaliknya.

tirto.id - Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra bicara soal bubarnya NKRI. 

"Saudara-saudara. Kita masih upacara. Kita masih menyanyikan lagu kebangsaan. Kita masih pakai lambang-lambang negara. Gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," ucap Prabowo berapi-api [url=[fb_video=gerindra]1899447473420059[/fb_video]]dalam sebuah acara Partai Gerindra[/url].

Pernyataan itu langsung viral lantaran videonya diunggah di akun resmi Facebook Partai Gerindra. Beberapa politisi yang dimintai tanggapan meminta balik kepada Prabowo agar menjelaskan maksud dari pidatonya itu.

Dilansir dari Antara, Prabowo mengklaim sumber pernyataannya adalah prediksi para ahli dari luar negeri. "Jadi itu ada tulisan dari luar negeri. Banyak pembicaraan seperti itu di luar negeri," kata Prabowo Subianto seusai menjadi pembicara kunci dalam acara Wadah Global Gathering di Jakarta, Kamis (22/3).

Kajian yang dirujuk oleh Prabowo ternyata berupa novel fiksi karangan P.W. Singer dan August Cole berjudul "A Novel of the Next World War: Ghost Fleet". Baik Singer dan Cole punya latar belakang ilmuwan politik AS. Cole menguasai kebijakan luar negeri, kebijakan dan strategi keamanan AS. Adapun Singer adalah pakar pertahanan yang pernah bekerja di lembaga think tank Brookings Institution. Area risetnya mencakup perang siber, masa depan perang, dan kebutuhan pertahanan AS. 

"Di luar negeri", klaim Prabowo, ada yang dinamakan "scenario writing" yang bentuknya bisa seperti novel, akan tetapi tetap ditulis oleh para ahli intelijen strategis. Prabowo juga mengaku bahwa ia hanya bermaksud menyampaikan kajian para ahli dari luar negeri agar semua pihak bisa waspada dan tidak menganggap enteng persoalan yang ia bicarakan.

Menurut Ron Bradfield dkk. dalam "The origins and evolution of scenario techniques in long range business planning" yang diterbitkan di jurnal Futures pada 2005, "Scenario writing" atau lebih dikenal dengan nama "Scenario planning" adalah sebuah metode simulasi perencanaan strategis yang biasa dipakai tak hanya oleh penentu kebijakan di badan-badan pertahanan, tetapi juga komunitas ilmuwan, lembaga pendidikan, hingga perusahaan. Metode ini berguna untuk menguji keputusan-keputusan jangka panjang yang akan diambil, di samping memperkirakan risiko di masa depan, dan mempersiapkan rencana-rencana darurat. 

Ketika Ron Bradfield menulis paper tersebut, scenario planning telah populer selama 30 tahun. Dengan kata lain, sudah jadi praktik yang lazim. Persoalannya sejauh pada scenario planning (apalagi dalam bentuk fiksi) bisa dilakukan untuk meramalkan kegagalan suatu negara di masa depan? 

Ukuran Negara Gagal


Ada sebuah lembaga yang fokus memprediksi apakah suatu negara bakal bubar atau berada di ambang kehancuran, yakni Fragile State Index (FSI). Lembaga think tankasal AS yang disokong oleh LSM Fund for Peace (FFP) dan majalah Foreign Policy ini tiap tahun merilis prediksi tentang negara mana saja yang sedang menggali kuburnya sendiri. 

Rilisan FSI terbaru tahun 2017 menunjukkan bahwa Sudan Selatan, negara yang baru berdiri pada 2011, menduduki peringkat teratas negara yang paling rawan. Peringkat Sudan Selatan hanya bergeser dari peringkat kedua pada 2016. Posisi Sementara untuk negara teraman (peringkat 178) jatuh pada Finlandia yang tak pernah berubah sejak pertama kali FSI merilis laporannya pada tahun 2006 silam.

Karena konsisten merilis data tahunan yang terperinci, FSI kerap jadi rujukan untuk memantau perkembangan politik global. Untuk menilai negara mana yang paling aman dan stabil hingga yang terancam bubar, FSI memakai empat indikator besar (Kohesi, Ekonomi, Politik, Sosial) yang dipecah lagi jadi 12 indikator, yakni "aparat keamanan", "faksionalisasi elite", "kemarahan kelompok dalam masyarakat", "pertumbuhan ekonomi yang tidak merata", "taraf brain drain dan jumlah warga yang meninggalkan negara", "legitimasi negara", "layanan publik", "HAM dan penegakan hukum", "tekanan demografi", "jumlah pengungsi", serta "intervensi asing". 

Negara-negara yang dinilai digolongkan ke dalam 10 kategori, yaitu "very high alert", "high alert", "alert", "high warning", "elevated warning", "warning", "stable", "very stable", "sustainable", "very sustainable". Kategori pertama mencakup negara-negara yang diperkirakan bubar dalam waktu dekat. Semakin mendekati kategori akhir, sebuah negara akan semakin aman, stabil, dan berkelanjutan. Semakin bontot peringkatnya, semakin baik. 

FSI juga mengklaim sederet indikator tersebut diambil secara real time. 

Menurut laporan FSI tahun 2017 (PDF), Indonesia berada di peringkat 94 dari (178 negara), dan masuk dalam kategori "elevated warning". Namun FSI juga mencatat bahwa Indonesia berada di antara negara-negara yang menunjukkan "perbaikan jangka panjang yang berkelanjutan" seperti Georgia, Laos, Panama, Romania, dan Uzbekistan. Tahun lalu (2017), Indonesia mendapat ranking 86. 

Sejumlah lembaga think tank internasional memperkirakan ekonomi Indonesia akan berjaya pada 2030 mendatang. [url=https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/global%20themes/asia%20pacific/the%20archipelago%20economy/mgi_unleashing_indonesia_potential_executive_summary.ashx]McKinsey Global Intitute (2012, PDF)[/url] menyebut perekonomian Indonesia dapat menembus peringkat tujuh besar dunia. Adapun laporan PricewaterhouseCoopers (PwC) tahun 2017 yang bertajuk "The long view: how will the global economic order change by 2050?" menempatkan Indonesia di peringkat empat dunia dari segi ekonomi di tahun 2050, diukur dari prediksi PDB dan paritas daya beli. Sementara itu, lapora Global Trend 2030 (PDF) yang diterbitkan oleh National Intelligence Council pada 2012 tak mencantumkan nama Indonesia di jajaran negara yang berisiko tinggi gagal pada 2030.

Namun, laporan FSI pun tak lepas dari kritik. Profesor Ilmu Politik dari University of Pretoria Henning Melber mempertanyakan posisi Finlandia yang terus konsisten di posisi puncak sebagai negara teraman dan jauh dari kata gagal. Sebab, paramiliter sayap kanan dan menebarkan sentimen anti-imigran tengah tumbuh pesat di Finlandia.

Partai-partai ultra-nasionalis dengan tendensi xenofobia juga tengah mekar di beberapa negara Skandinavia seperti Norwegia, Denmark dan Swedia. Namun dalam laporan FSI, negara-negara tersebut masih berada di kategori negara paling "sustainable" alias berkelanjutan, sementara negara-negara Afrika terus ditempatkan di peringkat teratas. 

Komentar keras disuarakan Elliot Ross di Guardian dengan judul "Failed states are a western myth" (2013). Ross yang ketika itu berstatus mahasiswa doktoral di Columbia University menulis status Fund for Peace sendiri sulit dikatakan independen. Direkturnya, J.J. Messner, tulis Ross, adalah seorang mantan pelobi industri militer swasta. Masalah lain yang ditunjukkan oleh Ross adalah ketiadaan data mentah yang disertakan dalam laporan tahunan FSI. 

Konsep negara gagal, lanjut Ross, dimunculkan oleh segelintir ilmuwan politik pada 1990an. Masalahnya tak ada tawaran moda analisis apapun di dalamnya. "Negara gagal", demikian Ross, adalah retorika tanpa dasar teoritis dan historis yang substansial," terang Ross seraya mengklaim bahwa pemeringkatan negara gagal adalah cara untuk merasionalisasi campur tangan negara-negara Barat di tempat-tempat seperti Irak dan Afghanistan.
https://tirto.id/benarkah-indonesia-...m-prabowo-cGBa


------------------------


Benarkah Indonesia Menuju Negara Gagal Seperti Diklaim Prabowo?
Ibnu Khaldun

Bangkit dan Runtuhnya Peradaban Menurut Ibnu Khaldun
“Ilmu sejarah senantiasa menarik minat banyak orang, baik orang-orang biasa maupun orang-orang awam sangat ingin mengetahuinya. Para raja dan penguasa berlomba-lomba menguasai ilmunya.” -Ibnu Khaldun-

Abdurrahman bin Muhammad atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Khaldun. Lahir di Maghrib 1332 M / 723 H (Maghrib adalah Maroko-Aljazair-Tunisia sekarang). Barat mengenalnya sebagai Muslim Sosiolog dan History Scholar. Belia adalah salah satu dari sekian ulama yang konsen pada ilmu sosial dan sejarah. Bukunya yang monumental hingga saat ioni yang berjudul  al-Muqaddimah, yang dalam  kitabnya itu antara lain diceritakan sebab-musabab naik dan runtuhnya sebuah Kerajaan atau Kesultanan di masa lalu.

Ibnu Khaldun terkenal dengan Hukumnya “Setiap peradaban itu bangkit dan musnah” kebangkitan peradaban selalu diawali dengan fanatisme dan semangat menuntut ilmu. Setiap peradaban akan sampai pada puncak kejayaannya. Dan yang menjatuhkan suatu peradaban adalah degradasi moral dan hilangnya semangat keilmuan. Sekalipun peradaban itu memiliki kekayaan berlimpah dan tentara yang kuat, ia akan jatuh juga. Sebenarnya banyak faktor sekunder lainnya namun kedua faktor inilah yang paling kentara.


Mengenai Negara dan perkembangannya, menurut ibn Khaldun dapat dibagi menjadi lima tahap. Menurut Ibn Khaldun Negara beralih dalam berbagai perkembangan dan kondisi-kondisi yang silih berganti. Perkembangan dan kondisi Negara umumnya tidak lebih dari lima tahap:

  • Tahap pendirian Negara. Negara hanya bisa ditegakkan dengan bantuan ‘ashabiyah. Dengan ‘ashabiyah orang akan bersatu dalam mencapai tujuan yang sama, mempertahankan diri dan mengalahkan musuh.
  • Tahap pemusatan kekuasaan atau disebut dengan tahap tirani. Menurut Ibn Khaldun tahap kedua ini diwarnai oleh adanya kemapanan kekuasaan, sehingga timbul keinginan pemegang kekuasaan untuk memonopoli kekuasaan.
  • Tahap kekosongan dan kesantaian untuk menikmati buah kekuasaan dengan menumpuk kekayaan, mengabadikan peninggalan serta meraih kemegahan. Menurut Ibn Khaldun tahap ketiga ini merupakan masa dimana Negara sedang dalam puncak perkembangan.
  • Tahap ketundukan dan kemalasan. Penguasa meniru tradisi-tradisi serta lembaga yang dibangun pendahulunya. Periode ini ditandai dengan kepuasan penguasa terhadap prestasi yang telah dicapai generasi sebelumnya.
  • Tahap pembubaran dan keruntuhan Negara. Selama tahap ini, penguasa menghambur-hamburkan uang untuk melampiaskan kesenangan diri dan pendukungnya.

Negara memiliki umur, sebagaimana manusia. Siklus negara terdiri dari tiga generasi. Generasi pertama hidup dalam badawah yang keras dan jauh dari kemewahan, penuh dengan watak positif pengembara, ashabiah yang menyatukan masyarakat sangat kokoh dan memberi kekuatan dan kesanggupan untuk menguasai bangsa lain. Generasi kedua, generasi ini berhasil meraih kekuasaan dan mendirikan negara, terjadi peralihan dari badawah kepada hadharah (kota). Kemewahan mulai muncul, rasa puas dengan apa yang dimiliki melonggarkan ashabiah. Rasa rendah dan suka menyerah juga mulai tampak. Generasi ketiga, generasi ini telah lupa pada peringkat hidup nomadik dan hidup kasar. Kemewahan telah merusak, karena besar dalam hidup yang senang dan gampang. Pada generasi ketiga ini negara mulai meluncur turun. Hingga nantinya negara hancur.

Ibn Khaldun menyebutkan tanda-tanda Negara yang mendekati kehancuran. Diantaranya adalah kekurangan lapangan pekerjaan. Ibn Khaldun mengatakan: “Ketahuilah bahwa apabila kerja sudah tidak ada lagi, atau telah kurang, karena berkurangnya jumlah penduduk, maka itu berarti Allah telah mengizinkan agarlaba dihilangkan.”

Dengan demikian keadaan suatu Negara yang sudah mencapai usia senja itu ditandai dengan terjadinya krisis ekonomi. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan percepatan kehancuran suatu Negara adalah berhubungan dengan moralitas. akhlak, budi pekerti dan kesusilaan yang terdapat dalam masyarakat makin lama makin menurun, sehingga menciptakan suatu bentuk kebobrokan moral.
0
9.6K
99
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.