Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iskrimAvatar border
TS
iskrim
Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)
Jangan Jengah Menerima Cintaku
(Episode Catatan Dalam Kenangan)


Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)


Ketika pertamakali aku melihatmu, pagi itu, aku sudah tertegun dengan parasmu. Tinggi semampai, tubuh sintal, rambut terurai, kulit yang bersih terawat, serta senyum manisnya membuatku memandang semakin tak menentu.


Astaga, aku baru sadar kalau ternyata dirimu adalah tetangga baruku. Sebuah kesempatan emas setelah sekian lama aku menjomblo. Apakah ini jodohku? Apakah ini gadis yang selama ini aku idam-idamkan?


Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)


Di hari kedua, seperti biasa, pukul 7 pagi dirimu melintas di depan rumahku.
Pakaian yang kau kenakan begitu serasi dengan wajah manismu. Alamaak...! Tak terkedip mataku ini memandanginya.


"Woi, Bram, ngapain lo!."

"Itu, Bro" ku jawab sambil pandangan ini trus terpusat padanya.

"Jangan mimpi deh, lo!"

"Gwe gak mimpi, ini nyata, bro!" kataku tanpa melepas pandangan.

Di hari ketiga, ke empat, kelima, setiap pagi hariku selalu berusaha untuk bisa melihatnya. Tapi, aku masih belum berani menegurnya. Meski aku yakin kalau aku menegur dengan sopan pastinya dia akan menjawab.

Aah, terbayang bagaimana seandainya aku bisa bicara bercakap-cakap berdua di tempat yang indah.


Di hari kelima tepatnya hari Rabu waktu sudah menunjukkan pukul 8, sejak pukul 7.30 aku sudah menantinya duduk di bangku teras rumah, tapi kenapa belum keliatan juga, ya? Aku periksa lagi jam tanganku, jam dinding ruang tamu, tidak ada yang salah. Semua kompak menunjukkan pukul 8 tepat.

"Hm, kok tumben ya". Sambil masih berdiri di sisi pagar depan rumah aku tengok ke kanan dan ke kiri, sepi, cuma ada tukang sayur mang Sur sedang menata dagangannya. "Cari siapa mas?", "Eh, enggak..enggak kok mang" jawabku salah tingkah.


Tapi baru saja aku memutar balik badan dan berjalan sekitar 3 langkah tetiba ada yang memangil.
"Mas..". Sampai ke tiga kali barulah aku menengoknya.
"Astaga!" Serasa copot jantungku. Yang memanggilku ternyata sang gadis yang kunanti,
bagai mimpi dia sekarang ada di depanku, memanggilku di depan pagar rumahku!


Sebagai lelaki, aku awalnya sedikit menjaga image.
 "Ya, ada apa ya?"

"Mas, minta tolong bisa, kah?"

Aku geser pintu pagar rumah perlahan.

"Tolong apa yah?"

"Saya tadi beli cermin, tapi tidak bisa memasangnya,
bisa minta tolong pasangin mas?"

Duh, seperti disamber gledek rasanya.

"Saya tetangga baru, mas" katanya sambil senyum manis
dan menunjuk sebuah rumah kos bercat hijau.

"Oh, ya..ya sebentar" jawabku

"Saya ambilkan palu dan paku dulu"


Tak lama kamipun jalan berdua. Sungguh aku gemetar rasanya bisa berjalan bersama dengannya. Dengan rasa canggung aku coba untuk tetap tenang sambil melontarkan pertanyaan.


"Warga baru ya"

"Iya"

"Tinggal dengan siapa?"

"Saya sendiri, kok"

"Hm, kerja?"

"Iya"

"Kok hari ini nggak berangkat?"

"Inikan tanggal merah, mas"

"Oh, iya saya lupaa" kataku (duh sebuah pertanyaan yang konyol menurutku)

Tak lama kami sampai dirumah kosnya.

"Ini mas, sebelah sini"

"Oh, ok"

Dengan yakin akupun mulai memasang cerminnya

"Cukup?"

"Kurang miring ke kiri, yup, ok, mas!"

"Yakin?"

"Yakin" jawabnya


Lalu tanpa sengaja mataku menatap wajahnya melalui cermin yang jernih itu.
Begitu juga dengan dirinya.
Matanya begitu tajam namun lembut, senyumnya, bukan main.
Dia sadar dan mulai menunduk


"Sudah mas"

"Eh, iya"

Aku pun turun dari bangku pijakkanku tadi.

"Mau minum?"

"Nggak usah"

"Bener?"


Mendengar pertanyaan ini akupun berfikir ulang secepat kilat.
Ini kesempatan emas! Lalu aku.jawab;


"Ya, terserah aja deh"

"Sebentar, ya"


Tak lama si dia datang membawa nampan bersama sebuah minuman segar.


"Kok, belum duduk?"

"Eh, iya maaf ya" kataku

"Di minum mas"

"Terimakasih"

"Maafkan saya sebelumnya, belum kenal sudah merepotkan, saya Riska"

Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)


Astaga, dia sudah memperkenalkan diri,
padahal diriku masih meminum di tegukan terakhir, dan akibatnya.


"Uhuk..uhuk"

"Oh, maaf mas"

"Maaaf ya, mas.."

"Nggak apa-apa kok, haha"

Aku berusaha tetap tenang.


Si dia yang ternyata bernama Riska tersenyum sambil menyodorkan tangannya


"Riska"

"Bram", kataku mantap


Alamaaak kulit tangannya lembut sekali, kataku tak habis fikir.
Setelah itu kami berbincang-bincang kesana kemari.

Tertawa dalam keseruan seperti sudah lama tak bertemu teman lama.


Beberapa hari kemudian, seperti biasa pukul 7.30 aku sudah di teras depan rumahku.


"Mas,"

"Berangkat?"

"Iya"

"Tunggu sebentar, aku antar yah?"

"Kalau mas nggak keberatan" jawabnya

"Serius?"

"Terserah" katanya sambil tersenyum manis


Di hari-hari berikutnya kami semakin akrab. Hubungan kami pun semakin dekat.
Hingga tiba saatnya aku yakinkan diriku untuk mengutarakan isi hatiku padanya.


"Aku harus berani",

"Aku harus bisa!"

Kataku meyakinkan diri.

Dan diwaktu dan tempat yang paling berkesan akhirnya aku berani mengutarakan isi hatiku...


"Aku cinta kamu, aku sayang kamu, Riska"


"Maukah kamu menjadi pendampingku?"


.../hening sejenak.




Riska tidak menjawab, dia hanya tertunduk dan tersenyum.


"Kenapa, kok tidak menjawab?" Tanyaku.


"Nanti mas kecewa"

"Kok, kecewa?"

"Sebetulnya, sudah beberapa lelaki menyukaiku"

"Lalu"

"Pada akhirnya mereka mundur"

Wajah Riska kulihat sedikit sedih, semakin menunduk dia.

"Mereka tidak ingin terlalu jauh melanjutkan hubungan ini"

"Kenapa?" Tanyaku

"Aku menderika kanker tumor ganas mas, menurut dokter aku sudah di vonis mati"


Tak kuat menahan beban Riska menangis dihadapanku,
Menunduk semakin dalam.

Aku tak bisa berkata banyak.
Aku hanya berusaha menenangkannya dengan mengelus-elus rambutnya.


"Riska, Bram tahu bagaimana perasaanmu"

"Aku akan berusaha menerimamu apa adanya" lanjutku.

"Sungguh?"

"Dengan kesungguhan hati, cinta dan rasa sayangku padamu"


Riska kemudian memelukku sambil terus menangis

Sekali lagi aku hanya diam tak banyak berkata-kata

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00wib, saatnya aku mengantarnya pulang.
Tiba dirumahnya aku pun berpamit.


"Mas,"

"Ya"

"Eh, tidak jadi, mas"


Aku melihat tatapannya begitu dalam,
sarat dengan makna yang sepertinya banyak yang ingin dia ceritakan.


"Tidak apa-apa Riska, cerita saja, aku akan mendengar"

"Aku sungguh bahagia malam ini, ucapanmu tadi membuat hatiku tentram"

"Riska, aku sudah lama memendam perasaan ini,
setelah ku dapat cuti kerja minggu depan, aku akan coba melamarmu"

"Melamar? Terimakasih, mas"


Kamipun berpeluk erat dan aku segera pamit.


---------------


Esok paginya jam 7.30 pagi aku tak lagi menunggu di bangku teras rumahku.
Dandanan sudah rapi dan wangi, aku akan menjemput dan mengantarkannya berangkat kerja.
Tapi baru saja aku menutup pintu pagar rumahku dari jauh terlihat ada keramaian.


Tepatnya di rumah cat hijau.


"Itu kan kossan nya Riska!"


Aku segera berjalan cepat dan kemudian berlari mendekat.


"Riska tak tertolong mas"


"Kenapa, kenapa dia!", kataku kepada tetangga kosnya.


Seakan tak percaya, bagai disambar petir di siang terik aku melihat Riska
sudah dibalut kain putih, di dampingi keluarganya.


"Tumor ganasnya menyerang kembali" kata temannya


"Ada yang namanya Bram?"
Kata salah satu keluarganya.


"Ini ada surat untukmu"


Masih dalam kebingungan aku gemetar berusaha membaca isi surat tersebut.


"Mas Bram, terimakasih atas kepercayaan dan keyakinan mas Bram kepadaku. Walaupun pertemuan kita sangat singkat tapi sungguh dalam bagiku, mas Bram aku iklashkan sakitku ini untuk bertemu kepada sang Khalik, maafkan aku yang tak bisa mewujudkan impianmu selama ini. Tapi cinta dan sayangku padamu tak pernah padam. Akhirnya, aku bahagia ada lelaki yang bisa menerimaku apa adanya, dan baru mas Bram yang mengatakan ini padaku..."


 Innalillahi Wainna Ilaihi Raji'un.


Aku terdiam,

berdiri mematung,

kemudian lemas dan yang kuingat tiba-tiba pandanganku mulai-

meredup dan ... gelap.

Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)


Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)

emoticon-Hai
BACAAN KEREN ISKRIM LAINNYA NIH, GAN

[ HT# 209 ]

Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)
Berterimakasihlah Terhadap Sahabat Yang Pernah Menghianatimu!

Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)
Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)
guk

Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)
MAMPIR GAN, DI STUDIONYA ISKRIM  
Web Blog: iskrim.com  
Web WP: dulandroid.com
FB: Facebook/iskrim
Instagram: iskrimkaskus
Line: Iskrimkaskus

█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌║││█║▌││█
ISKRIM .com - BERITA JADI CERITA
Copyright © 2017 - 2018 www. iskrim. com | All Rights Reserved
Member of Thread Creator - KASKUS


Jangan Jengah Menerima Cintaku (Episode Catatan Dalam Kenangan)

sumur : iskrim | sotoshop : iskrim 
Diubah oleh iskrim 25-03-2018 17:43
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
5.3K
78
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.