GARDANASIONAL – Indonesia bersikeras membeli Sukhoi Su-35, jet tempur multiperan buatan Rusia, kendati terancam boikot AS. Sukhoi Su-35 akan akan menggantikan F-5 Tiger yang semakin uzur dan bakal menjadi besi tua

Berikut beberapa fakta yang perlu kita ketahui tentang Sukhoi Su-35, disebut-sebut dibuat Rusia untuk menandingi kedigdayaan F-16.



Prototipe Sukhoi Su-35 dibuat sepuluh tahun lalu, dan terbang perdana pada 19 April 2008. Sukhoi Su-35 adalah pesawat tempur multiperan supersonik generasi keempat, pengembangan pesawat satu kursi Su-27.



Dalam sejarah penerbangan, ada dua Su-35 berbeda. Perbedaan keduanya sangat jelas. Su-35 pertama dibuat awal 1990-an dan muncul dalam pameran dagang internasional. Namun Su-35 itu lebih dikenal dengan sebutan Su-27M.

Su-27M adalah upaya pertama Rusia untuk membuat pesawat tempur multiperan, dan bukan lagi sekadar pesawat pencegat. Pesawat ini diberi kemampuan mengendalikan senjata presisi tinggi, dengan dipasangi radar. Sistem kontrol senjata dan badan pesawat juga dimodifikasi, dengan menambahkan sayap canard.

Karena sejumlah alasan Su-27M tidak masuk produksi dan keluar menjadi Su-35. Sampai 2005 tidak ada niat Rusia membangun lagi pesawat ini, sampai akhirnya tahun 2008 pesawat Su-35 yang lain uji terbang di Bandara Ramensky di Gromov Flight Research Institute.

Semula bernama Su-35BM. Kementerian Pertahanan Rusia tertarik mengembangkannya, dan membuat versi baru dengan nama Su-35S. Yang kurang dari Su-35 adalah tidak adanya teknologi siluman dan APAR (Active Phase Array Radar).



Setahun setelah terbang perdana, Rusia memesan 48 Sukhoi Su-35. Kontrak habis 2015, dan Rusia memesan 70 pesawat lagi. Saat ini sekitar 70 Sukhoi Su-35 bertugas di Suriah.



Su-35 bermesin dua, dengan sayap yang bisa ditarik. Pesawat menggunakan mesin turbojet AL-41F1S dengan daya dorong selepas pembakaran (afterburner) masing-masing 14.500 kilogram force (kgf). Su-35 memiliki panjang 21,95 meter, lebar sayap 14,75 meter, dan tinggi, 5,92 meter.

Berat lepas landas maksimal 34.500 kilogram, dengan kecepatan maksimum 2.500 kilometer per jam (Mach 2,5). Jangkauan terbang 3.600 kilometer tanpa tangki tambahan, dan 4.500 kilometer dengan tanki bahan bakar eksternal.

Radar tempur dapat mendeteksi target sejauh 400 kilometer, dan melacak 30 target udara secara bersamaan. Awak hanya satu, yaitu pilot.

Masa tugas pesawat 6.000 jam, atau 30 tahun, dengan jangka waktu pengoperasian mesin empat ribu jam.



Su-35 mempunyai 12 kait (hardpoint) buat membawa rudal udara ke udara, rudal udara ke permukaan, banyak roket, dan bom udara berbagai kaliber. Berat maksimum senjata yang bisa digendong adalah delapan ton. Senjata lainnya adalah senapan mesin GSh-30-130mm dengan muatan amunisi 150 putaran.



Pada 19 November 2015, Rostec – perusahaan teknologi tinggi Rusia – mengumumkan telah meneken kontrak pengiriman 24 Su-35 ke China. Sebanyak 14 pesawat dikirim awal 2018.

Sergei Chemezov, CEO Rostec, mengatakan pada 20 Februari 2017 Uni Emirat Arab menandatangani letter of intent untuk membeli Su-35. Indonesia dikabarkan membeli 11.



Sumber di Rusia mengatakan, pada 26 April 2009 sebuah purwarupa Su-35 tergelincir dari landas pacu. Pilot menyelamatkan diri dengan kursi lontar. Tidak ada korban jiwa.