Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cyoga17Avatar border
TS
cyoga17
Mitos Mitos SBMPTN Yang Perlu Dihindari

Sekarang sedang jamannya pada masuk Perguruan Tinggi bagi siswa SMA maupun SMK. Salah satunya melalui jalur SBMPTN yaitu melalui seleksi bersama yang diadakan pemerintah. Waktu berjalan menuju dekatnya SBMPTN, seir

ing berjalannya waktu banyak “mitos” yang bersebaran di kalangan masyrakat. Ini nih,, jangan sampai ketipu yaaaa emoticon-Big Grin



Mitos 1: Passing grade adalah patokan skor untuk “lulus” SBMPTN.

[url=https://www.kaskus.co.id/forum/[removed]void(0);][/url]
Kenyataannya, nggak ada, tuh, yang namanya passing grade resmi.
Umumnya, passing grade merupakan perkiraan skor aman untuk bisa masuk suatu program studi di suatu universitas yang dibuat oleh bimbingan belajar. Misalnya, disebutkan di Forum Tentor Indonesia bahwa passing grade Pendidikan Dokter/Ilmu Kedokteran‍ Universitas Indonesia‍ tahun 2017 adalah 62.78%, sedangkan Pendidikan Dokter Universitas Gadjah Mada‍ 60.70%. Tapi, nggak pernah ada informasi resmi mengenai angka-angka tersebut. Bahkan UGM sempat terang-terangan menyebutkan bahwa pihak kampus tidak pernah mengeluarkan info passing grade.

Mitos 2: Ikutan Bimbel XXX aja, dijamin lolos SBMPTN!

Hoax! Duh, jangan percaya deh sam

a yang model begini. Apalagi kalau sampai meminta uang yang lebih besar dari biaya kuliah. Jangan sampai juga kamu terlibat hal-hal yang ilegal, kayak jual-beli soal/kunci jawaban atau pakai joki.
Belajar dari pengalaman kecurangan SBMPTN yang pernah terjadi, sempat ada kasus dimana siswa yang kedapatan curang dengan menyelundupkan hape ke ruang ujian untuk melihat bocoran jawaban yang dikirim via SMS. Si peserta yang curang pun langsung terciduk panitia!
Sekadar membawa hape ke kelas saat tes berlangsung (tanpa mencontek) aja udah termasuk pelanggaran. Walau kesannya sepele, tapi sekali melanggar aturan, akibatnya bisa fatal.

Mitos 3: Masukkan pilihan yang sama (prodi yang sama di universitas yang sama), supaya peluang masuknya makin besar.

Gaes, kamu memang diberikan kesempatan untuk mengisi 3 pilihan program studi. Kamu tentunya boleh memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin. Makanya, info di atas cuma mitos doang. Logikanya, mau kamu pilih Manajemen‍ Universitas Padjadjaran‍ di pilihan 1, 2, dan 3 sekaligus, kalau nilainya emang nggak cukup, ya nggak bakal masuk. Gitu.
 
Mitos 4: Jangan pilih program studi "top" di ketiga pilihan. Nanti susah tembus!

Nah, informasi di atas merupakan opini mengenai salah satu strategi menembus SBMPTN.
Seperti saran Profesor John Hermana, panitia SBMPTN 2017 sekaligus Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember, “Setiap tahun, biasanya ada d
[url=https://www.kaskus.co.id/forum/[removed]void(0);][/url]
ata mengenai program studi favorit, misalnya di Teknik adalah Teknik Informatika, kemudian Teknik Elektro, Teknik Mesin, dan Teknik Kimia. Jangan memilih yang program studi top di pilihan pertama dan kedua (juga ketiga), karena daya saingnya berat. Di sini saja (ITS) peluang masuk Teknik Informatika adalah 1:25. Sudah begitu, yang masuk pintar-pintar (skor relatif tinggi). Harus pakai strategi supaya bisa lolos SBMPTN. Misalnya, boleh, lah, memilih program studi top di pilihan pertama, namun pilihan selanjutnya yang lebih rendah.”
Ingat: itu hanya salah satu saran, dan strategi setiap orang bisa aja berbeda. Kamu bisa cek ketatnya persaingan di situs SBMPTN. FYI, panitia SBMPTN biasanya mengeluarkan 10 daftar program studi yang paling banyak dipilih peserta SBMPTN tiap tahun. Ada juga kampus yang merilis daftar program studi yang banyak dipilih di perguruan tinggi tersebut.

Mitos 5: Peluang lulus Paper Based Test (PBT) lebih besar ketimbang Computer Based Test (CBT)

Mitos, ah. Peluang lulus tetap seratus persen ditentukan oleh hasil ujian kamu, dan bukan dilihat dari media yang digunakan untuk menjawab soal.
FYI, di SBMPTN 2017 ada 776.163 peserta PBT, dan yang lulus 143.253 peserta (18.4 %). Sedangkan peserta CBT berjumlah 20,860, dan yang lulus 4,543 di antaranya (21.7%). Malah gedean presentasi kelulusan CBT, tuh.
Pastinya ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis tes. Diantaranya, PBT adalah metode klasik yang sudah sangat familiar bagi siswa. Dari zaman mama-papa, bude-pakde kamu ikutan Sipenmaru dan UMPTN (istilah lawas untuk SBMPTN), sistemnya memang PBT. Kekurangannya, PBT nggak praktis karena bikin tangan pegel karena sibuk berkutat dengan buletan dan pensil 2B. Apalagi

kalau udah semangat ’45 ngebuletin, eh ternyata salah nomor. Kudu dihapus, deh. Syedih!

Mitos 6: Peluang lolos IPC lebih besar dibandingkan kalau ikutan SBMPTN IPA saja atau IPS aja.

Nggak juga, tuh.
Intinya tiap peserta memiliki maksimal tiga pilihan prodi yang diinginkan, baik itu peserta IPA, IPS, dan IPC. Bedanya, yang ikutan IPC bisa pilih prodi rumpun Sosial Humaniora sekaligus Sains Teknologi.

Mitos 7: Untuk program studi di SBMPTN yang ada Ujian Keterampilan, nggak perlu repot persiapan ujian tulis.

Hoax banget banget banget. Seluruh peserta SBMPTN, termasuk yang menjalani Ujian Keterampilan (UK), wajib menjalani tes tulis. Tenang, pelaksanaan UK dan ujian tertulis beda hari, kok. Ujian tertulis berlangsung lebih dahulu secara serentak. Baru, deh, besok/lusanya dilangsungkan UK, sesuai jadwal kampus.

Mitos 8: Peserta SBMPTN bakalan susah menembus PTN yang ada di kota/daerah lain.

Setiap peserta bisa memilih PTN di luar

domisilinya dan punya kesempatan yang sama, asalkan sesuai persyaratan. Apa, tuh?
Begini: ‘kan tiap peserta diberikan tiga pilihan. Nah, setidaknya salah satu di antaranya adalah prodi di PTN yang kelompok wilayahya berada di area pelaksanaan ujian.

Mitos 9: Kalau udah lolos SNMPTN nggak bisa ikutan SBMPTN.

Nggak ada larangan, kok. Tapi, mau nggak mau kamu harus memilih salah satunya. Sebab pendaftaran ulang SNMPTN di masing-masing kampus (yang tidak bisa diwakili orang lain) diselenggarakan berbarengan dengan ujian SBMPTN.

Mitos 10:  Jika nggak lulus SBMPTN (dan juga SNMPTN), nggak ada kesempatan lain masuk PTN.

Masih ada Ujian Mandiri, meskipun nggak semua kampus memilikinya.
UM adalah jalur penerimaan yang diselenggarakan masing-masing PTN dengan kuota maksimal 30 persen. Proses seleksinya berlangsung sesuai dengan kebi

jakan kampus. Nah, ada beberapa kampus yang memakai NILAI SBMPTN untuk seleksi UM. Jadi kamu-kamu yang belum lolos di SBMPTN punya kesempatan di UM.

Jadi jangan tertipu dengan gosip yang tersebar disana sini gan, bisa biasa agan diboongin doang wkwkwkwkwk....
Percaya aja lah sama kemampuan agan sendiri. Orang lain aja

bisa berarti agan harus bisa.
Jangan biarin orang lain lebih sukses dari agan, tapi jangan lupa juga gunakan persaingan sehat yaa wkwkwk...emoticon-Maaf Agan

Sumber : https://www.youthmanual.com/post/dun...os-sbmptn-2018
 


1
2.1K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.